Berawal Kekecewaan, Wanita Ini Sukses Bisnis Mukena Eksklusif

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 8 Februari 2018 15:24
Berawal Kekecewaan, Wanita Ini Sukses Bisnis Mukena Eksklusif
Awalnya, dia sempat kesulitan menjual mukena 'Siti Khadijah'.

Dream – Di dunia fashion Muslim, nama 'Siti Khadijah' sudah tidak asing lagi. Brand asal Malaysia ini memiliki citra yang kuat pada produk mukena eksklusif.

'Siti Khadijah' didirikan oleh Padzilah Enda Sulaiman pada 2009 lalu. Bisnis mukena dia geluti lantaran sering merasa kecewa saat membeli pakaian khusus sholat bagi wanita itu.

“ Sebelum ini, saya selalu membeli mukena, terutama di bagian muka karena tidak rapi dan tidak membentuk,” kata Padzilah, dikutip dari Sinar Harian, Kamis 8 Februari 2018.

Sehingga, Padzilah terpaksa memperbaiki mukena yang baru saja dibeli. Karena terlalu sering merasa kecewa dan mendapat dorongan dari temannya, wanita ini mencetuskan bisnis mukena.

“ Seorang teman menasihati saya agar membuat mukena karena bisnis jilbab sudah ramai,” kata Padzilah.

Dia pun memutuskan memproduksi mukena eksklusif. Awalnya menggunakan jasa beberapa penjahit, lalu dia jahit sendiri mukenanya.

Mukena yang diproduksi berbeda dengan mukena yang lain. Dia membuat anak rambut rapi dan tidak keluar. Sementara bahan dipakai adalah kain jenis Jupiter alexander, yang berciri tidak jarang (benangnya), ringan, dan lembut.

“ Mukena sepasang yang didatangkan bersama kain ini mudah dibawa ke mana-mana karena materialnya ringan dan bisa dilipat kecil. Mukena ini tidak lecek,” kata dia.

Tak hanya mukena, Padzilah mengatakan, brand Siti Khadijah ini juga memiliki koleksi baju kurung dan fesyen pria. Kini, usaha yang dirintis wanita itu berkembang pesat.

Alhamdulillah, produk kami diterima baik oleh masyarakat. Kini, Siti Khadijah sudah menembus pasar ASEAN, terutama di Indonesia,” kata dia.

Padzilah mengatakan, bisnis yang dirintisnya tidaklah mudah. Awalnya, dia sempat kesulitan menjual mukena 'Siti Khadijah'.

Sebabnya, Satu mukena dijual dengan harga 200 ringgit, sekitar hampir Rp700 ribu. Sementara masyarakat lebih banyak membeli mukena seharga 60 ringgit atau sekitar Rp200 ribu.

“ Hendak mengubah paradigma ini agak susah juga,” kata dia.

Meski begitu, Padzilah tak mau berpatah arang. Dia menyasar perusahaan travel agen untuk menjual mukena ini, namun tetap sulit. “ Dengan harga 200 ringgit, jadi tak diterima,” kata dia.

Padzilah mengatakan produknya mulai dikenal masyarakat setelah ada artikel yang menulis bisnisnya. Di artikel itu, tertulis 'Siti Khadijah' terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi dan menggunakan teknologi Jepang.

“ Akhirnya mulai mendapatkan permintaan masyarakat setelah mereka mengetahuinya,” kata dia.

Tak hanya itu, mukena 'Siti Khadijah' juga ditiru oleh produsen mukena terbesar. Karena ditiru 100 persen dan perusahaan ini tidak merasa meniru, Padzilah menggugatnya.

“ Kami bawa kasus ini pengadilan dan kami menang,” kata dia.

Beri Komentar