Presiden Jokowi Saat Presentasi Di Forum APEC, Beijing, Tiongkok
Dream - Sebanyak 35 perusahaan asal Amerika Serikat tertarik untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Diperkirakan total investasi ke-35 perusahaan itu mencapai US$ 61 miliar atau sekitar Rp 700 triliun dalam lima tahun ke depan. Sejak tahun 2004 hingga 2012 ke-35 perusahaan ini telah menginvestasikan dananya dengantotal US$ 65 miliar.
Hal ini terungkap dari survei yang dilakukan Paramadina Public Policy Institute, the American Chamber of Commerce in Indonesia (AmCham Indonesia), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dan Kamar Dagang Indonesia dan Industri (Kadin Indonesia) yang dikutip dari
indonesia-investments.com, Jumat, 14 November 2014.
Dalam survei tersebut, ada empat tantangan utama yang dihadapi calon investor dalam menanamkan investasinya di Indonesia, yaitu kurangnya konsultasi publik, sulitnya pembebasan lahan untuk proyek infrastruktur, naiknya upah minimum, dan sulitnya proses perizinan.
Untuk itu, dalam survei tersebut diberikan rekomendasi guna meningkatkan nilai investasi di Indonesia. Beberapa rekomendasi yaitu peningkatan komunikasi antara pemerintah dengan pemangku kepentingan bisnis, komitmen pemerintah untuk menghormati kontrak yang telah disepakati, menegakkan kepastian hukum, dan mempercepat prosedur perizinan.
Direktur Pelaksana AmCham Indonesia, Andrew White, optimistis dengan kabinet baru Indonesia yang akan lebih terbuka terhadap investor asing. Menurut White, beberapa perusahaan yang tertarik kembali menanamkan investasinya di Indonesia antara lain bergerak di bidang teknologi informasi, barang konsumsi, kesehatan, pertanian, dan keuanagan.
Untuk sektor minyak dan gas diperkirakan investasi yang akan ditanamkan sebesar US$ 10 miliar, kesehatan US$ 30 miliar, pertanian, barang konsumsi, keuangan, dan teknoloigi informasi sebesar US$ 30 miliar. Namun, jika pemerintah mampu memperbaiki iklim investasi, maka diperkirakan jumlah tersebut akan meningkat.
Sementara itu, Wakil Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) Himawan Hariyoga mengatakan Indonesia membutuhkan investasi yang mampu meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan infrastruktur, mengembangkan industri kecil menengah dan ramah lingkungan, serta mengurangi kesenjangan antara wilayah barat dan timur Indonesia.
Investasi asing ini diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan guna mencapai target pertumbuhan pemerintahan Joko Widodo yaitu 7%. Sejak 2011, tren pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat, dan pada kuartal III tahun 2014, pertumbuhan ini justru mengalami realisasi terendah dalam 5 tahun terakhir.
Untuk meningkatkan investasi ini, Joko Widodo telah menyampaikan beberapa langkah seperti memperbaiki prosedur perizinan sehingga bisa lebih cepat dan menyelesaikan hambatan dalam pembangunan, seperti korupsi, minimnya kuantitas dan kualitas infrastruktur, pemerintahan dan birokrasi yang lemah. (Ism)
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu