Beda KEN Masa SBY dan KEIN Buatan Jokowi

Reporter : Ramdania
Rabu, 20 Januari 2016 15:20
Beda KEN Masa SBY dan KEIN Buatan Jokowi
Sejumlah nama politisi dan pengusaha masuk dalam pengurus KEIN. Sutrisno Bahir didapuk menjadi ketua.

Dream - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk Komite Ekonomi dan Industri Nasional. Komite ini mengingatkan publik akan Komite Ekonomi Nasional (KEN) di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Berbagai nama kondang masuk dalam jajaran pengurus komite ini. Sebut saja Sutrisno Bachir yang didaulat sebagai Ketua dan Arif Budimanta sebagai wakilnya. Kedua nama ini merupakan anggota partai dari PAN dan PDI-P.

Jagoan di bidang ekonomi dan industri pun ditarik menjadi pengurus, seperti pengusaha Mustika Ratu Putri Wardani yang didaulat sebagai Sekretaris. Kemudian ada Hendri Saparini, Hariyadi Sukamdani, Eddy Sariatmadja, Sudhamek, Jhonny Darmawan, Benny Soetrisno, Mohamad Fadhil Hasan, Benny Pasaribu, Sonny Budi Harsono, Aries Muftie, Muhammad Syafii Antonio, M. Najikh, Andri BS Sudibyo, Zulnahar Usman, Irfan Wahid, Donny Oskaria, dan Sugiarto Alim.

Begitu dilantik pagi ini, anggota KEIN langsung mengadakan rapat perdana di hadapan Presiden Jokowi. Dalam kesempatan itu, anggota KEIN memberikan gambaran umum situasi industri dan ekonomi di Indonesia.

“ Saya juga ingin mendapatkan gambaran, sebetulnya, karena banyak sekali terutama industri baik yang dari Cina, Taiwan, dari Jepang, dari Korea dan lainnya,” jelas Jokowi seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Rabu, 20 Januari 2016.

Merunut dari sejarahnya, Indonesia sebetulnya pernah memiliki komite serupa di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bernama KEN. Menko Perekonomian Darmin Nasution mengakui dari namanya saja lembaga ini sudah memiliki perbedaan. 

Dengan KEIN pemerintah ingin menegaskan adanya penekanan pada sektor industri. Sebab, selama belasan tahun Indonesia memiliki kelemahan dalam membangun industri yang kuat.

Pemerintah juga berharap seluruh pengurus KEIN dapat membangun pemikiran dan inisiatif dalam bidang ekonomi dan industri.

Beri Komentar