Dream - Halima Hadi Alfina (18) menjadi salah satu jemaah haji termuda pada musim haji 1445 Hijariah/2024. Gadis asal Semarang, Jawa Tengah, ini bisa berangkat haji menggunakan hasil tabungan sejak TK.
Cerita bermula ketika Jumiyati, ibu Alfina, mendaftarkan keluarganya berangkat haji pada 2009. Kala itu, Alfina masih berusia sekitar tiga tahun.
Sejak TK, Alfina memang sudah ikut sanggar tari. Kepiawaian Alfina menari tarian tradisional membuatnya banyak diundang berbagai acara dan mendapatkan honor. Dari situ, Jumiyati mengajarkan Alfina menabung untuk pergi haji.
" Sejak PAUD saya sudah ikut sanggar tari. Honor menari saya titipkan ibu, untuk tabungan haji," ujar Alfina, Rabu 29 Mei 2024.
Saat itu Alfina tidak memahami makna pergi haji. Dia hanya mempercayakan uang honor yang diterima kepada ibunya untuk ditabung.
Alfina baru mengetahui makna naik haji ketika beranjak remaja. Sejak saat itu, Alfina lebih rajin menabung untuk melunasi biaya haji.
Cara Alfina mendapatkan uang pun terbilang unik. Dia tidak menyisihkan uang jajan yang diberikan orangtuanya. Melainkan mengikuti berbagai ajang lomba menari, cerdas cermat hingga wirausaha untuk mendapatkan hadiah uang tunai.
Banyaknya lomba yang dimenangkan membuat uang tabungan untuk membayar ongkos haji.
" Saya ambil dari lomba, bukan dari uang saku. Saya pernah lomba nari dari SD, SMP, dan SMA," kata Alfina.
Hingga akhirnya, Alfina terdaftar sebagai jemaah haji tahun 2020. Namun perjalanan Alfina dan keluarga tertunda akibat wabah Covid-19. Barulah di tahun 2024 ini, Alfina bersama orangtua dan 2 kakaknya bisa pergi haji.
Walaupun sudah bisa melunasi ongkos berhaji sejak 2020, Alfina tetap rajin menabung untuk memenuhi kebutuhannya selama di Tanah Suci.
Uang hasil tabungannya digunakan untuk membeli berbagai keperluan untuk berhaji. Alfina juga memanfaatkan uang tabungannya untuk memberi barang-barang yang diinginkan selama di Madinah.
Semisal membeli baju gamis yang dipakai di Arab Saudi. Alfina membeli gamis berwarna hijau itu seharga SAR100 riyal atau sekitar Rp430 ribu.
Tak hanya itu, dia juga membeli pernak-pernik untuk oleh-oleh dan dibagikan kepada teman-temannya nanti.
Jumiyati, ibu dari Alfina mengaku mengajarkan anaknya sejak kecil untuk menabung. Bahkan selama sekolah, Alfina tidak diberi uang jajan selayaknya anak-anak pada umumnya.
Setiap hari dia membawakan bekal untuk Alfina makan di sekolah. Dia juga memenuhi semua kebutuhan anak-anaknya. Hal ini yang membuat Alfina disiplin menabung. Setiap honor atau uang hasil lomba disisihkan untuk menabung, sedekah dan jajan.
Pola asuh ini pun tak dikeluhkan Alfina. Bahkan dia tidak merasa ketinggalan zaman dari teman-temannya.
" Kalau dia minta HP terbaru, misalnya, saya beri pengertian dia belum butuh, karena kebutuhan dia hanyalah untuk belajar," ujar Jumiyati.