Dulu Dihina karena Resign dari Bank dan Pilih Jualan Cilok, Kini Jadi Bos Bakso Jabodetabek

Semula, keputusan Shata keluar dari bank syariah tidak mendapat respons baik dari orang-orang di sekelilingnya. Maklum, kehidupannya sebagai pegawai bank sudah bisa dibilang stabil.

Sehingga tidak heran, saat Shata mengutarakan niatnyua akan memulai bisnis cilok dan bakso, banyak orang meremehkannya.

" Awal saya direndahkan itu pada saat saya memutuskan resign dari kerjaan saya di perbankan. Begitu saya resign putuskan usaha cilok yang hujatan itu mulai datang bahkan dari saudara sendiri. Dia bilang 'Loh kok seorang sarjana mau sih jualan cilok.' Gitu," kenang Shata.

Dipandang sebelah mata, Shata tak mengendurkan semangat. Dia bahkan bertekad akan berusaha keras untuk membuat bisnisnya sukses.

Setelah kurang lebih enam tahun berjalan, Shata sudah memiliki sekitar 700 gerobak cilok dan bakso dengan brand miliknya yang tersebar di seluruh Jabodetabek.

Di awal usahanya, Shata hanya bisa menghabiskan dua kilogram adonan cilok dan bakso. Namun kini, setiap harinya rumah produksinya bisa menghabiskan sampai 600 kilogram adonan perhari.

" Awal itu kita dari dua kilo lalu naik ke 5 lima kilo lalu naik ke 16 kilo, naik lagi 30 kilo sampai sekarang alhamdulillah sudah lebih dari 450 kilo sehari. Bahkan kalau ada permintaan yang melonjak kita bisa sampai 600 kilo sehari," ungkapnya.

Tak lupa, Shata membagikan kunci suksesnya pada para pemula yang ingin merintis bisnis. Ia memiliki teori yang diberi nama " paksa."

" Artinya pray, attitude, knowledge, skill, dan action. Jadi tahapan-tahapan tersebut harus dimiliki seorang entrepreneur atau seorang pengusaha yang berkarakter," jelasnya.