Pendiri Dan CEO Pivotal Labs, Rob Mee. (Foto: BBC)
Dream – Perusahaan biasanya menerapkan jam masuk kantor pada pukul 09.00. Jika datang lebih satu menit, karyawan dianggap terlambat hadir.
Namun, jam kerja tersebut tidak berlaku bagi suatu perusahaan layanan pengembangan pada platform open source, Pivotal Labs.
Dilansir dari BBC, Selas 22 November 2016, perusahaan ini menerapkan jam kerja yang cukup unik. Karyawannya diharuskan masuk kerja tepat waktu pukul 09.06 dan pulang kantor pukul 18.00. Karyawannya juga dilarang pulang kantor larut malam.
Selain itu, Pivotal juga menyediakan sarapan gratis bagi karyawannya sebelum jam kerja dimulai pukul 09.06.
Unik ya, tapi apa sih alasannya?
Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Pivotal, Rob Mee, mengatakan alasannya sederhana. Jam kerja pukul 09.00 ini membangun dampak psikologis bagi karyawan. Mee akan berpikir akan terlambat jika jarum jam menunjukkan pukul 09.00.
Awalnya, perusahaan ingin membuat jam kerja pada pukul 09.05, tapi urung karena dirasa kurang menantang.
“ Programmers tidak suka bersikap terlalu optimis. Jadi, kami buat pukul 09.06, lalu itu menjadi hal yang sangat mengasyikkan,” kata dia.
Kemudian, perusahaan ini memberikan sarapan gratis bagi mereka sebelum pukul 09.06. Mee mengatakan karyawan tidak bisa konsentrasi jika tidak sarapan. Pada pukul 11.00, mereka akan kelaparan dan berhenti untuk mencari makanan. Ini yang membuat siang hari menjadi sangat lama.
“ Ini menjadi tidak efisien. Jadi, kami menyediakan sarapan bagi setiap orang,” kata dia.
Lalu, bagaimana dengan pulang kerja tepat waktu?
Mee mengatakan karyawan harus berhenti kerja pulang kantor dan pulang tepat waktu. Karyawan Pivotal pun dilarang untuk lembur hingga malam hari. Mee ingin karyawannya punya waktu yang cukup untuk beristirahat.
“ Seorang programmer bukanlah programmer yang baik jika mereka terlalu lelah. Jadi, kami tidak mau mereka bekerja hingga larut malam,” kata dia.
Sekadar informasi, Pivotal punya 20 kantor cabang di seluruh dunia. Perusahaan yang bernilai US$2,8 miliar atau Rp37,42 triliun ini memiliki investor dari beberapa perusahaan, yaitu Dell, Microsoft, General Electric, dan Ford. Perusahaan ini melatih karyawannya untuk menjadi programmer yang lebih baik.(Sah)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR