Sumber: Liputan6.com
Dream - Soejantini, salah satu jemaah haji yang sudah pulang ke Indonesia, harus meneguhkan hatinya kembali saat pulang ke rumah tanpa suami. Meski begitu, ia tampak tegar menenteng dua koper kabin saat hendak terbang ke tanah air.
Satu koper itu adalah milik suaminya yang meninggal dunia di Tanah Suci yang kini hanya menjadi kenang-kenangan untuknya.
" InsyaAllah saya kuat. Karena saya sepeninggal bapak, saya sadar bahwa itu ketetapan Allah. Dan bagi saya ketetapan Allah lah yang terbaik untuk saya, sehingga saya kuat menjalankan ibadah haji," ujarnya saat ditemui tim Media Center Haji (MCH) di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah jelang kepulangan ke Tanah Air, Selasa petang, 4 Juli 2023.
Suaminya, Suprapto Tarlim Kertowijoyo, merupakan jemaah haji pertama yang meninggal dunia di Tanah Suci. Jemaah berusia 52 tahun itu meninggal dunia di hotelnya dekat Masjid Nabawi, hanya beberapa saat setelah mendarat di Tanah Suci, Kamis 25 Mei 2023 .
Menurut Soejantini, suaminya dimakamkan di permakaman Baqi. Kompleks permakaman ini merupakan peristirahatan terakhir para keluarga dan sahabat Rasulullah.
" Yang membuat saya kuat, gini bapak kan dimakamkan di Baqi, bapak kan langsung lolos ke taman surga Allah dan saya pun harus bisa seperti bapak. Itu yang menjadikan kuat diri saya untuk menjalankan ibadah haji," tuturnya.
Saat sang suami dimakamkan, bahkan Soejantini tak dapat menyaksikannya secara langsung karena tempat khusus laki-laki. Sehingga ia hanya menitipkan mengambil video saat pemakaman suaminya.
Wanita 51 tahun ini mengatakan, kepergian suaminya terbilang mendadak. Bahkan Jemaah asal Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah ini dalam kondisi sehat dan tidak masuk dalam kategori jemaah risiko tinggi (risti).
" Justru waktu itu yang sakit saya. Karena saya mulai berangkat ke Solo itu jam 4 baru pulang dari Puskesmas Tambakroto terus harus ke embarkasi Solo. Di situ saya masih sakit. Saya periksa di dokter yang ada di Solo bapak sehat, tidak mengeluh apa-apa," tuturnya.
Soejantini mengaku tidak memiliki firasat apa-apa, dan almarhum tidak pernah menyampaikan wasiat apapun sebelum meninggal di Tanah Suci. Namun, sebelum berangkat suaminya hanya bilang kepadanya bahwa dia ingin cepat sampai di Madinah.
" Ndak ada wasiat apa-apa, karena ndak sakit sama sekali, sehat walafiat. Hanya ingin secepatnya sampai di Madinah sebelum berangkat, sampai ndak mau dibawain jaket. Pokoknya ingin cepet sampai," katanya.
" Bilangnya 'kalau nanti saya sudah di Madinah pokoknya enak' gitu," sambung Soejantini menirukan ucapan suaminya.
sumber: Liputan6.com.