Dream - Bermusik menjadi bagian tak terpisahkan dari Direktur Utama (Dirut) PT Freeport Indonesia, Tony Wenas. Dia sudah mengenalnya sejak remaja dan bisa memainkan piano saat masih belia. Tony menyebut musik dan bernyanyi bukan lagi sebuah hobi, melainkan profesi.
Menurut Tony, ada kesamaan antara bermusik dan memimpin perusahaan tambang Freeport dengan segala tantangannya.
" Memimpin perusahan itu kayak mimpin orkestra. Masing-masing pemain punya keahlian tersendiri. Itulah conductor bisa mengatur semua dalam satu irama sehingga tercipta harmoni," kata Tony ditemui Redaksi Dream beberapa waktu lalu.
" Sama dengan perusahaan, bagaimana kita mengatur masing-masing orang yang ahli di bidangnya menjadi satu kesatuan," imbuhnya.
Meski 51% saham telah dikuasi Indonesia, Tony tak menampik masih banyak anggapan soal Freeport milik Amerika.
Beberapa isu bahkan menyebut Freeport mengeruk kekayaan Papua untuk dikirim ke Amerika. Tony menegaskan, Freeport sedari awal milik Indonesia dan Papua.
Tony mengungkap komitmen Freeport terhadap masyarakat Papua, terkhusus masyakarat yang berada di sekitar kawasan tambang.
Ia mengatakan, saat ini tenaga kerja asli Papua yang berkarir di Freeport sebanyak 41 persen, satu anggota pada jajaran direksi merupakan putra terbaik asli Papua.
" Ada yang bilang selama ini Freeport nggak tau apa yang diangkut ke Amerika. Kita nggak pernah kirim ke Amerika," ujar Tony.
" Setiap ada pengapalan itu ada bea cukai, dilaporkan juga ke ESDM, ekspor itu tercatat. Kita bukan perompak di laut, mana mungkinlah," imbuhnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN