Dream - Memiliki mobil di Singapura tidak semudah di Indonesia. Salah satu negara terkaya di dunia ini menerapkan aturan bagi warganya yang ingin mempunyai mobil harus membeli Certificate of Entitlement (COE) yang bernilai miliaran rupiah.
Menurut BBC Indonesia, harga sertifikat untuk setiap jenis mobil pun berbeda dan berlaku hanya 10 tahun. Harga sertifikat juga belum termasuk harga mobil itu sendiri.
Ada berbagai jenis COE di Singapura, di antaranya untuk mobil kecil, sepeda motor, dan kendaraan komersial. Di tahun 2023 ini harga COE pun mengalami kenaikan karena berbagai faktor, seperti pemulihan ekonomi pascapandemi dan menjelang pemotongan harga (rabat) sertifikat oleh pemerintah pada tahun depan.
COE terendah untuk sebuah mobil berharga sekitar Rp1,1 miliar (S$104.000), yang meningkat hampir tiga kali lipat sejak tahun 2020 - ketika permintaan mobil baru berkurang akibat pandemi.
Harga COE untuk kendaraan ukuran besar tercatat mencapai Rp1,6 miliar (S$146.002). Kemudian untuk kategori COE terbuka alias tidak memiliki batasan jenis atau ukuran mobil yang dapat digunakan, mencapai Rp1,7 miliar (S$152.000).
Sebagai contoh, untuk memiliki sebuah mobil Toyota Camry Hybrid baru, warga Singapura harus merogoh kocek total hampir Rp3 miliar (S$250.000), yang mencakup biaya COE dan pajak.
Harga tersebut sekitar enam kali lebih mahal dibandingkan di Amerika Serikat. Sementara dengan tipe yang sama, harga mobil Camry di Indonesia sekitar Rp1 miliar.
Singapura memperkenalkan sistem COE sejak tahun 1990-an sebagai upaya mencegah kemacetan akibat berjubelnya kendaraan.
Sertifikat COE tersebut dijual melalui lelang setiap dua minggu, di mana pemerintah Singapura juga mengendalikan jumlah sertifikat yang dijual.
Dengan pajak dan bea masuk, sistem ini menjadikan Singapura sebagai negara termahal di dunia untuk membeli mobil.
Bagi masyarakat awam Singapura, dengan gaji rata-rata sekitar Rp797 juta (S$70.000), skema COE membuat mereka sulit untuk membeli mobil.
Pemerintah berupaya mendorong warganya menggunakan sistem transportasi umum, yang meraih predikat sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
Tahun lalu, pemerintah Singapura telah menganggarkan lebih dari Rp683 triliun (S$60 miliar) untuk memperluas dan memperbarui jaringan MRT selama 10 tahun mendatang.
Dengan populasi sekitar 5,5 juta jiwa, jumlah mobil pribadi di negara-kota ini mencapai kurang dari satu juta unit pada akhir tahun lalu.
Jumlah COE baru yang tersedia bergantung pada berapa banyak mobil lama yang dipensiunkan dari jalan raya.