Alasan Banyak PNS Gadai SK Untuk Kredit Rumah (Ilustrasi/Shutterstock)
Dream - Pegawai Negeri Sipil (PNS) sedang menjadi sorotan akibat banyak yang terjerat utang dan kredit. Bahkan sejumlah PNS terpaksa menggadaikan Surat Keputusan (SK) pengangkatan ke perbankan ataupun instansi gadai.
Seorang PNS di bidang penegakan hukum, Sahil Ahmad, mengungkap tidak semua abdi negara mendapat penghasilan besar. Hanya PNS di DKI Jakarta yang memiliki penghasilan besar, seiring besarnya nilai APBD.
“ PNS Pusat dan Daerah (Pemda) berbeda, apalagi DKI paling tinggi gaji ASN-nya efek APBD-nya memang tinggi," ujar Sahil dikutip dari Merdeka.com, Jumat 27 Januari 2023.
Hal tersebut berbanding terbalik dari pandangan masyarakat yang kerap memandang PNS bergaji tinggi dan mapan.
Sahil menceritakan kantornya pernah dikunjungi bank yang menawarkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Menurutnya, status sebagai PNS kerap dianggap objek paling ‘bonafide’ bagi perbankan untuk mempromosikan KPR.
Tawaran KPR tersebut disambut positif teman-teman Sahil sesama PNS. Sebab pihak bank menawarkan opsi yang membolehkan SK PNS dijadikan sebagai jaminan.
" Banyak (menjadikan SK sebagai jaminan)," ucapnya.
Sahil pun memandang, menjaminkan SK untuk mengajukan kredit menjadi kebutuhan yang sulit dihindari oleh seorang PNS. Apalagi di tengah himpitan kebutuhan dan ketatnya aturan terhadap gratifikasi, membuat PNS memilih untuk ‘menyekolahkan’ SK untuk mendapatkan dana segar.
" Karena buat cepat dana segar dengan sekolahin SK. Kalau pakai uang gaji, pasti habis enggak bisa nabung," pungkasnya.
Di sisi lain, menurut penasihat keuangan Philip Mulyana, PNS yang berani berutang dianggap wajar. Karena PNS telah memiliki pendapatan tetap yang rutin setiap bulannya.
" (Para ASN berani berutang) karena merasa aman, mereka yakin akhir bulan gajian," ujar Philip.
Namun Philip mengatakan ada hal yang dilupakan PNS dan masyarakat pada umumnya yakni jumlah tanggungan yang wajib ditunaikan. Seseorang akan memiliki masalah keuangan jika memiliki banyak tanggungan.
Ilustrasinya seperti seorang ayah memiliki tanggung jawab untuk menafkahi keluarga kecilnya, orang tuanya yang sudah pensiun, dan adiknya yang masih kuliah.
" Dan dengan pendapatan yang belum cukup, dia terpaksa harus berutang untuk menafkahi semua tanggung jawabnya," kata Philip.
Dream – Gaya hidup yang tidak terkendali disebut menjadi sebab banyak apparatus sipil negara (ASN) atau PNS terjerat pinjaman kredit. Tidak sedikit PNS yang melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang segar demi memenuhi gaya hidup, salah satunya dengan meminjam kredit.
“ Gaya hidup yang tidak terkendali menjadi tren bagi PNS untuk menggadaikan SK (Surat Keputusan) ke lembaga keuangan demi menutup pengeluaran bulanan yang terlalu tinggi,” kata Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, dikutip dari merdeka.com, Kamis 26 Januari 2023.
Menurut Bhima, masyarakat menganggap PNS sebagai profesi yang mapan. Anggapan itu pula yang melatarbelakangi para PNS terbawa gaya hidup mapan. “ Jadi, ketika ada PNS handphone-nya biasa, motornya sederhana, rumahnya kontrak, itu dianggap aneh di mata masyarakat kita,” papar Bhima.
Tak Cuma gaya hidup, kata Bhima, pengelolaan keuangan yang buruk juga mendorong PNS terjerembab pada lilitan utang, khususnya kredit konsumtif. “ Padahal kredit konsumtif pasti bunga nya tinggi, dan tidak bisa diandalkan untuk tambah pendapatan dalam jangka panjang. Harusnya kalau kredit ya modal usaha,” ucap Bhima.
Sebelumnya, Menteri PANRB, Abdullah Azwar Anas, menyayangkan sikap beberapa PNS yang gampang terjerat pinjaman kredit. Kondisi itu menimbulkan perilaku konsumtif yang membuatnya seolah tidak puas dengan pendapatan yang diterima.
“ Jadi sebenarnya kalau konsep cukup ya cukup. Kurang karena banyak kreditan. Memang lembaga kredit ini meracuni kita, gagal lewat kita lewat istri kita, gagal lewat istri kita lewat HP anak kita. Sehingga kita termasuk negara yang sangat konsumtif. Yang tidak perlu, dibelanjakan, yang tidak produktif, dibelikan,” kata Anas dalam Closing Ceremony ASN Culture Fest 2023 di The Westin Jakarta, Rabu kemarin.
Anas berharap para PNS bisa menahan hawa nafsu konsumtifnya dan lebih fokus pada peningkatan kinerja. Terlebih dunia tengah dirudung ketidakpastian ekonomi tahun ini.
“ APBD terbatas, APBN terbatas, PAD (pendapatan asli daerah) terbatas. Ini di 2023 belum tentu PAD kita bertambah, karena dinamika ekonomi kita terus naik turun. Ini sekali lagi ingin saya ingatkan, kita musti bersyukur bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, ASN masih punya kepastian pendapatan,” pungkas Anas.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib