Dream - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kini berubah menjadi Islamic State (IS) berencana memperkenalkan mata uang sendiri dalam upaya memperkuat kontrol atas wilayah yang dinyatakan sebagai 'kekhalifahan'.
IS dilaporkan ingin mengembalikan dinar sebagai alat tukar. Rencanan itu kabarnya diumumkan pemimpin militan di masjid-masjid di kota-kota Irak seperti Mosul dan Nineveh.
Dinar dulu digunakan di seluruh Jazirah Arab pada awal-awal Islam sekitar tahun 634 SM. Sebuah laporan menyebutkan, pemimpin ISIS berencana untuk memperkenalkan kembali uang emas dan koin perak tersebut di daerah yang dikuasainya.
Kelompok militan yang dituduh melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan oleh berbagai organisasi dunia termasuk PBB itu, berencana untuk memperkenalkan mata uang tersebut dalam beberapa minggu ke depan.
Mata uang baru IS ini direncanakan menggantikan Liras dan dinar reguler dengan dinar emas dan dirham perak seperti dikutip Dream.co.id dari laman Alarabiya, Jumat, 14 November 2014.
Laporan muncul pada bulan Oktober menunjukkan bahwa ISIS memiliki pendapatan harian sebesar US$1 juta dari penjualan minyak di pasar gelap.
Kelompok ini juga mendapat beberapa juta sebulan dari para donor yang kaya raya. Mereka juga melakukan kegiatan kriminal seperti merampok bank di kota-kota yang telah mereka kuasai, kata David Cohen, kepala Departemen Keuangan Inggris.