Jemaah Haji Gelombang Kedua Mulai Kembali Ke Tanah Air. (Foto: Dream.co.id/Maulana Kautsar)
Dream – Jelang pergantian hari, sepuluh bus yang mengangkut 410 jemaah dari kloter JKS 41, mulai memadati Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz (AMA), Madinah. Para jemaah asal tujuan debarkasi Jakarta-Bekasi itu akan menjadi pembukan fase pemulangan jemaah gelombang pertama.
" Malam ini kita akan memulai pemulangan jemaah gelombang kedua dari Madinah ke Tanah Air," kata Kepala Daerah Kerja Bandara, Arsyad Hidayat, di Bandara AMA, Minggu, 9 September 2018.
Arsyad mengatakan, proses pemulangan jemaah haji gelombang kedua itu berbarengan dengan pemberangkatan terakhir gelombang pertama dari Jeddah ke Tanah Air pada pukul 01.30 waktu setempat. Untuk mengatasi persoalan itu, Arsyad telah membagi tim untuk mengatasi proses pemulangan itu.
" Alhamdulillah itu bisa tertangani. Kami dari PPIH Airport sudah membagi dua tugas," kata dia.
Kepulangan jemaah dari Kloter JKS 41 sedianya berlangsung pada pukul 04.30 waktu setempat. Para jemaah akan terbang ke Tanah Air dengan maskapai Saudia Airlines.
Setelah kloter tersebut, akan dipulangkan Kloter SUB 38, Debarkasi Surabaya (450 jemaah) dengan pesawat yang berangkat setengah jam kemudian. Lalu menyusul Kloter JKG 30 Debarkasi Jakarta-Pondok Gede sebanyalk 376 jemaah. Penerbangan ini akan berlangsung pada pukul 05.30 waktu setempat.
Sebanyak 17 kloter diberangkatkan ke Tanah Air pada hari pertama pemulangan gelombang kedua tersebut. Rencananya, 7.004 jemaah akan dipulangkan pada hari pertama itu.
Hingga Sabtu, 8 September 2018,pukul 16.00 WAS, sebanyak 213 kloter dengan jemaah sebanyak 87.028 orang telah dipulangkan ke Indonesia.
“ Sampai dengan hari ini sebanyak 213 kloter dengan jumlah sebanyak 87.028 orang dengan rincian jemaah haji 85.962 orang dan petugas kloter 1.066 orang,” kata Kepala Seksi Pelayanan Kedatangan dan Kepulangan Jamaah Daker Bandara, Muhammad Syarif.
Dream - Jemaah haji Indonesia yang tergabung dalam gelombang kedua mulai pulang ke Tanah Air pada Minggu, 9 September 2018. Akan ada 17 kloter dengan total 7.004 jemaah haji diterbangkan dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah.
" Alhamdulillah jemaah yang berada di Madinah telah melaksanakan arbain, besok mulai pulang 17 kloter 7.000-an jemaah," kata Kepala Daker Madinah, Muhammad Khanif, Sabtu, 8 September 2018.
Sebagai persiapan, hari ini jemaah haji mulai melakukan penimbangan koper di hotel masing-masing. Dalam proses penimbangan, masih banyak ditemukan jemaah yang melanggar aturan membawa barang.
Salah satu aturan yang dilanggar ialah pemasangan tali jaring koper. Kejadian itu ditemukan oleh petugas saat penimbangan koper jemaah kloter JKS 30.
" Akhirnya kami minta supaya jaringnya dicopot," kata Kepala Seksi Perlindungan Jemaah (Linjam) Daerah Kerja Madinah, Maskat Ali Jasmun.
Maskat mengatakan jemaah hanya boleh mengikat koper menggunakan sabuk khusus.
Dream - Setelah India, giliran Bangladesh yang tertarik belajar pengelolaan haji kepada Indonesia. Mereka mengapresiasi pengelolaan haji Indonesia yang dinilai sukses.
“ Sebenarnya study banding seperti ini sangat kita butuhkan dalam rangka menggali juga bagaimana pelayanan jemaah mereka,” tutur perwakilan misi haji Bangladesh, ABN Amin Ullah Nuri, dikutip dari haji.kemenag.go.id, Jumat 7 September 2018.
“ Sehingga ketika kita menemukan hal-hal yang perlu diperbaiki, maka kita bisa sharing bersama untuk perbaikan ke depan,” tambah dia.
Bangladesh juga ingin ingin tahu penyelenggaraan haji Indonesia dengan jumlah jemaah yang begitu besar, tapi bisa berjalan dengan lancar, mulai dari pendaftaran sampai dengan pelaksanaan di Arab Saudi.
Menurut Khanif, pertukaran informasi antara kedua negara bakal mengetahui perbedaan yang paling mendasar penyelenggaraan haji antara Indonesia dengan Bangladesh.
Misalnya saja Bangladesh lebih banyak haji khusus yang dikelola oleh swasta ketimbang kelompok reguler yang ditangani oleh pemerintah. Jemaah haji khusus mereka mencapai 100 ribu lebih, sementara haji reguler hanya 7.000 jamaah.
“ Justru kebalikan dari Indonesia, yang lebih banyak mengelola ibadah reguler ketimbang khusus,” ucap Khanif.
Tak hanya itu saja. Tarif yang dikenakan oleh kedua negara juga berbeda. Di Bangladesh, jemaah haji reguler biayanya justru lebih besar, sekira Rp60 juta. Haji khusus di bawah angka itu, tergantung masing-masing tipe.
“ Kenapa tarif haji pemerintah Bangladesh lebih mahal dari swasta, karena pemerintahnya menggunakan hotel di Markaziah, sementara swasta lebih murah karena hotel di luar Markaziah,” tuturnya.
Sistem yang lebih unik bahkan diberlakukan oleh India, yang menentukan jemaah haji dengan sistem undian. Jadi, menurut Khanif, jemaah yang namanya keluar saat diundi itu yang langsung diberangkatkan.
Sementara untuk Indonesia sistem pemberangkatan jemaah secara bergantian, yakni disesuaikan dengan nomor antrean awal pendaftaran.
“ Melihat sistem tersebut dianggap bagus, India tertarik, katanya tahun depan akan mencontoh dan mengubah model pemberangkatan jamaahnya,” terang Khanif.
Dari jumlah petuags pun Indonesia dan Bangladesh juga berbeda. Petugas haji Bangladesh berjumlah 200 orang termasuk keagamaan dan kesehatan. Indonesia yang jauh lebih besar yakni mencapai 4.100 petugas.
Khanif menilai, kunjungannya kepada penyelenggara haji Indonesia sangat penting. “ Menurut saya ini hal penting sehingga kita bisa belajar juga dari mereka hal-hal positif, apa yang bisa kita tingkatkan dan juga menerima masukan dari mereka,” pungkas Khanif.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR