Studi Terbaru: Pekerja dengan Upah Rendah Memiliki Resiko Kematian Lebih Tinggi

Reporter : Okti Nur Alifia
Selasa, 7 Maret 2023 09:36
Studi Terbaru: Pekerja dengan Upah Rendah Memiliki Resiko Kematian Lebih Tinggi
Pekerja paruh baya yang cenderung mendapatkan upah rendah memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

Dream - Gaji yang diterima seseorang ternyata bisa memengaruhi kondisi kesehatan. Dalam sebuah studi yang diterbitkan jurnal medis JAMA mengungkap, bahwa pekerja paruh baya yang cenderung mendapatkan upah rendah memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

Para peneliti dari Mailman School of Public Health Universitas Columbia telah mengamati pekerjaan dan metrik kesehatan untuk sekitar 4.000 pekerja di Amerika Serikat (AS) selama periode 12 tahun.

Menggunakan data dari Studi Kesehatan dan Pensiun Universitas Michigan yang dikumpulkan antara tahun 1992 dan 2018. Semua peserta berusia sekitar 50 tahun pada awal masa studi dan 60 tahunan pada akhir masa studi.

Hasilnya, pekerja yang memiliki riwayat upah rendah dengan pendapatan tahunan di bawah garis kemiskinan untuk keluarga beranggotakan empat orang, 38 persen lebih mungkin meninggal selama 12 tahun dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalami pendapatan rendah.

1 dari 3 halaman

Risikonya dua kali lebih tinggi untuk orang yang memiliki pekerjaan tidak tetap dan selalu memperoleh bayaran rendah.

Peneliti mengatakan, ada hubungan yang kuat antara status sosial ekonomi dan kesehatan. Upah “ menangkap aspek pendapatan dan pekerjaan yang dapat memengaruhi kesehatan dengan cara yang berbeda,” tulis mereka.

Pekerja dengan upah rendah termasuk di antara “ yang paling rentan dalam angkatan kerja,” karena mereka secara tidak proporsional melakukan pekerjaan dengan paparan bahaya di tempat kerja, stres kerja, dan risiko kesehatan lainnya yang tinggi.

2 dari 3 halaman

Pekerja berpenghasilan rendah dan menengah, terutama dari industri rekreasi dan perhotelan, biasanya mengalami pertumbuhan upah yang lebih cepat daripada mereka yang berpenghasilan lebih tinggi.

Namun, pendapatan rumah tangga tetap tidak merata dan mereka terus dirugikan akibat terjadinya inflasi.

Peneliti Federal Reserve Bank of Dallas menyebutkan, sebagian besar pendapatan rumah tangga berpenghasilan rendah digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, gas, dan sewa tempat tinggal. Lalu, mereka juga tidak memiliki tabungan.

 

3 dari 3 halaman

Pergeseran komposisi pasar tenaga kerja dan kurangnya jumlah tenaga pekerja di daerah telah mendorong kenaikan upah di Amerika Serikat selama dua tahun terakhir.

Namun, umumnya kenaikan upah itu tidak dapat mengimbangi inflasi harga yang tinggi.

Menurut Indeks Biaya Ketenagakerjaan Biro Statistik Tenaga Kerja AS, jika menyesuaikan inflasi, upah dan gaji turun sebanyak 1,2 persen untuk setahun.

Sumber: CNN

 

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More