Keuangan Digital Indonesia Bernilai Rp4.500 Triliun di 2030

Reporter : Alfi Salima Puteri
Selasa, 14 Desember 2021 07:47
Keuangan Digital Indonesia Bernilai Rp4.500 Triliun di 2030
Ma'ruf memprediksi pertumbuhan fintech bakal terjadi delapan kali lipat.

Dream - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin optimiskan ekonomi digital Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang melonjak. Sebuah prediksi mengungkapkan niklai ekosistem bisnis baru ini bakal meningkat delapan kali lipat menjadi Rp4.500 triliun pada 2030.

Ma'ruf pun mengajak semua pihak bersama mendongkrak inklusi keuangan sehingga semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan financial technology sekaligus melek keuangan.

" Seluruh pemangku kebijakan, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan asosiasi-asosiasi, saya minta untuk berperan aktif dalam membantu terciptanya kebijakan yang afirmatif. Kita ingin bersama-sama memajukan industri ekonomi dan keuangan digital yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," jelas Ma’ruf Amin di The 3rd Indonesia Fintech Summit (IFS) 2021.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan tingkat inklusi keuangan digital di Indonesia sudah berada pada indikator yang baik. Sayangnya, grafik tersebut belum ditunjang dengan tingkat literasi keuangan.

Tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih cukup rendah. Bahkan kalah dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.

" Tingkat inklusi tinggi dengan literasi rendah menunjukkan potensi risiko yang begitu tinggi. Karena, meski masyarakat memiliki akses keuangan, sebenarnya mereka tidak memahami fungsi dan risikonya," ungkap Luhut.

1 dari 5 halaman

Tantangan Inovasi Teknologi

IFS 2021 yang digelar selama dua hari mendatangkan lebih dari 80 pembicara nasional maupun internasional. Di antaranya Permaisuri Belanda, Ratu Maxima, yang juga Advokat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Keuangan Inklusif untuk Pembangunan.

Ratu Maxima mengatakan semua pemerintah punya peranan penting untuk mengembangkan visi masa depan dunia digital. Termasuk mengidentifikasi tata kelola dan infrastruktur yang dibutuhkan.

Dia juga berpesan agar pelaku fintech di Indonesia berhati-hati seiring dengan makin majunya inovasi teknologi. " Teknologi yang maju, misalnya dengan kehadiran super-app, akan makin meningkatkan celah risiko," kata dia.

 

2 dari 5 halaman

Fintech Digemari

Pada Fintech Visionary Talk II di IFS 2021, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengungkapkan Bank Indonesia bersinergi dengan pemerintah serta para pelaku usaha mendorong upaya digitalisasi UMKM secara end-to-end di berbagai aspek.

Sementara Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida menyebutkan OJK telah menginisiasi akselerasi Transformasi Digital Sektor Jasa Keuangan, yang tertuang dalam Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2024 dan Roadmap & Action Plan Inovasi Sektor Jasa Keuangan 2020-2024.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Wijaya mengatakan bahwa potensi fintech syariah di Indonesia masih terbuka. Indonesia menempati urutan kelima pangsa pasar terbesar fintech syariah di dunia. Data dari Investree, pengguna didominasi oleh milenial, yang artinya struktur penduduk usia muda lebih meminati fintech syariah.

3 dari 5 halaman

Menko Airlangga Takjub Lihat Kecepatan Penyaluran P2P Lending Fintech

Dream - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengharapkan lahirnya startup raksasa di Tanah Air bisa turut memacu perkembangan inklusi keuangan dengan cara integaris. Indonesia saat ini diketahui memiliki 8 unicorn dan 1 decacorn dengan keunikannya masing-masing.

Unicorn dan decacorn tersebut terdiri dari usaha di bidang e-commerce, transportasi, jasa antar, travel dan juga start up fintech.

" Munculnya 8 unicorn dan 1 decacorn di bidang e-commerce, transportasi, jasa antar, travel dan juga start up fintech diharapkan bisa berintegrasi," kata Menko Airlangga, dikutip dari laman Merdeka, Kamis, 11 November 2021.

Kedelapan unicorn yang dimaksud Menko Airlangga adalah Tokopedia, Bukalapak, Xendit, Ovo, Traveloka, J&T Ekspress, Onlinepajak dan Ajaib. Sementara satu-satunya decacorn milik Indonesia hingga kini adalah Gojek.

Menurut Airlangga, integrasi yang tercipta di antara unicorn dan decacorn itu bakal membuat inklusi keuangan di berbagai segmen bisa terjangkau. Fintech nantinya akan berfungsi sebagai enabler dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital kita.

" Fintech juga diharapkan mampu mendorong partisipasi UMKM, dan mampu membuat UMKM mengakses platform digital," katanya.

 

4 dari 5 halaman

Penyaluran P2P Setara KUR

Data yang dicatat pemerintah saat ini terdapat 275 perusahaan fintech resmi di Indonesia. Hingga September 2021, aktivitas peer to peer lending atau pemberian pembiayaan sudah tersalur dana hingga Rp262,93 triliun.

" Bayangkan ini kecepatannya setara dengan KUR yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp285 triliun," ujarnya.

Pemerintah kini telah memiliki program perusahaan pemula berbasis teknologi, yang memberikan pendanaan untuk para pelaku wirausaha dan start-up.

" Pemerintah telah memiliki program yaitu perusahaan pemula berbasis teknologi, di mana startup dan wirausaha akan mendapatkan pendanaan dan pembiayaan dari pemerintah yang memiliki beberapa science Techno Park yang disebar di berbagai wilayah," kata Airlangga.

Menurutnya, di era revolusi 4.0 hanya orang-orang yang mampu beradaptasi lah yang dapat terus bekerja dan melihat tantangan sebagai peluang untuk dapat berkarya nyata. Sehingga dapat melakukan pekerjaan yang semakin kompleks dan berbagai produk manufaktur tentunya akan lebih produktif dengan adanya aplikasi industri 4.0.

 

5 dari 5 halaman

Lebih lanjut, Airlangga menyebut para pendiri startup terutama akan menjadi pahlawan-pahlawan karena pemerintah memerlukan banyak lapangan kerja dengan bonus demografi yang akan dialami Indonesia dalam 5-10 tahun ke depan yang ditentukan oleh rasio generasi milenial dan generasi Z.

Selain itu, Indonesia memerlukan pahlawan masa kini untuk mentransformasi era industri 4.0. Pahlawan masa kini yang dimaksud bukan berperang secara fisik melainkan mengedepankan ide, karakter, kepribadian, inovatif di dalam dunia baru dunia digital, dunia artificial intelligence, di dunia crypto, dan berbagai inovatif-inovatif berbasis teknologi lainnya.

" Kita di era ini perlu mengalahkan berbagai tantangan terutama di bidang persaingan global, dengan berbagai Start up-start up di negara ASEAN yang lain," ujarnya.

Untuk menjadi pahlawan di era 4.0, Airlangga mengatakan Indonesia harus siap dengan perubahan yang lebih cepat dan tentunya dengan peralatan serta teknologi dan otomatisasi kehidupan masyarakat akan meningkat produktivitasnya dan membutuhkan keterampilan baru.

Menurutnya, kemampuan coding, kemampuan efisiensi, kemampuan produktif ini sangat dibutuhkan oleh lingkungan kerja di bidang usaha atau sektor industri.

Terakhir, Airlangga mengajak generasi muda penerus bangsa agar terus bersemangat, terus belajar mengasah kreativitas, sehingga bisa menciptakan berbagai inovasi dalam bentuk kontribusi dalam upaya pemulihan ekonomi nasional dan kewiraswastaan nasional.

 

 

 

Alfi Salima Puteri

 

Sumber : https://m.

Beri Komentar