Diakui `Tahan Banting`, Ekonomi Syariah Hadapi Kendala Literasi Masih Minim

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 5 Oktober 2020 18:34
Diakui `Tahan Banting`, Ekonomi Syariah Hadapi Kendala Literasi Masih Minim
Untuk itu, literasi keuangan diperlukan.

Dream – Sistem ekonomi syariah bisa menjadi salah satu solusi untuk memulihkan perekonomian nasional yang terdampak pandemi Covid-19. Ekonomi syariah memiliki sistem yang lebih stabil dan tahan banting, serta memegang prinsip berkelanjutan dan berkeadilan.

“ Sistem ekonomi syariah diharapkan bisa menjadi salah satu solusi karena telah membuktikan diri sebagai sistem ekonomi yang mampu bertahan dalam keadaan pandemi Covid-19,” kata Direktur Utama BRIsyariah, Ngatari, dalam “ Workshop Perbankan Syariah: Memacu Literasi Keuangan Syariah Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional”, Senin 5 Oktober 2020.

Meski terbukti ampuh, Ngatari mengatakan perbankan syariah masih menghadapi tantangan dari masih rendahanya pemahaman masyarakat terhadap ekonomi syariah. Dia mendorong kegiatan literasi ekonomi dan keuangan syariah dimaksimalkan. Tujuannya agar masyarakat bisa memahami kekuatan dan keuntungan sistem perekonomian ini.

“ Masih banyak ruang yang harus bersama-sama diisi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai ekonomi dan keuangan syariah,” kata dia.

1 dari 4 halaman

Perlu Inovasi?

Chief Investment Strategies&Direktur PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat, mengatakan upaya dari berbagai pihak diperlukan untuk meningkatkan literasi masyarakat. Terutama, berkaitan dengan pilihan instrumen investasi berbasis syariah. Pilihan instrumen investasi yang beragam bisa mendorong masyarakat agar berinvestasi, terutama generasi milenial.

“ Masih banyak masyarakat yang bertanya soal halal-haram,” kata Budi.

Dia menyarankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat terobosan untuk menggenjot angka literasi keuangan syariah.

“ Mungkin ke depannya OJK, BEI, atau dewan syariah bisa menyarankan masjid-masjid untuk mencontohkan di sukuk dan instrumen syariah lainnya,” kata dia. 

2 dari 4 halaman

Sri Mulyani Puji Ketangguhan Ekonomi Syariah Bantu Pemulihan Ekonomi RI

Dream - Sri Mulyani Indrawati meyakini ekonomi Islam dapat berperan dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sedang digalakkan pemerintah. Keyakinan itu muncul karena ekonomi syariah sarat nilai solidaritas, adil, kolaborasi, dan kesetaraan.

Menurut Sri Mulyani yang berbicara dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), instrumen ekonomi Islam seperti zakat, infaq, dan wakaf memiliki peran penting terutama ketika pandemi Covid-19 karena memperkuat solidaritas sosial dan membantu masyarakat yang membutuhkan.

 

 

" Itu semua yang pokok, bahkan lebih penting dan menjadi lebih relevan ketika menghadapi Covid-19 karena pandemi ini tidak hanya ditangani satu pihak, pemerintah saja," kata Sri Mulyani dalam webinar internasional Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Jakarta, baru-baru ini.

Sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani memastikan pemerintah bukan satu-satunya pelaku utama dalam upaya pemulihan ekonomi Indonesia. Dibutuhkan partisipasi masyarakat dalam membantu serta mendukung masyarakat miskin.

 

3 dari 4 halaman

Secara khusus, Sri Mulyani menambahkan pandemik Covid-19 diharapkan menjadi momentum ekonomi Islam mengambil peran salah satunya di industri farmasi untuk menerapkan aspek halal untuk vaksin.

Dalam hal makanan halal, pemerintah juga memberikan kesempatan kepada industri mengembangkan produk dengan gaya hidup sehat.

Di industri finansial, lanjut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia, sistem perbankan syariah memiliki daya tahan selama krisis virus corona karena sistem ini mengadopsi dan melaksanakan nilai-nilai yang adil dan transparan yang diharapkan konsisten diimplementasikan.

 

4 dari 4 halaman

Dalam mendukung pembiayaan, pemerintah juga menerbitkan instrumen berbasis syariah yakni sukuk yang banyak diminati investor dalam dan luar negeri.

Menkeu menyebut diversifikasi instrumen pembiayaan yang berdasarkan hukum syariah dilakukan pemerintah untuk pembiayaan kreatif seperti pembangunan universitas Islam di Tanah Air yang bersumber dari sukuk.

Pemerintah, lanjut dia, juga mendukung diversifikasi zakat, wakaf, infaq, fai, dan jizyah sebagai pembiayaan alternatif yang berbasis solidaritas sosial juga sekaligus menjadi instrumen yang efektif dalam menangani dampak Covid-19 terutama yang memengaruhi ekonomi.

(Sah, Sumber: Merdeka.com)

 

Beri Komentar