Kurs Rupiah Diproyeksikan Makin Rontok

Reporter : Ramdania
Senin, 3 Agustus 2015 15:01
Kurs Rupiah Diproyeksikan Makin Rontok
Kondisi perekonomian Tiongkok dan AS tekan rupiah.

Dream - Laju Rupiah di awal pekan ini mengalami pelemahan hingga ke Rp 13.500 per dolar Amerika Serikat. Hal ini terkait dengan perekonomian Tiongkok yang menyebabkan penguatan dolar AS.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada menilai pelemahan ini penyebabnya masih sama yaitu dampak terkena sentimen pelemahan tidak langsung dari harga-harga komoditas. Maraknya pemberitaan mengenai ekonomi Tiongkok yang berpotensi terkoreksi di Kuartal II-2015 mendorong harga-harga komoditas terus melemah.

Pelemahan ini tentu saja dimanfaatkan mata uang dolar AS untuk berbalik menguat. Akibatnya sejumlah mata uang Asia pun tergilas dengan penguatan US$ termasuk Rupiah.

" Pelemahan pada mata uang Asia, terutama Yuan yang berimbas pada Won, Yen, dan lainnya seiring dengan perkiraan akan melambatnya perekonomian memberikan imbas negatif pada Rupiah," ujarnya seperti dikutip dari riset harian NH Korindo Securities, Senin 3 Agustus 2015.

Menurut Reza, pelaku pasar melihat kemungkinan The Fed menaikan suku bunganya di September masih belum jelas seiring belum sepenuhnya membaik kondisi ekonomi AS. Tidak hanya itu, lelang Sukuk yang cukup banyak diminati turut memberikan sentimen positif pada Rupiah.

" Kondisi penguatan Rupiah ini mampu melampaui kekhawatiran kami akan masih berlanjutnya pelemahan," ungkapnya.

Reza menambahkan belum adanya sentimen positif terhadap Rupiah membuat pergerakannya cenderung masih bertahan di zona merah. Pelaku pasar pun enggan mentransaksikan Rupiah sehingga lajunya cenderung kian tertekan.

Laju Rupiah, lanjutnya, terus bergerak ke bawah dan mendekati target support Rp. 13.550. KUrs tengah Bank Indonesia selama ini berkisar Rp 13.565-13.505.

" Masih tetap positifnya pandangan The Fed terhadap perekonomian AS yang sedang berjalan menuju pemulihannya memberikan peluang bagi The Fed untuk dapat menaikan suku bunganya pada September. Tentu saja kondisi ini akan direspon positif oleh US$ dan Rupiah pun kembali tergilas," tandasnya.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More