Triwulan II 2015, Ekonomi Indonesia Makin 'Ngerem'

Reporter : Ramdania
Rabu, 5 Agustus 2015 14:42
Triwulan II 2015, Ekonomi Indonesia Makin 'Ngerem'
Perekonomi Indonesia makin melambat di kuartal II tahun 2015.

Dream – Pemerintah Indonesia yang sesumbar mengatakan negara akan capai pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua tahun ini harus kembali menelan ludahnya. Pasalnya, bukan lebih tinggi pertumbuhan ekonomi yang dicapai, justru lebih lambat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan perekonomian Indonesia pada triwulan kedua 2015 hanya sebesar 4,67 persen atau lebih lambat dibandingkan pertumbuhan di triwulan I 2015 yang sebesar 4,71 persen dan pertumbuhan pada periode yang sama tahun 2014 yaitu 5,12 persen.

Realisasi pertumbuhan ekonomi ini dibentuk oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang sebesar 4,97 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 3,55 persen, dan konsumsi pemerintah sebesar 2,28 persen. Sedangkan, komponen pembentuk pertumbuhan lainnya mengalami pertumbuhan negatif.

Menurut Kepala BPS Suryamin, perlambatan ekonomi ini masih dipengaruhi kuat oleh kondisi ekonomi global yang tidak kondusif dan diperkirakan melambat di beberapa negara termasuk beberapa mitra ekonomi Indonesia.

" Pertumbuhan ekonomi negara mitra juga melemah. Amerika Serikat pertumbuhan ekonominya 2,9 persen pada kuartal pertama menjadi 2,3 persen pada kuartal kedua. Tiongkok pertumbuhannya 7 persen dan Singapura pertumbuhan ekonominya 2,1 persen pada kuartal pertama  menjadi 1,7 persen pada kuartal kedua," ujar Suryamin dalam jumpa pers di kantornya, Rabu, 5 Agustus 2015.

Rendahnya harga komoditas, lanjut Suryamin, turut pula memengaruhi perlambatan ekonomi yang dialami Indonesia. Menurutnya, beberapa barang dagang yang harganya amat rendah di pasar global diantaranya gandum, jagung, beras, kedelai, kopi, daging sapi, ikan, bijih besi, alumunium, nikel dan timah.

Yang terakhir, kata Suryamin, perlambatan pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh ketidakpastian kondisi pasar keuangan yang terkait dengan ketidakpastian kenaikan fed fund rate.

Beri Komentar