Menteri Riset & Teknologi Bambang Brodjonegoro (Foto: Liputan6.com)
Dream - Indonesia menargetkan masuk dalam lima produsen perikanan terbesar dunia pada 2025. Kolaborasi berupa inovasi dan dukungan teknologi akan menjadi pekerjaan besar untuk mewujudkan ambisi besar tersebut.
Upaya tersebut diharapkan didorong dengan mempererat kerja sama lintas sektor untuk melahirkan inovasi melalui Digifish 2020. Event tahunan yang digelar Minapoli dan Digifish Network ini sudah berlangsung selama tiga kali dan tahun ini dihelat pada 15-16 Desember 2020 lalu.
Menteri Riset & Teknologi dan Kepala Badan Riset & Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro dalam sambutannya pembukaan Digifish 2020 menyampaikan, Indonesia sudah membuat Visi Indonesia 2045 salah satunya adalah menjadi negara maju berpendapatan tinggi dengan produk domestik bruto terbesar ke-4 di dunia.
Saat ini Indonesia masih berada pada jebakan kelas menengah karena tetap mengandalkan sumber daya alam sebagai tulang punggung perekonomian. Aktivitas ekonomi Indonesia seharusnya sudah bisa didorong menjadi berbasis inovasi (innovation based economy).
Menurut Bambang, untuk menciptakan kondisi ekonomi berbasis inovasi perlu diciptakan iklim yang kondusif melibatkan sinergi triple helix uaitu akademisi, pemerintah dan pelaku industri.
Kemenristek/BRIN melaksanakan program riset yang memperhatikan pilar-pilar dalam kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan yang salah satunya adalah penguatan sumber daya manusia dan riset inovasi.
Dukungan yang diberikan di antaranya dengan melakukan pembinaan startup di bidang kelautan dan perikanan melalui program Startup Inovasi Indonesia. " Melalui program tersebut harapannya dapat tercipta kemandirian dan kemajuan Indonesia di bidang kelautan dan perikanan," jelas Bambang.
Sementara Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Safri Burhanuddin mengatakan Indonesia telah menargetkan masuk peringkat ke-5 besar negara perikanan pada 2025. Untuk mencapai target tersebut Indonesia harus menyelesaikan tantangan berupa upaya meningkatkan nilai tambah produksi perikanan melalui inovasi teknologi dan pemasaran yang bagus.
Startup digital perikanan, diakui Safri, memiliki peran besar untuk meningkatkan produksi dan pemasaran. Jumlah usaha rintisan perikanan yang tergabung dalam Digifish Network mencapai 32 startup dan diyakini bertambah pada 2021.
Berkembangnya usaha rintisan perikanan berbasis digital diharapkan mendorong inovasi teknologi untuk pemanfaatan sumber daya perikanan tangkap sesuai dengan kapasitas maksimum yang diperbolehkan (MSY), peningkatan produktivitas kelautan dan perikanan, pemanfaatan lahan budidaya perikanan secara optimal, serta integrasi tata ruang laut dan darat”. kata dia.
CEO eFishery Gibran Huzaifah yang menjadi perwakilan startup mengungkapkan usaha rintisan berbasis digital perlu terus berinovasi untuk menawarkan nilai tambah dan efisiensi produksi. Startup miliknya yang semula disediakan untuk teknologi pemberian pakan (autofeeder) kini sudah merambah menjadi penyedia akses pembiayaan, pakan, dan pasar.
Selama pandemi Covid, sejak Maret 2020 hingga kini, total sudah 850 ton ikan bisa berhasil diserap. Ikan ini dibeli langsung dari pembudidaya dan dikelola untuk dipasarkan.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo mengakui, pandemi Covid-19 sempat menyebabkan pemasaran produk perikanan ke hotel, restoran, dan kafe anjlok hingga 80 persen. Namun saat ini kondisi pemasaran produk ikan berangsur membaik menjadi sekitar 60 persen dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Sebaliknya, pasar ritel untuk konsumen akhir melalui supermarket dan e-commerce meningkat hingga 30 persen.
“ Persyaratan pasar ekspor semakin ketat, mencakup jaminan keamanan pangan, traceability, dan sustainability produk perikanan yang dipasok. Untuk bisa menerapkan itu, diperlukan integrasi informasi dengan memanfaatkan teknologi digital," kata Budhi.
Mengusung tema “ Accelerating The Impact of Innovation Ecosystem on the Fisheries Sector”, Digifish 2020 yang berlangsung virtual diikuti lebih dari 450 peserta. Tak hanya starup dan unsur pemerintah, event ini juga diikuti para pembudidaya ikan, petambak udang, pelaku inovasi, perguruan tinggi, NGO, asosiasi perikanan hingga media.
“ Tujuan dari diadakannya event Digifish yang sudah memasuki tahun ketiga ini adalah untuk terus mengakselerasi ekosistem inovasi digital agar semakin banyak inovasi, semakin banyak sinergi dan kolaborasi dari ekosistem ini yang berdampak positif dan signifikan bagi sektor kelautan dan perikanan”, ungkap Rully Setya Purnama, penyelenggara Digifish 2020 yang juga merupakan salah satu pendiri Digifish Network.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Clara Shinta Ungkap Rumah Tangganya di Ujung Tanduk, Akui Sulit Bertahan karena Komunikasi Buruk
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu