Pendiri Sekaligus Pemimpin Royal Golden Eagle, Sukanto Tanoto. (foto: Forbes)
Dream – APRIL Group, perusahaan milik pengusaha Sukanto Tanoto menegaskan lahan di Kalimantan Timur (Kaltim) yang kabarnya akan dipakai untuk kawasan ibu kota baru Indonesia merupakan konsesi milik PT ITCI Hutani Manunggal (IHM).
Corporate Affairs Director APRIL Group, Agung Laksana, menjelaskan perusahaan pemegang konsesi Hutan Tanama Industri (HTI) tersebut selama ini menjadi pemasuk bahan baku kayu untuk anak usaha RGE Group, yaitu PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
" Menurut informasi yang kami terima, lokasi yang akan dipilih berada di dalam area PT ITCI Hutani Manunggal (IHM)," kata Agung dikutip dari Liputan6.com, Kamis 19 September 2019.
Sekadar informasi, RAPP merupakan anak usaha April Group yang memproduksi kertas dan bubur kertas. Perusahaan ini merupakan bagian dari unit usaha yang miliki RGE Group.
Diakui Agus jika rencana pengambilalihan lahan konsesi jadi dilaksanakan pemerintah, operasional bisnis perusahaan memang bisa terganggu.
Untuk itu, Agus berharap akan ada jalan keluar dari masalah konsesi HTI yang telah dikantongi ITCI Hutani Manunggal.
" Kami percaya pemerintah akan memberikan pertimbangan dan solusi mengenai hal ini," ujar Agung.
Mengutip data Buku Basis Data Spasial Kehutanan 2018 yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), PT ITCI Hutani Manunggal mengantongi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) HTI sesuai SK.184/Kpts-II/1996 tertanggal 23 April 1996.
ITCI Hutani Manunggal mendapat konsesi lahan HTI seluas 161.127 hektare yang terletak di Penajem Paser Utara di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
(Sah, Sumber: Liputan6.com/Tommy Kurnia)
Dream – Nama Sukanto Tanoto menjadi pusat perhatian dalam rencana pemindahan ibukota ke Kalimantan Timur (Kaltim). Dikabarkan lokasi ibu kota baru di pulau Kalimantan itu akan menggunakan lahan yang sebagian besar dimiliki oleh pemilik Asian Agri tersebut.
Mengutip laman Liputan6.com, Kamis 19 September 2019, Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia Mohamad Suleman Hidayat mengatakan, lahan yang digunakan Sukanto Tanoto merupakan kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang kepemilikannya bisa diambil oleh pemerintah.
" Saya baru dikasih tahu resmi bahwa tanah itu sebagian besar tanah HTI miliknya Sukanto Tanoto, HTI yang setiap saat bisa diambil oleh pemerintah," kata dia di Jakarta.
Sebagai lahan milik pemerintah, Sukanto diwajibkan memberikan tanah miliknya setiap saat dibutuhkan pemerintah.
Salah satu orang terkaya di Indonesia itu juga menyarankan pemerintah untuk mengunci harga tanah di kawasan tersebut. Lahan itu rawan diambil alih oleh para spekulan tanah.
" Kan ada spekulan di sana. Harga disepakati pemerintah, dan kalau gitu kita setuju pemerintah punya landbank, tanah-tanah dikuasai pemerintah sesuai dengan perizinan harga tetapkan sama. Kalau itu diserahkan ke spekulan jadi nggak visible," kata dia.
Lebih lanjut, mantan Menteri Perindustrian (Menperin) tersebut meyakini rencana pemindahan ibu kota bisa saja diterapkan pada 2024. Dengan syarat, pemerintah harus segera menyelesaikan masterplan ibu kota sehingga pembangunan infrastruktur bisa dicicil sejak 2020.
Misalnya, pemerintah bisa membangun infrastruktur utama terlebih dahulu, seperti jalan, listrik, dan telekomunikasi.
“ Kalau masterplan sudah siap, maka juga harus mulai dibangun gedung-gedung pemerintah yang diperlukan. Itu (sumber dananya) bisa melalui APBN dulu,” kata dia.
(Sumber: Liputan6.com/Maulandy Rizky Bayu Kencana)
Dikutip dari Wikipedia, anak sulung dari tujuh bersaudara ini lahir pada 25 Desember 1949. Sang ayah merupakan imigran dari Fujian, Tiongkok. Pada 1966, dia berhenti sekolah karena sekolah Tiongkok waktu itu ditutup pada era Soeharto.
Sukanto tak bisa meneruskan pendidikan ke sekolah nasional karena ayahnya masih berkewarganegaraan Tiongkok.
Meskipun tak bisa menyelesaikan pendidikan formal di bangku sekolah, pria ini merupakan pebisnis otodidak. Dia belajar bahasa Inggris dengan kamus bahasa Mandarin—Inggris.
Kerja kerasnya berbuah hasil. Sukanto bisa mengikuti sekolah bisnis di Jakarta pada pertengahan 1970. Dia melanjutkan belajar di INSEAD, Fontainebleau, Perancis.
Pada 1997, Sukanto memilih tinggal di Singapura bersama keluarganya dan mendirikan kantor pusat di sana.
Sukanto tetap jadi warga negara Indonesia dan memegang paspor Indonesia.
Sukanto merupakan pendiri sekaligus pemimpin RGE. Perusahaan manufaktur ini memiliki kantor di Jakarta, Hong Kong, Beijing, Nanjing dan Singapura.
Sukanto merintis bisnisnya 50 tahun silam. Dia berbisnis spare part untuk industri konsturksi dan migas. Pada 1967, dia merambah bisnis kayu lapis. Mengikuti kesuksesannya, pria itu menngembangkan bisnisnya menjadi minyak kelapa sawit, kehutanan, pulp and paper, serta pembangkit listrik, dikutip dari Tanoto Foundation.
Kini, RGE menjadi grup perusahaan global dengan aset sebanyak US$20 miliar (Rp281,47 triliun) serta karyawan 60 ribu orang. Perusahaan manufakturnya beroperasi di Tiongkok, Indoneisa, dan Brazil. Penjualannya pun sudah merambah mancanegara.
RGE memiliki empat bisnis utama, yaitu pulp and paper (APRIL—Asia Pacific Resources International Holding Ltd dan Asia Symbol), minyak kelapa sawit (Asian Agri and Apical), rayon dan specialty pulp (Sateri International dan APR), serta energi (Pacific Oil and Gas).
Dikutip dari Forbes, harta Sukanto senilai US$1,3 miliar (Rp18,29 triliun). Salah satu divisi RGE, Bracell, merupakan salah satu produsen selulosa terbesar di dunia. Produknya ini digunakan untuk membuat tisu untuk bayi dan es krim.
Sukanto tercatat merintis bisnis dari nol. Dia mulai berbisnis spare part dengan nama “ Toko Motor”.
Pada 2018, melalui Tanoto Foundation, Sukanto berkomitmen mendirikan satu perpusatakaan untuk setiap medali emas yang diraih oleh atlet Indonesia. Sekadar informasi, di Asian Games 2018, Indonesia menyabet 31 medali emas.
Selalin berbisnis, Sukanto juga mendirikan yayasan Tanoto Foundation pada 1981. Yayasan ini bertujuan untuk menekan angka kemiskinan dan mengembangkan keterampilan masyarakat.
Pendirian yayasan ini bermula dari kepercayaan Sukanto. Dia percaya sebuah perusahaan bisa sukses jika perusahaannya bertanggung jawab.
Pria ini memastikan masing-masing bisnisnya bertanggung jawab kepada masyarakat dengan merangkul dan mengintegasikan tanggung jawab dengan konsep Corporate Social Responsibility (CSR).
Program-program CSR yang diberikannya mencakup skema pelatihan pertanian terpadu yang mengubah penduduk desa menjadi mandiri dan berkelanjutan. Kegiatan pengembangan masyarakat lainnya termasuk program usaha kecil dan menengah untuk membantu bisnis, pelatihan kejuruan, serta dukungan infrastruktur sosial.
Sukanto juga menjadi anggota INSEAD International Council, Wharton Board of Overseers, Wharton Executive for Asoa, dan komunitas lainnya tentang pendidikan dan industri.
Ayah beranak empat ini juga mendapatkan penghargaan dari Wharton School Dean’s Medal Award karena kontribusinya untuk mengembangkan ekonomi dan taraf hidup masyarakat.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta