Wapres, Ma'ruf Amin, Mendorong Pengembangan Industri Asuransi Syariah Selama Pandemi Corona. (Foto: Shutterstock)
Dream – Pandemi corona turut berdampak kepada pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Industri asuransi syariah diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang semakin terbebani dengan kondisi ini.
Dikutip dari wapres.go.id, Rabu 1 Juli 2020, Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, mengatakan perlambatan atau penurunan kondisi ekonomi global akibat Covid-19 berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis asuransi syariah.
“ Pertama, industri asuransi syariah harus lebih banyak meningkatkan inovasi produk asuransi syariah untuk meningkatkan inklusi dan mendukung pertumbuhan asuransi syariah, serta harus menggali potensi berbagai sektor yang selama ini belum dilayani oleh asuransi syariah,” kata dia dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Rapat Luar Biasa Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) melalui video conference.
Wares juga meminta agar industri asuransi syariah memacu exposure untuk meningkatkan kepedulian terhadap produk-produk dan asuransi syariah. Upaya ini dilakukan konsisten untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap asuransi syariah.
Terakhir Wapres berpesan agar industri asuransi syariah harus lebih memperhatikan aspek tata kelola usaha yang baik atau good corporate governance (GCG). Penerapan aspek GCG yang baik diharapkan bisa menghindari masalah-masalah dalam industri asuransi, misalnya gagal bayar.
“ Selain itu, akan meningkatkan kepercayaan dan memberikan jaminan keamanan kepada konsumen,” kata dia.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Maret 2020, pangsa pasar keuangan syariah, termasuk bank dan asuransi, mencapai 8,98 persen dari total keuangan di Indonesia. Sementara itu, market share asurasi syariah baru 4,34 persen.
Berdasarkan hasil survei Bank Indonesia (BI) di 2019, tingkat literasi ekonomi syariah di Indonesia baru mencapai 16,3 persen dari skala 100 persen. Di samping itu, Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK khusus untuk asuransi syariah mencatat tingkat literasi asuransi syariah baru sebesar 2,51 persen dan inklusi asuransi syariah sebesar 1,92 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa masih terbuka peluang sangat besar untuk meningkatkan pertumbuhan asuransi syariah di Indonesia.
“ Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 260 juta jiwa dan mayoritas beragama Islam menjadi potensi besar yang harus terus digarap secara intensif oleh pelaku asuransi syariah,” kata Ma’ruf.
Ma’ruf menilai komitmen Pemerintah dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah terus dilakukan secara terintegrasi untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah kini diperkuat dengan penerbitan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2020 tentang Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
“ Melalui KNEKS, Pemerintah berupaya untuk mendukung akselerasi dan inklusi keuangan syariah dengan membuka jalan untuk asuransi syariah bagi masyarakat kecil, menengah, dan mikro demi terwujudnya Visi Nasional dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia sebagaimana disebutkan Masterplan Ekonomi Syariah 2019-2024 adalah menjadikan Indonesia yang mandiri, makmur dan madani dengan menjadi pusat ekonomi syariah terkemuka dunia,” kata dia.
Mengakhiri sambutannya, Wapres memberikan apresiasi kepada seluruh anggota, peserta, dan panitia penyelenggaraan acara RAT dan Rapat Luar Biasa AASI Tahun 2020 ini. Dia berpesan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan menjalankan program kegiatan yang ditetapkan.
“ Selamat melaksanakan kegiatan, tetap jalankan protokol kesehatan, semoga pemilihan Ketua Umum AASI periode tahun 2020-2023 dan penetapan program kegiatan ke depan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Semoga Allah SWT me-ridhoi semua upaya yang kita lakukan,” kata Ma’ruf.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ruswinandi Idris menyampaikan bahwa mild stone industri asuransi syariah yang telah memasuki tahun ke-26. Dalam perkembangannya, industri ini telah mencatat keberhasilan.
Dalam lima tahun terakhir, industri asuransi syariah mencatat pertumbuhan yang baik. Aset perusahaan asuransi syariah meningkat 2 kali lipat dari Rp22,3 triliun pada akhir 2014 menjadi Rp45,4 triliun pada 2019.
Industri asuransi syariah juga tak luput dari pandemi Covid-19. Dikatakan bahwa asuransi ini juga menghadapi berbagai macam tantangan, kendala dan permasalahan di tengah pandemi Covid-19.
“ Pada kuartal pertama 2020, aset industri asuransi syariah turun 3,30 persen dari April 2019 sebesar Rp42,8 triliun menjadi Rp41,4 triliun pada April 2020,” kata Ruswandi.
Advertisement
Penasaran Suasana Kuliah, Kakek 60 Tahun Wujudkan Impian Jadi Mahasiswa
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Berawal Dangdut Keliling, Ini Sumber Penghasilan Ayu Ting Ting yang Kini Jadi Artis Tajir
Diet Telur yang Benar Efektif Turunkan Berat Badan, Pastikan Perhatikan Hal Ini
Romantis Berujung Nangis Bareng, El Rumi Lamar Syifa Hadju di Swiss
Pemicu Stroke Mendadak, Kondisi Mematikan yang Datang Tanpa Disadari
Foto Nisya Ahmad Kecil Mirip Banget Lily, Netizen: Memang Sudah Takdir