© MEN
Dream - Pemerintah Arab Saudi telah menginformasikan besaran kuota haji Indonesia pada 2024 yakni sebanyak 221.000 jemaah. Informasi ini disampaikan melalui surat yang diserahkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
" Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah menginformasikan kuota haji 2024 ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Tahun depan, kuota haji Indonesia berjumlah 221.000 jemaah," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangannya, Senin 3 Juli 2023.
Selain itu, pemerintah Arab Saudi mengumumkan tahapan penyelenggaraan ibadah Haji 1445 H/2024. Berikut jadwal lengkapnya:
Dream - Seorang warganet baru-baru ini membagikan pengalaman anaknya yang mendaftar haji di Malaysia. Yang menjadi sorotan adalah masa tunggu haji di negeri jiran itu mencapai 143 tahun.
Dalam postingan akun Twitter @mnkamalaziz, pria bernama Kamal Aziz membagikan tangkapan layar surat pendaftaran haji sang anak.
Dalam surat tersebut, tertulis estimasi pemberangkatan haji pada tahun 2166, atau 143 tahun dari sekarang.
" Anak saya harus tunggu 143 tahun!!! Daftar tahun 2023, berangkat tahun 2166!!," cuit Kamal.
19 tahun lagi??
Anak saya harus tunggu 143 tahun!!!
Daftar tahun 2023, berangkat tahun 2166!! pic.twitter.com/y8Hs4l5olq— kamal aziz (@mnkamalaziz)June 28, 2023
Postingan tersebut sontak mencuri perhatian warganet. Banyak yang membandingkannya dengan aturan masa tunggu haji di Indonesia.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag), warga Indonesia bisa dikatakan lebih beruntung dari Malaysia karena masa tunggu haji paling lama 43 tahun untuk kuota 100 persen atau 86 tahun untuk kuota 50 persen.
“ Di Malaysia 141 tahun masa tunggu. Kalau kuota 50 persen (seperti tahun ini) masa tunggu bisa hampir 300 tahun,” ujar Dato' Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman, Ketua Rombongan Haji (Tabung Haji) Malaysia.
Selain karena kuota terbatas, lamanya waktu tunggu di Malaysia juga karena aturan ketat yang diterapkan di negara itu.
Di antaranya Malaysia melarang penderita penyakit tertentu berangkat haji. Bahkan obesitas juga menjadi salah satu syarat yang pantang dilanggar.
“ Ada aturan Body Mass Index (BMI) dihitung 40 ke atas tidak boleh berangkat. 35-40 kalau punya penyakit bawaan juga tidak dibenarkan berangkat,” ujarnya.
Selain obisitas, calon jemaah yang memiliki penyakit bawaan, seperti kencing manis dan darah tinggi, yang tidak terkontrol juga dilarang berangkat. Proses pemeriksaan kesehatan juga dilakukan hingga dua kali.
“ Ini yang membuat kita tidak ada jemaah yang sakit. Alhamdulillah jemaah datang sehat. Urusan ibadah juga mudah tidak ada yang tertinggal tidak ada yang jalan lambat,” ujarnya.
Menurut Syed Saleh, aturan ketat ini sebenarnya juga banyak ditentang di Malaysia.
Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief mengatakan secara umum pelaksanaan haji di Indonesia dan Malaysia sama.
Untuk waktu tunggu, Indonesia lebih beruntung karena mendapatkan kuota lebih besar. Hanya di Indonesia aturan untuk jemaah tidak bisa seketat Malaysia.
“ Kami di Indonesia tidak bisa menuangkan kalau berat badan pun ditentukan,” ujar Hilman Latief.