Ilustrasi Wanita Sedang Berdandan. (Foto: Shutterstock)
Dream – Wanita yang ingin naik jabatan ke posisi yang lebih tinggi, tak jarang ingin terlihat lebih cantik. Mereka ingin terlihat lebih menarik di mata orang-orang.
Tapi sebuah studi menunjukan hasil yang berbeda. Disebutkan wanita yang terlalu banyak dandan justru kurang berkualifikasi untuk memegang posisi tinggi di sebuah perusahaan.
Laman Studyfinds.org melaporkan jika studi itu dilakukan oleh Abertay University, Skotlandia. Kajian tersebut dilakukan terhadap 168 orang dewasa yang terdiri dari 48 pria dan 120 wanita.
Semua responden diminta untuk melihat satu wajah wanita dengan dua tipe makeup. Wanita yang pertama diberikan dandanan yang natural, sedangkan yang kedua diberi dandanan yang cetar membahana.
Partisipan diminta memilih wanita mana yang menggambarkan sosok pimpinan yang lebih baik. Hasilnya, hampir semua partisipan memilih wanita tanpa banyak riasan sebagai pimpinan perusahaan yang kuat.
“ Riset ini sebenarnya merupakan lanjutan dari studi sebelumnya tentang pemakaian riasan yang menguak seberapa dominan seorang wanita berperan di tempat kerjanya,” kata pimpina riset, Christopher Watkins.
Di riset sebelumnya, dikatakan bahwa wanita yang mengaplikasikan banyak riasan dianggap lebih dominan. Tapi, pria lebih memandang wanita yang tak banyak dandan karena dinilai punya nilai lebih dalam memimpin.
Riset tersebut juga menunjukkan wanita cenderung merasa iri melihat rekan kerjanya memakai riasan di kantor.
(Sumber: Liputan6.com/Siska Amelie F. Deil)
Dream – Ketika berada di pekerjaan pertama karena baru lulus kuliah atau telah bekerja selama 20 tahun, beberapa pegawai mungkin pernah merasa galau dengan profesi yang dijalani. Proses ini sebetulnya hal yang lumrah.
Kegalauan dengan profesi yang dijalani merupakan situasi yang akan membantumu tumbuh dan berkembang pada tingkat profesional maupun pribadi.
Jika kamu saat ini sedang berada di posisi tersebut, ada enam hal yang harus dilakukan seperti dikutip dari keterangan tertulis Jobstreet yang diterima Dream, Kamis 8 November 2018.
Pertama, mulailah dengan pertanyaan “ mengapa”.
Pemikiran ini merupakan cara yang baik untuk mengingatkan diri tentang prioritasmu. Kmau akan Sangat mudah terganggu oleh kebisingan di sekitar kita mulai dari kewajiban keluarga, keinginan untuk persetujuan masyarakat, tekanan teman sebaya. Itulah mengapa penting untuk mengingatkan diri kita tentang " mengapa" kita.
Apakah kamu mempertimbangkan perubahan atau keputusan karena itu yang diinginkan. Atau, ada alasan lain? Mengetahui jawaban atas pertanyaan ini akan membantumu tetap masuk akal dan objektif dalam menimbang pilihan.
Kedua, tanyakan pada diri sendiri hal terburuk yang bisa terjadi.
Alasan utama mengapa banyak dari kita takut melakuka perubahan atau membela keyakinan kita adalah ketidakpastian.
Apakah pekerjaan baru lebih baik dari pekerjaan kamu saat ini? Apakah perubahan karier terlalu berisiko pada usiamu?
Kamu bisa menyiksa diri dengan semua yang bisa dipikirkan oleh pikiran, tetapi fakta sederhananya tetap sama. Kamu tidak akan tahu sampai mencobanya. Mungkin pertanyaan yang lebih relevan untuk ditanyakan adalah " Apa yang terburuk yang bisa terjadi?" . Skenario terburuk biasanya tidak seburuk yang kita pikirkan. Tentu saja ini bukan akhir dari dunia, itu pasti.
Ketiga, fokus pada gambaran besar.
Sangat mudah untuk terganggu rasa takut akan perubahan dan ketidakpastian yang menyertainya.Inilah sebabnya sangat penting untuk tetap fokus pada gambaran besar, yaitu tujuan atau sasaran yang mendorong.
Setiap kali merasa tekad goyah, ingatkan diri tentang gambaran besarnya dan fokus padahal itu.
Keempat, mintalah saran yang objektif.
Menebak adalah hal yang alami. Ini adalah tanda yang baik bahwa kamu mengakui mungkin tidak tahu yang terbaik. Hal terbaik yang harus dilakukan adalah meminta saran obyektif dari orang-orang yang dapat kamu percayai.
Mintalah teman dekat atau anggota keluarga yang kamu yakini dapat bersikap objektif tentang masalah ini dan berbagi perspektif netral. Hal itu sangat membantu untuk mendapatkan perspektif yang berbeda, terutama sudut pandang dari orang lain.
Kelima, mendengarkan naluri.
Kita acapkali mendengarkan insting meski tidak ada alasan logis untuk melakukannya dan panggilannya tepat.
Jika sesuatu `hanya terasa benar` atau mendapatkan pengertian yang tidak dapat dijelaskan yang harus dilakukan, ada kemungkinan besar itu adalah intuisi yang memberi sinyal kepadamu.
Keenam, menganggap itu sebagai tantangan.
Kalau gagasan membuat perubahan atau mengambil risiko membuatmu tidak nyaman, anggaplah sebagai tantangan untuk keluar dari zona nyaman.
Ketika menghadapi tantangan, kita akan tumbuh dan berkembang, dengan lebih dari satu cara. Itu hanya terlihat sulit sampai Anda belajar bagaimana menyelesaikan hambatan itu.
Advertisement
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur