Dana Pensiun Digunakan Persiapan Hari Tua. (Foto: Shutterstock)
Dream - Sebuah riset membuktikan kepribadian seseorang berpengaruh terhadap kecepatan mereka menarik uang pensiun. Khusus dalam hal yang satu ini, kamu yang punya pribadi tertutup (ekstrovert) dan percaya diri cenderung akan cepat mencairkan uang pensiun. p
Tak hanya itu, riset Texas Tech University menyebutkan para pembelanja cepat cenderung orang yang berpikiran terbuka, santai, serta orang-orang yang cemas dan gelisah.
“ Sedikit yang diketahui tentang apa yang memovitasi para pensiunan untuk menarik uang dari portofolio investasi mereka,” kata pemimpin studi, Sarah Asebedo, dikutip dari studyfinds, Selasa 17 Desember 2019.
Kajian yang terbit di jurnal online Psychology and Aging ini menggunakan data dari Studi Kesehatan dan Pensiun pada 2012 dan 2014. Para peneliti mengevaluasi data kepribadian dan psikologi lebih dari 3.600 orang yang berusia 50 tahun lebih dengan rata-rata usia 70 tahun.
Objek yang diteliti dipersempit menjadi kelompok peserta yang telah mencairkan tabungan hari tua dan uang pensiun mereka.
Dari kedua data tersebut, peneliti memasangkan informasi kepribadian dengan kewajiban pajak setiap peserta untuk melacak penarikan dari rekening pensiun individu.
Peserta diberi skor pada lima ciri kepribadian besar yaitu keterbukaan terhadap pengalaman, kesadaran, ekstroversi, kesesuaian dan neurotisme.
Para peneliti juga mempertimbangkan informasi tentang tingkat kontrol yang dirasakan partisipan atas situasi keuangan mereka dan seberapa sering mereka mengalami berbagai emosi positif dan negatif selama 30 hari sebelumnya.
" Kami menemukan bahwa mereka yang memiliki kesadaran, ekstroversi, emosi positif, dan perasaan kontrol yang lebih besar atas keuangan mereka menarik diri dari portofolio pensiun mereka pada tingkat yang lebih rendah daripada mereka yang memiliki keterbukaan, kesesuaian, neurotisme, dan emosi negatif yang lebih besar," kata Sarah.
Penulis studi mengatakan temuan mereka menunjukkan bahwa profesional keuangan perlu memasukkan ciri-ciri kepribadian sebagai bagian dari strategi perencanaan pensiun secara keseluruhan.
Mereka berharap perencana keuangan akan menggunakan informasi dalam penelitian ini untuk membuat rencana pengeluaran pensiun yang lebih dekat dengan kepribadian klien mereka.(Sah)
Dream – Selain masalah emosi dan finansial, ada baiknya kamu mempertimbangkan sejumlah hal sebelum memutuskan pensiun dini. Menurut studi, ternyata pensiun dini bisa mempercepat laju penurunan kognitif yang biasa terjadi pada orang tua.
Dikutip dari studyfinds.org, Minggu 3 November 2019, kajian ini diterbitkan di jurnal ilmia “ IZA Institute of Labor Economics”. Kajian tersebut dilakukan oleh para peneliti di Binghamton University, New York, Amerika Serikat.
Tim peneliti menganalisis skema pensiun New Rural Pension Scheme (NRPS) di China. Analisis ini bertujuan untuk menyelidiki efek pensiun dini dan manfaatnya terhadap kognitif orang dewasa di atas 60 tahun.
Referensi yang digunakan adalah survei yang dilakukan oleh CHARL—sebuah survei nasional representatif dari populasi Tiongkok yang berusia di atas 45 tahun. Survei ini menguji responden tentang kognisi mental, memori episodik, dan kesejahteraan mental secara keseluruhan.
Tingkat harapan hidup di China terus meningkat selama beberapa dasawarsa terakhir, tapi kesuburan menurun. Dua tren ini menghasilkan populasi lansia besar di Asia yang kemudian mendorong kebutuhan akan program pensiun yang lebih kuat.
Setelah memeriksa data, tim mencatat tren yang jelas. Individu yang menerima tunjangan pensiun mengalami penurunan mental yang jauh lebih cepat daripada teman-temannya yang masih bekerja.
Indikator yang paling menonjol dari penurunan mental di kalangan pensiunan adalah keterlambatan mengingat, suatu sifat yang secara luas dianggap sebagai prediktor demensia yang akurat.
Yang mengejutkan, wanita tampaknya mengalami penurunan mental yang lebih tajam setelah pensiun dini. Secara keseluruhan, hasil mendukung hipotesis bahwa penurunan aktivitas mental mempercepat penurunan kognitif.
“ Individu yang tinggal di daerah yang menerapkan NRPS, punya skor lebih rendah jika dibandingkan dengan yang tidak menerapkan NRPS. Selama hampir 10 tahun sejak penerapannya, program ini menyebabkan penurunan kerja kognitif setinggi hampir seperlima dari standar deviasi pada ukuran memori yang kami kaji,” kata penulis studi sekaligus asisten profesor ekonomi, Plamen Nikolov.
Temuan penelitian ini mirip dengan penelitian sebelumnya yang fokus pada dampak pensiun pada orang tua yang tinggal di Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa. Jadi, ini bukan tren yang terbatas di Asia.
Pensiun bisa menyebabkan perbaikan positif bagi tubuh, seperti memperbaiki pola tidur, mengurangi stres, dan menekan konsumsi alkohol. Tapi, pensiun yang disertai dengan penurunan kegiatan sosial dan interaksi yang kurang menyeluruh bisa membuat kognitif turun.
“ Keterlibatan dan keterhubungan sosial mungkin menjadi faktor tunggal yang paling kuat untuk kinerja kognitif di usia tua,” kata dia.
Nikolov mengharapkan temuan ini menjadi pertimbangan orang dewasa yang ingin memutuskan pensiun dini. Para peneliti juga berharap para pembuat kebijakan di negara bisa merekomendasikan acara sosial atau toko-toko bagi para pensiunan baru. Wadah ini diperlukan agar bisa mengurangi penurunan interaksi sosial dan pemikiran yang kritis bagi para pensiunan baru.
Dream – Pensiun ibarat ujung terowongan bagi orang dewasa yang bekerja. Akan tetapi, pensiun sering membawa kekecewaan daripada kebahagiaan.
Sebuah survei menunjukkan rata-rata pensiunan cenderung bosan setelah setahun merasakan bebas dari kantor.
Dikutip dari studyfinds.org, Rabu 27 Maret 2019, firma pemasaran, OnePoll, bersama National Citizen Service (NCS), belum lama ini mensurvei 1000 pensiunan Inggris untuk mendeskripsikan masa pensiun.
Ada tiga kata yang paling sering muncul, yaitu bosan, kesepian, dan sepi. Kata-kata ini menggambarkan ada perubahan besar pada hidup mereka.
Ada 3 dari 10 responden yang memiliki banyak waktu luang daripada antisipasi pensiun.
Sebagian besar pensiunan di Inggris menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton televisi, dan jalan-jalan bersama teman-temannya.
Riset juga melihat pensiunan tidak memiliki cukup uang, dilanda kebosanan, dan kurang interaksi sosial. Satu dari empat responden merasakan hal serupa.
Setelah pensiun selama setahun, 1 dari 10 responden berjuang untuk mencari sesuatu untuk mengisi waktu luang.
Dua pertiga responden sepakat bahwa bekerja paruh waktu bisa memberikan manfaat yang lebih baik. Sepertiga responden serius mempertimbangkan untuk bekerja paruh waktu.
Ada empat dari sepuluh pensiun beralasan bahwa bekerja paruh waktu untuk bertemu dengan orang baru. Sebanyak 40 persen responden ingin keluar dari rumah.
Menariknya, sebagian besar akan memilih pengalaman baru daripada kembali ke pekerjaan sebelumnya.
Pimpinan NCS, Chris Tolley, mengatakan polisi dan pegawai negeri cenderung pensiun dini daripada yang lain. “ Walaupun terdengar menarik, itu bisa menjadi kejutan bagi sistem,” kata Tolley.
Dia mengatakan pensiunan sangat penting menempatkan keterampilan dengan cara yang berbeda. Misalnya, mengajari orang-orang yang lebih muda. (ism)