Tak Diberi Subsidi, Dirut Pertamina Mengaku `Buntung` Jual Pertamax

Reporter : Alfi Salima Puteri
Senin, 12 September 2022 07:48
Tak Diberi Subsidi, Dirut Pertamina Mengaku `Buntung` Jual Pertamax
Alih-alih mendapatkan kompensasi dari pemerintah, Pertamina justru harus menanggung selisih harga tersebut.

Dream - Direktur Utama PT Pertamina Persero Tbk, Nicke Widyawati mengungkapkan kenaikan harga BBM Nonsubsidi jenis Pertamax tak lantas membuat perusahaan untung. Sebaliknya, Pertamina masih merugi dalam penjualan bahan bakar dengan oktan 92 itu.

Selain Pertalite dan Solar, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) lebi dari sepekan yang telah memutuskan menaikkan harga jual Pertamax Rp2.000 per liter. Dengan harga baru ini, Pertamina menjual Pertamax Rp 14.500 per liter.

Menurut Nicke, kerugian dari menjual harga Pertamax masih harus ditanggung Pertamina meskipun penetapan harga mengikuti harga jual minyak dunia (ICP). Selain pertalite dan solar, pemerintah juga masih ikut turun tangan mengatur harga BBM jenis pertamax.

Dengan masih adanya keterlibatan pemerintah, harga BBM Pertamax yang dijual ke masyarakat masih selalu di bawah nilai keekonomiannya. Alih-alih mendapatkan kompensasi dari pemerintah, Pertamina justru harus menanggung selisih harga tersebut.

" Khusus Pertamax ini selisihnya ditanggung Pertamina," kata Nicke dikutip dari laman Liputan6.com, Minggu, 11 September 2022.

1 dari 2 halaman

Nicke menjelaskan, dalam ketentuan, Pertamax sebenarnya masuk dalam kategori jenis bahan bakar umum (JBU) yang harganya fluktuatif dan disesuaikan dengan ICP. Namun sekarang pemerintah tetap ikut menetapkan harga penjualan Pertamax.

Dia menegaskan, dengan skema penetapan harga tersebut pihaknya tidak mendapatkan subsidi atau pun kompensasi dari pemerintah. " Tidak ada (kompensasi) itu beban Pertamina," ungkapnya.

Bukan tanpa alasan, penjualan Pertamax yang mengikuti harga keekonomiannya bisa mendorong masyarakat beralih menggunakan BBM subsidi seperti Pertalite. Artinya, bisa berdampak ke besarnya subsidi dan kompensasi yang dibayarkan pemerintah.

Apalagi berdasarkan data Pertamina, sekarang penjualan BBM subsidi mencapai 87 persen dari total penjualan.

" Kalau Pertamax disesuaikan dengan marketplace ini bakal banyak yang pindah ke Pertalite dan which is beban subsidinya makin naik," tutur Nicke.

2 dari 2 halaman

Dia mengakui kalau dilihat berdasarkan penjualan per produk, Pertamina rugi menjual Pertamax. Sehingga pihaknya melakukan subsidi silang dari bisnis lain untuk menutupi kerugian tersebut.

" Saat harga minyak naik, kita dapat windfall dari hulu dan ada beban di hilir. Makanya ini subsidi silang," kata dia.

Sebagai perusahaan milik negara, Pertamina kata Nicke harus bisa membantu pemerintah. Dalam hal ini menjaga daya beli masyarakat.

" Itu lah BUMN yang membedakannya, kita harus bantu daya beli masyarakat juga," kata dia.

Namun disisi lain juga harus menyehatkan APBN dan badan usaha. Keseimbangan yang dijaga ini membuat akhir tahun lalu Pertamina masih bisa meraup keuntungan.

" Makanya tahun lalu kita masih dapat keuntungan dan ini kita coba atur sedemikan rupa," pungkasnya.

Beri Komentar