Dream - Pertumbuhan jumlah perokok pemula kalangan pelajar dalam kurun waktu 2001-2010 terjadi peningkatan. Sebagian besar disebabkan karena pengaruh iklan rokok yang terpampang di dekat sekolah.
Hal itu disampaikan Pengurus Yayasan Pengembangan Media Anak Hendriyani. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh wanita yang juga dosen Jurusan Komunikasi Universitas Indonesia ini, sebanyak 3,9 juta anak usia 10-14 tahun telah menjadi perokok aktif.
" Terdapat 3,9 juta anak berusia 10-14 tahun yang menjadi perokok aktif di Indonesia, terjadi peningkatan tajam pada kelompok umur mulai merokok 10-14 sebesar 80 persen dalam kurun 9 tahun (2001-2010)," ujar Hendriyani saat ditemui di kawasan Sabang, Jakarta, Senin, 15 Juni 2015.
Berdasarkan penelitian tersebut, Hendriyani mendapat kesimpulan iklan rokok menjadi pemicu pertumbuhan jumlah tersebut.
" 70 persen remaja mengaku mulai merokok karena terpengaruh oleh iklan rokok. 77 persen mengaku iklan menyebabkan mereka untuk terus merokok, dan 57 persen iklan mendorong mereka kembali merokok setelah berhenti," kata Hendriyani.
Menurut Hendriyani ada tiga poin penting iklan yang mendorong membentuk citra positif rokok dengan mengangkat berbagai hal yang mampu menarik minat anak dan remaja untuk merokok.
Tiga poin tersebut yaitu pertama, display rokok di tempat mudah terlihat mendorong pembelian spontan. Kedua, penempatan rokok di dekat makanan kecil dan minuman memancing ide rokok adalah sesuatu yang normal atau biasa saja. Sedangkan poin ketiga, jumlah perokok akan lebih tinggi pada kelompok yang mempercayai iklan rokok terebut.
Hendriyani mengatakan hasil yang didapatkan dari hasil penelitian di lima kota besar di Indonesia.
" Kami melakukan pemantauan iklan dan produk rokok di lingkungan sekolah di lima kota besar meliputi Bandung, Jakarta, Makasar, Mataram, dan Padang, yang mendapati iklan luar Griya, iklan pada tempat penjualan, dan promosi," ungkapnya.
Hendriyani menambahkan, terdapat sedikitnya 30 merek rokok yang memajang iklan di lingkungan sekolah. Jumlah iklan tersebut cukup mendominasi tampilan sejumlah warung yang terletak tidak jauh dari sekolah.
" Seperti warung kios di lingkungan sekolah yang setiap hari dilewati. Temuan ini sangat memprihatinkan dan sangat ironi, begitu keluar dari gerbang mereka meresap pesan-pesan dari industri rokok," kata dia.
Selanjutnya, Hendriyani menilai peran pemerintah sangatlah penting untuk mencegah semakin meningkatnya jumlah perokok pemula kalangan pelajar. Hal itu merupakan rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian yang telah berjalan.
" Pemerintah lokal maupun nasional harus melarang secara total segala bentuk iklan, promosi dan sponsor rokok. Selain itu bagi komunitas sekolah seperti kepala sekolah, guru, siswa dan komunitas di sekitar sekolah bergerak untuk lingkungan sekolah bersih dari iklan, promosi dan sponsor iklan rokok," terang Hendriayani.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia