Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total yang akan diberlakukan di DKI Jakarta membuat para pencukur memilih mudik ke kampung halaman. Setidaknya akan ada 1000 pemilik bisnis cukur akan pulang ke Garut.
Ketua Persaudaraan Pemangkas Rambut Garut (PPRG), Irawan mengatakan ribuan pemangkas rambut Asgar itu memperkirakan jumlah pelanggan akan berkurang saat PSBB kembali resmi berlaku.
" Saya sedih sih melihat kejadian PSBB diulang kembali. Saya sendiri yakini lebih dari 1.000 orang Asgar di Jakarta akan mudik ke kampung. Karena kan pelanggan berkurang saat PSBB," jelas Irawan dikutip Dream dari Merdeka.com, Jumat, 11 September 2020.
Menurut Irawan, PSBB merupakan momok bagi pelaku usaha pangkas rambut. Penghasilan mereka biasa akan tergerus karean roda bisnis bergantung sepenuhnya pada kedatangan pelanggan di salon mereka.
" Secara pribadi dan mewakili komunitas sebenarnya takut juga saat PSBB ini. Pendapatan kita kan bergantung dari pelanggan yang datang," tegasnya.

Belajar dari pengalaman PSBB sebelumnya, jumlah pelanggan yang menggunakan jasa mereka berkurang sampai lebih dari 90 persen. Kondisi inilahyang membuat para pemilik keterangan jasa cukur ini memilih untuk kembali ke kampung halaman.
" Karena PSBB buat orang lebih memilih di rumah. Mungkin takut juga keluar kan. Jadi, kemarin pelanggan kita ilang sampai 90 persen lebih, " paparnya.
Dengan pulang kampung, para tukang cukur Asgar ini berharap bisa mengurangi beban biaya hidup yang selam ini harus mereka keluarkan selama tinggal di ibu kota.
" Itung-itung meringankan beban biaya hidup kita di Jakarta yang mahal," ujar Irawan.
Dream - Pengelola rumah makan Warteg (Warung Tegal) mengaku khawatir penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total di Jakarta akan kembali memukul pendapatan mereka. Pada PSBB pertama lalu, penghasilan Warteg anjlok sampai 90 persen.
Ketua Koordinator Komunitas Warung Tegal Nusantara, Mukroni mengatakan sumber pendapatan usaha Warteg selama ini masih didominasi oleh pelanggan yang makan di tempat. Sementara sumbangsih dari layanan pemesanan Warteg hanya bisa mencapai 10 persen dari total pendapatannya.
Seperti diketahui, PSBB Total yang akan diberlakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membatasi aktivitas pemilik usaha restoran. Meski diperbolehkan tetap beroperasi, pelaku usaha kuliner ini akan dilarang menerima tamu yang makan di tempat.
Pada penerapan PSBB I dan transisi lalu, Murkoni melaporkan pendapatan para pemilik Warteg berkurang sampai 90 persen. Kondisi ini terjadi karena tidak ada aktivitas di masyarakat.
Kondisi ini diperkirakan akan kembali terjadi jika DKI Jakarta menerapkan lagi ketentuan PSBB Total seperti pada periode sebelumnya.
" Kalau hanya melayani makan bukan di tempat paling cuma 10 persen pendapatan kita," kata dia mengutip laman Merdeka.com
Menghadapi kekkhawatiran tersebut, Mukroni berharap pelaksanaan PSBB kali ini akan dilakukan dengan tata laksana yang lebih baik. Dia juga mengharap bisa mendapat bantuan langsung tunai atau keringanan biaya dari usaha yang dijalani.
Merujuk pada pengalaman PSBB Jakarta lalu, para pengusaha Warteg umumnya mencari solusi sendiri menghadapi dampak kebijakan tersebut.
" Intinya jangan sampai kita dibiarkan mencari solusi sendiri. Seperti PSBB yang sebelumnya. Kita dibiarkan bergerak kesana kemari untuk menyelamatkan usaha warteg," ungkapnya.
Meski khawatir, Mukrono menegaskan turut mendukung keputusan Pemprov DKI Jakarta yang kembali memberlakukan PSBB Total. Dia menyadari jika wabah Covid-19 telah menyebar luas dan berbahaya bagi kesehatan warga ibu kota.
Advertisement
Jusuf Kalla Ngamuk Lahan 16 Hektare di Makassar `Diserobot` Mafia Tanah

Pria Ini Lagi Cari Cinta Pertamanya, Mau Bayar Hutang 24 Tahun Lalu

Kulonuwun Yogyakarta, Ayo Ikutan Community (Y2C) Got Talent 2025! Biar Bisa Menangin Motor Yamaha!

Hotel Super Tipis Ada di Salatiga, Tawarkan Pemandangan Memanjakan Mata

Komunitas Pengusaha Tangan di Atas, Aktif Eksplorasi Bisnis Basis Teknologi


Viral Selebgram Repacking Air Zamzam Dijual Rp1,75 Juta, Endingnya Tak Terduga


KREKI, Komunitas Relawan yang Selalu Siaga Saat Darurat Kesehatan

Finalis Miss Universe dari Meksiko Walk Out Setelah Disebut `Bodoh`, Ini kronologinya

Pop-Up Cantik yang Hadirkan Pengalaman Premium di Tengah Kota Jakarta

Dukungan Alami untuk Ginjal Sehat Lewat Inovasi Herbal Modern

Jusuf Kalla Ngamuk Lahan 16 Hektare di Makassar `Diserobot` Mafia Tanah