Merek-merek Di Dunia Memiliki Arti Tersendiri.
Dream - Sambil memakai sepatu Nike favorit dan celana Lululemon, Anda pergi ke mal untuk berbelanja di Gap. Dalam perjalanan ke sana, Anda membeli latte di Starbucks.
Setelah beberapa jam berbelanja, Anda memutuskan ke Panera untuk bertemu seorang teman untuk makan siang. Lalu, patungan dengan teman menggunakan Venmo dan sebagai dessert, Anda berdua membeli es krim Haagen-Dazs.
Semua merek ini telah menjadi bagian dalam hidup kita. Tapi apakah Anda tahu arti dari nama-nama merek populer dalam kehidupan manusia itu?
Dilansir Business Insider, berikut adalah 15 merek paling populer dengan arti sebenarnya.
Panera
Menurut laman Facebook resminya, nama Panera yang merupakan merek jaringan toko roti memiliki dua arti dalam Bahasa Latin dan Spanyol. Dalam Bahasa Spanyol, pan berarti roti dan era berarti masa atau waktu. Jadi jika digabung, Panera berarti waktunya (makan) roti. Sementara menurut Bahasa Latin, Panera berarti keranjang roti.
Adidas
Banyak yang salah mengartikan Adidas sebagai 'All Day I Dream About Soccer' (Sepanjang Hari Aku Hanya Memikirkan Sepak Bola). Kata Adidas ternyata diambil dari nama pendirinya Adolf Dassler yang mulai menciptakan sepatu olah raga saat dia pensiun dari menjadi tentara di Perang Dunia I. Nama Adidas diambilkan dari nama panggilan Adolf yaitu Adi, yang kemudian digabungkan dengan tiga huruf pertama nama belakangnya.
Lululemon
Pendirinya, Chip Wilson mengungkapkan bahwa ada sebagian orang yang bilang kata Lululemon memang sengaja diciptakan agar susah diucapkan, terutama oleh orang-orang Jepang. Awalnya ada isu bahwa sebuah perusahaan pemasaran Jepang akan membuat merek yang seolah-olah berasal dari Amerika Utara dengan menggunakan huruf L.
" Seperti diketahui huruf L tidak ada dalam sistem fonetik Bahasa Jepang. Dengan memasukkan sebuah L dalam nama merek itu, diharapkan konsumen Jepang akan menganggap merek itu asli Amerika Utara," kata Wilson.
Padahal, nama lululemon tidak punya asal-usul dan tidak punya arti sama sekali selain kata itu mengandung 3 huruf L di dalamnya. Tidak lebih dan tidak kurang.
ASOS
Toko online terbesar Inggris ini didirikan dengan nama AsSeenOnScreen pada tahun 1999 dan ditulis asseenonscreen.com di internet. Namun singkatan ASOS - yang diucapkan ACE-OSS - dengan cepat menjadi terkenal dan situs ini kemudian disingkat menjadi asos.com.
Soylent
Soylent - minuman pengganti makan yang menjadi favorit warga Silicon Valley - mendapatkan namanya dari novel fiksi ilmiah Make Room. Novel ini bercerita tentang bagaimana pertumbuhan penduduk yang kelewat batas telah menghabiskan sumber daya alam di dunia. Dalam buku tersebut, Soylent adalah campuran dari kedelai dan lentil.
Gap
Gap di sini mengacu pada kesenjangan generasi antara orang dewasa dan anak-anak. Toko Gap pertama dibuka pada tahun 1969 dan hanya berjualan celana jeans.
Wawa
Jaringan toko grosir ini mendapatkan namanya dari sebuah area di Pennsylvania. Wawa sendiri punya dua arti. Pertama, itu adalah nama area di mana perusahaan ini pertama kali berdiri di Pennsylvania. Kedua, Wawa adalah kata asli suku Indian untuk menyebut bangsa Kanada (yang menjadi logo perusahaan).
Haagen-Dazs
Kata ini mungkin terdengar seperti Bahasa Denmark, namun sebenarnya hanya permainan kata-kata saja. Reuben Mattus, imigran Yahudi dari Polandia, menamakan produk es krimnya dengan Haagen-Dazs untuk menghormati negara Denmark.
Kata Haagen-Dazs sendiri tidak memiliki arti apa-apa. Ada alasan tersendiri kenapa Reuben sangat menghormati Denmark.
" Satu-satunya negara yang menolong orang-orang Yahudi selama Perang Dunia II adalah Denmark. Jadi saya mengarang kata-kata yang mirip Bahasa Denmark," kata Reuben.
JCPenney
JCPenney diambil dari nama pendirinya yang kebetulan punya arti yang sangat mendukung. Dengan nama berbunyi James Cash Penney, seolah-olah pendiri ritel tersebut dilahirkan untuk menjadi kaya raya.
Nike
Merek Nike diambil dari nama Dewi Kemenangan Yunani.
Gatorade
Seperti namanya, minuman energi ini sebenarnya dikembangkan untuk membantu para pemain football Florida Gators yang kesulitan bermain di bawah terik matahari. Gatorade ini dikembangkan oleh sebuah tim yang terdiri dari ilmuwan di University of Florida.
Venmo
Merek Venmo diambil dari kata dalam Bahasa Latin. Andrew Kortina, pendiri aplikasi dompet digital Venmo, menulis di Quora:
" Ketika kami sedang brainstorming tentang nama merek, salah satu bahasa yang kita eksplorasi untuk inspirasi adalah kata Latin, vendo atau vendere, yang berarti menjual. Segera setelah kami mengubahnya menjadi venmo, kita menyukainya karena pendek dan bisa dipakai sebagai kata kerja seperti 'Venmo saya untuk makan malam'."
Under Armour
Nama ini didapatkan tanpa sengaja. Kevin Plank, CEO perusahaan pakaian dan aksesori olah raga itu, bercerita awalnya dia menggunakan kata Body Armor, namun kata ini tidak bisa didaftarkan. Bingung memilih alternatif, Plank menjemput kakaknya Bill untuk makan siang.
" Aku mengetuk pintu dan dia keluar sambil memandangku seperti seorang kakak kepada adiknya, setelah itu dia bertanya, 'Bagaimana perusahaan yang sedang kamu dirikan.. ehmm Under Armor?'."
Karena ini perusahaan Amerika, maka tambahan U pada kata Armor terlihat aneh. Untuk ini, Plank beralasan saat itu dia masih skeptis apakah masalah online ini masih bisa bertahan. Jadi nomor telepon 888-4 ARMOUR jauh lebih menarik daripada 888-44 ARMOR.
Starbucks
Jaringan kedai kopi modern ini mengambil nama mereknya dari karakter di novel Moby-Dick. Dalam sebuah wawancara dengan The Seattle Times, salah satu pendiri Gordon Bowker bercerita tentang bagaimana mereka menemukan nama Starbucks. Pada awalnya, mereka memiliki daftar kata-kata yang dimulai dengan 'st' karena dianggap punya karakter kuat.
" Seseorang kemudian datang dengan peta pertambangan tua di Cascades dan Gunung Rainier, dan ada sebuah kota pertambangan tua yang disebut Starbo," katanya. " Begitu saya melihat Starbo, saya langsung teringat pada awak kapal pertama bernama Starbuck di novel Moby-Dick."
J. Crew
Nama merek ini sengaja dibuat untuk menyaingi Polo yang diproduksi Ralph Lauren. Menurut Forbes, " Nama Crew dipilih untuk bersaing dengan label Polo milik Ralph Lauren, dan pendirinya, Arthur Cinader, menambahkan J karena dia pikir itu akan menambah kesan misterius."
Masuk akal. Polo dan Crew adalah dua merek pakaian untuk kelas menengah ke atas sehingga mereka bersaing ketat untuk merebut pasar.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN