Komunitas Warga Indonesia Di Dubai
DREAM.CO.ID - Dubai menjadi kota di Uni Emirat Arab (UAE) yang banyak dijadikan peluang untuk meningkatkan karier profesional. Para ekspatriat Indonesia di Dubai pun punya cara tersendiri untuk menjadikan kota ini lebih dari sekadar tempat tinggal dan cari cuan.
Ini cerita dari tiga WNI bernama Angela Monalisa (Nana), seorang manajer komersial di perusahaan multinasional, Aisyah Salsabila (Aisyah), pemandu wisata berlisensi, dan Nafil Ilham (Nafil), pegawai magang di bidang perhotelan.
Keberadaan komunitas ekspatriat Indonesia menjadi ‘tempat’ penting dalam membuat Dubai terasa seperti rumah.
Nafil, yang bekerja di hotel kawasan Downtown Dubai, merasakan ketenangan ketika bertemu sesama anak bangsa di masjid, acara komunitas atau di tempat kerjanya.
“ Rasanya menenangkan ketika ada orang-orang yang bisa diajak bicara kapan saja, hal ini membuat Dubai terasa lebih familiar," ungkapnya.
Sebagai perantau yang harus menempuh penerbangan sekitar 8 jam ke Dubai, rasa rindu ke Tanah Air pastinya ada. Namun, menurut Nana, komunitas Indonesia seperti penawar rindu kampung halaman.
“ Komunitas Indonesia yang saya temui di sini adalah penawar rindu kampung halaman. Kami saling menjaga satu sama lain di perantauan," ungkapnya.
Saat akhir pekan tiba, para ekspatriat ini memiliki cara masing-masing untuk melepas penat. Aisyah dan teman-temannya sering mengikuti kegiatan olahraga unik, seperti Mallathon, sebuah inisiatif yang mengubah pusat perbelanjaan ber-AC menjadi lintasan lari saat musim panas.
Tak hanya dalam lingkup komunitas, para ekspatriat ini juga merasa disambut hangat oleh keberagaman penduduk Dubai dan budaya lokalnya.
" Di tempat kerja saja, saya bertemu orang-orang dari Filipina, India, Pakistan, Maroko, dan UEA. Sangat luar biasa melihat bagaimana semua orang saling menghargai latar belakang masing-masing. Itu membuat saya merasa mudah untuk merasakan seperti di rumah sendiri," kata Nafil.
Menurut Aisyah, toleransi budaya adalah salah satu nilai utama Dubai. Sehingga orang dari berbagai kepercayaan dan tradisi bisa hidup berdampingan dengan harmonis di Dubai.
Cita rasa Indonesia juga mudah ditemukan di Dubai dengan keberadaan restoran lokal, seperti Dapoer Kita dan Betawi Restaurant, yang direkomendasikan Nana. Adapula toko bahan makanan Asia yang lengkap menyediakan beragam bumbu.
Bagi Nana, seorang manajer yang baru pindah ke Dubai enam bulan lalu itu, memandang makanan adalah cara untuk tetap dekat dengan teman-teman.
“ Tinggal jauh dari keluarga, momen ‘pulang’ saya adalah saat makan malam bersama teman-teman Indonesia. Biasanya saya yang masak nasi putih, dan teman-teman membawa lauk-pauknya. Kadang kami juga makan di luar, mengeksplorasi kawasan Chinatown di Dubai Mall sampai restoran Timur Tengah di Karama,” ceritanya.
Sementara itu, Aisyah, yang telah tinggal di Dubai selama tiga tahun, memiliki tempat favorit yang dekat dari rumahnya.
“ Sunda Café adalah tempat andalan saya. Letaknya dekat rumah, terhubung dengan Metro, dan sering menjadi tempat saya bertemu orang Indonesia lainnya. Rasanya seperti kembali ke Jakarta,” ungkap Aisyah.
Bagi orang Indonesia, Dubai bukan hanya sekadar tempat bekerja, melainkan tempat di mana kesempatan bertemu dengan kenyamanan.
“ Rasa aman, kemudahan transportasi, dan komunitas membuat saya merasa seperti di rumah sendiri,” kata Nafil.
Nana menambahkan, komunitas Indonesia memberinya semangat dalam menjalani kehidupannya di Dubai.
“ Menjadi bagian dari komunitas Indonesia yang begitu hidup di sini memberi saya semangat. Selalu ada hal baru untuk ditemukan, dan itulah yang membuat Dubai menjadi rumah kedua saya,” ungkapnya.