Psikiater Ajak Berlatih Mengontrol Amarah ala Rasulullah

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 20 April 2022 08:36
Psikiater Ajak Berlatih Mengontrol Amarah ala Rasulullah
"Marah bukan asal dipendam, marah juga bukan asal dilampiaskan. Marah perlu dikelola".

Dream - Bulan Ramadan merupakan momen yang tepat untuk melatih diri mengontrol rasa marah. Dalam kondisi perut lapar dan tenggorokan kering, kita kerap kali mudah tersulut emosi karena hal-hal kecil.

Mengikuti amarah bukanlah hal yang baik. Hal buruk bisa terjadi, seperti kata-kata yang menyakitkan keluar dari mulut, rasa penyesalan hingga pertengkaran hebat bahkan sampai melibatkan kontak fisik.

Tak mudah memang mengontrol amar, dokter Zulvia Oktanida Syarif SpKJ, mengungkap kalau amarah bukan untuk dilampiaskan atau dipendam.

" Marah bukan asal dipendam, marah juga bukan asal dilampiaskan. Marah perlu dikelola," ungkap psikiater ini dalam akun Instagramnya @dr.vivisyarif.

Ia mengingatkan cara Rasulullah SAW untuk mengelola amarah yang penting untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja?

1. Tenangkan diri, tak usah bereaksi, diamlah beberapa saat.

" Biasanya kalau kita marah (emosi negatif) diikuti juga dengan perilaku negatif. Misal mengucapkan kata kasar, memukul, merusak barang dll. Kita mungkin melakukan hal bodoh yang dapat kita sesali nanti. Oleh karena itu the best reaction is to not react at all. Diam aja dulu.

Dari Ibnu Abbas, Nabi bersabda: " Jika kamu marah, diamlah" . (HR Ahmad).

 

1 dari 5 halaman

2. Bergerak, pindah tempat/ posisi

" Kalau marah semua serba naik ya biasanya, naik darah, naik nada suara, naik pitam, dan naik naik lainnya. Berarti kita harus cooling down dan ini literally " turun" , ubah posisi ke posisi yang lebih rendah.

Rasulullah bersabda: " Jika kamu marah dan dalam posisi berdiri, harus duduk. Karena dengan itu kemarahannya bisa hilang. Jika belum hilang, dia harus mengambil posisi tidur" . (HR Ahmad, Abu Daud).

 

2 dari 5 halaman

3. Ucapkan mantra penenang diri

" Kita perlu punya mantra khusus yang diucapkan ketika sedang marah nih," tulis dr. Vivi.

Misalnya, tenang, sabar. Bila amarah memuncak ada kalimat yang diajarkan Rasulullah untuk diucapkan yaitu a'uzu billahi minashaitanir rajim yang artinya Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk" .

4. Berwudhu
" Saat emosi, rasanya memang 'panas' ya teman-teman. Jadi memang tak salah perlu dipadamkan dengan air. Cari air, cuci muka, kalau berwudhu lebih baik atau mandi," ungkap dr. Vivi.

Ia kembali menegaskan marah bukanlah hal yang dilarang. Seseorang boleh marah tapi sengan cara yang sehat.

" Marah itu kita kenali, kita sadari bahwa kita sedang marah, tenangkan diri sesuai cara Rasulullah lalu boleh ekspresikan marah dengan cara yang sehat dan fokus mencari solusi.

Sumber: dr. Vivi Syarif

3 dari 5 halaman

Tubuh Beri Sinyal Saat Stres Berat, Jangan Diabaikan!

Dream - Kondisi stres bisa dialami siapa pun dan seringkali kita mengabaikannya. Berusaha kuat, tak mencari pertolongan, menjalani aktivitas sehari-hari, tapi tubuh dan pikiran selalu menjadi kesatuan.

Saat pikiran dan psikologis bermasalah, tubuh akan memberi sinyal. Terutama jika stres yang muncul dibiarkan berlama-lama. Seringkali kita tak sadar sebenarnya kondisi fisik juga memunculkan gejala stres yang begitu konstan.

Penasaran apa saja tandanya? Jika muncul gejala berikut, tak ada salahnya untuk istirahat sejenak atau mungkin meminta pertolongand ari profesional seperti psikolog dan psikiater.

1. Gemeretak gigi
Penyebab gemeretak gigi yang paling sering adalah stres. Kamu mungkin menggemeretakan atau menggesekan gigi secara tidak sadar di siang hari atau saat tidur.

Salah satu tanda bahwa kamu melakukannya adalah rahang yang sakit keesokan paginya. Kamu mungkin juga memperhatikan gigi jadi terlihat lebih pendek dari biasanya, sebaiknya gunakan penjaga mulut untuk melindungi gigi atau melakukan terapi.

2. Keringat berlebih
Keringat terjadi karena berbagai alasan: berolahraga, suhu tinggi, atau ketika otak merasakan ancaman. Jika kamu berkeringat terus-menerus, itu mungkin pertanda bahwa kamu terlalu cemas.

 

4 dari 5 halaman

3. Rontok yang lebih banyak dari biasanya
Menemukan lebih banyak rambut di kamar mandi atau pada sisir mungkin merupakan tanda stres tersembunyi. Gejolak emosional dapat mengganggu fase pertumbuhan siklus rambut.

Bahkan jika tidak ada yang terjadi baru-baru ini, ingatlah bahwa rambut rontok biasanya tertunda. Jadi, kamu mungkin mengalami kerontokan rambut 6-12 minggu setelah peristiwa yang bikin stres.

Diare Bisa Terjadi Saat Level Stres Sedang Tinggi

4. Bintik-bintik merah
Jika kamu tidak menderita alergi tetapi masih terdapat bintik-bintik merah di kulit, kamu mungkin sedang mengalami emosi yang tidak stabil. Terlebih lagi, bila kamu mendapatkan bintik-bintik merah di mulut, hal itu dapat dipastikan sebagai akibat dari stres. Kondisi emosi dapat menyebabkan tubuh merilis beberapa bahan kimia yang mengubah respons tubuh terhadap fungsi-fungsi lainnya.

 

5 dari 5 halaman

5. Mata berkedut
Stres dapat memberikan sinyal yang tidak biasa ke otak dan otot wajah, misalnya seperti matamu yang berkedut tak terkendali. Anda mungkin memperhatikan pergerakan secara tidak sadar kelopak mata bawah atau dalam kasus-kasus yang jarang terjadi kelopak maat bagian atas. Dalam beberapa kasus, berkedut berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

6. Mulut selalu kering
Jika kamu terus-menerus haus dan tidak makan asin, coba lebih perhatikan kesehatan mental. Periode stres yang berkepanjangan memblokir kelenjar ludah, dan bisa membuat mulut selalu terasa kering. Kamu mungkin juga kesulitan menelan karena dehidrasi. Jangan ragu untuk konsultasi dengan profesional untuk menanganai level stres yang begitu tinggi.

Laporan: Anzila Riskia Putri/ Sumber: Brightside

Beri Komentar