Hasan Adadikam (Merdeka.com/Ihwan Fajar)
Dream - Ini kisah ibadah haji seorang mualaf asal Papua, Hasan Adadikam (65), yang telah kembali ke Tanah Air. Saat menjalankan rukun Islam ke lima itu, dia mengaku sampai dicium-cium orang Arab.
Hasan telah menjadi mualaf sejak umur 30 tahun, setelah sebelumnya memeluk agama Kristen Protestan. Sementara itu, ayah dan adiknya merupakan pendeta.
" Bapak dan adik saya pendeta. Saya mualaf sejak umur 30-an. Alhamdulillah Islam ini di hadapan Allah Rahmatan Lil Alamin," tuturnya.
Dia mengaku sudah memberangkatkan istrinya berhaji pada tahun 2004. Tahun inilah kesempatannya untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci.
" Saya sendiri, karena istri sejak tahun 2004 sudah naik haji. Saya berangkatkan dia lebih dahulu. Sekarang baru saya dapat kesempatan dan alhamdulillah," bebernya.
Mengenakan sorban dan jubah putih, Hasan mengaku, dalam perjalanan hajinya tidak ada keberatan yang dialami. Menurutnya perjalanan ibadah hajinya luar biasa.
" Kami bersyukur kepada Allah karena perjalanan haji ini luar biasa. Petugas di Makassar ini mulai dari Gubernur, Wali Kota, sampai petugasnya semua luar biasa. Karena yang berkesan di ibadah haji kami ini semuanya tidak ada merasa keberatan," ujarnya saat ditemui di Asrama Haji Sudiang Makassar, Rabu, 10 Agustus, dikutip dari Merdeka.com.
Hasan Adadikam merupakan satu-satunya jemaah haji asal Papua dari total 491 orang jemaah pada kloter 15 Makassar. Sebanyak 490 orang lainnya berasal dari Sulawesi Selatan dan provinsi lain.
Sebelum berangkat, dia sempat mengkhawatirkan cuaca ekstrem yang terjadi di Arab Saudi. Apalagi, saat itu dirinya mendengar berita bahwa suhu di Arab Saudi mencapai 40-50 derajat celcius.
Sesampainya di sana, ternyata yang terjadi justru sebaliknya, hujan lebat terjadi di Masjidil Nabawi.
" Ternyata saat tiba di sana tidak seperti itu. Akhirnya doa kami, masyarakat, dan umat Islam ini yang berkesan di pribadi kami, kemarin kami salat di Masjidil Nabawi itu hujan lebat luar biasa," kata dia.
Kesan menarik lain yang didapatkan selama 40 hari di Arab Saudi adalah dia sempat dicium orang-orang Arab.
" Orang Arab sendiri cium-cium badan saya, semua itu karena begitu berkesan di mereka. Saya tidak tahu bahwa apa kehadiran saya selaku mualaf ini dapat diterima atau tidak," ungkapnya.
Kondisi tersebut, membuat rekan satu kloter Hasan pun terharu. Teman-temannya disebut keheranan kenapa dia begitu disenangi orang Arab. Apalagi saat pengurusan paspor, saat tiba di Arab Saudi dia tidak mengalami kesulitan sama sekali.
" Awal mula semua jemaah haji ini heran, kenapa sampai bapak haji ini kok disenangi orang Arab. Sampai di pelabuhan juga kemarin saya mau masuk paspornya, mereka datang ambil pergi cium-cium badanku. Sampai mereka atur saya punya sorban. Semuanya membuat saya bangga dengan itu kehadiran menjalankan ibadah haji," kata pria asal Timika, Papua ini.
Hasan berharap pelaksanaan haji tahun depan tidak ada lagi pembatasan akibat pandemi Covid-19. Dia juga mengapresiasi petugas haji yang memberikan fasilitas dan pelayanan cukup baik mulai dari makan dan minum hingga hotel.
" Saya sampaikan ke Menteri Agama saat bertemu di Mekkah, salah satu yang ditingkatkan adalah jemaah haji Indonesia harus ditambah. Tidak usah ragu-ragu dengan covid, karena di Arab itu tidak ada. Cuma di Indonesia selalu menjaga kemungkinan, sehingga tahun berikutnya jemaah haji harus bertambah," tegasnya.
Sosok Hasan sendiri merupakan tokoh masyarakat dan agama di Kabupaten Timika, Papua. Bahkan, Hasan adalah salah satu koordinator pemekaran Provinsi Papua Tengah.
" Sekarang kita sudah masuk Provinsi Papua Tengah. Kebetulan saya salah satu koordinator pemekaran itu," ungkapnya.
Advertisement
Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi

Rumah Ini Pakai 1.000 Baterai Laptop untuk Sumber Listrik Selama 8 Tahun

Komunitas RAMAH Jadi Simbol Gerakan Anak Muda Aceh

Awas Jangan Salah Gate! 4 Maskapai Penerbangan Sudah Pindah ke Terminal 1B Bandara Soekarno-Hatta

Tegas! Universitas di Korsel Tolak Calon Mahasiswa dengan Catatan Kekerasan di Sekolah


Tak Cuma Soto Banjar, Ini 5 Kuliner Khas Palangkaraya yang Wajib Dicicipi
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

Kisah Raihan Jouzu, Siswa SMP Ciptakan Bikin Spidol dari Kulit Bawang Putih

12 Rekomendasi Wisata Alam di Aceh yang Bisa Jadi Wish List Liburan Akhir Tahun

Mengenal Komunitas Masyarakat Adat Seberuang di Kalbar: Punya Hutan Terlarang, Jengkolnya Primadona

Membedah Desa Wisata Pemuteran Bali, Destinasi Tenang yang Cocok Buat Liburan Keluarga Akhir Tahun

Mengenal Komunitas Masyarakat Adat Seberuang di Kalbar: Punya Hutan Terlarang, Jengkolnya Primadona

12 Rekomendasi Wisata Alam di Aceh yang Bisa Jadi Wish List Liburan Akhir Tahun