Asuransi Jiwa dan Kecelakaan Jemaah Haji Sudah Cair Bertahap, Simak Ketentuannya
Asuransi jiwa dan kecelakaan jemaah akan di transfer ke rekening yang digunakan untuk pelunasan Bipih.
Dream – Mimpi Nenek Solati untuk berhaji akhirnya terwujud tahun ini. Meski usianya sudah 94 tahun, Solati tetap semangat untuk terbang ke Tanah Suci.
Solati merupakan seorang tukang pijat bayi dari Desa Menganto, Mojowarno, Jombang, Jawa Timur. Sia sudah puluhan tahun menabung untuk berhaji.
Menurut sang anak, Tiami, ibunya telah berniat naik haji sejak berusia 30 tahun. Sejak itu, Solati terus menyisihkan penghasilannya dari upah memijat anak dan menjadi buruh tani.
Jumlah uang yang ditabung saban hari tak tentu, sesuai dengan penghasilannya yang tak seberapa. Sebab, dari memijat anak bayi saja ia biasanya dibayar Rp20 ribu hingga Rp100 ribu per pasien.
"Dulu itu uang yang ditabung disimpan di dompet gitu, Mas. Baru tahun 2015 saya ajak agar disimpan di bank," kata Tiami.
Kegigihannya itu pun mulai membuahkan hasil. Nenek Solati akhirnya bisa melunasi biaya hajinya senilai hampir Rp56 juta. Tak hanya itu, janda beranak empat itu bahkan telah dua kali menunaikan umroh dari hasil menabung.
Tiami menambahkan, sang ibu sebenarnya mendaftar haji sejak 2018. Namun pemberangkatannya tahun 2020 tertunda karena Pandemi Covid.
Berangkat bersama rombongan haji di tahun 2023, sang anak berharap perjalanan ibunya naik haji pada Juni nanti akan berjalan lancar meski ia tidak bisa mendampinginya secra langsung.
"Saya sebagai anaknya untuk mendampingi kan tidak bisa. Saya doakan semoga sehat di sana, pulangnya juga sehat," pungkas Tiami.
sumber: Liputan6.com
Dream - Mursidah mengaku sangat bahagia bisa menjadi salah satu jemaah yang menunaikan ibadah haji tahun ini. Nenek pedagang sayur di Klaten, Jawa Tengah, itu bisa berhaji setelah puluhan tahun menabung dari hasil berjualan sayur.
Perempuan 70 tahun ini yang tinggal di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, itu sehari-harinya berkeliling jualan sayur menggunakan sepeda onthel.
Mursidah tinggal di rumah joglo sederhana di sebuah perkampungan padat penduduk. Temboknya yang hanya diplester dengan pintu rumah yang sudah terlihat kusam, lantainya pun hanya terbuat dari semen.
Meski begitu, berkat usaha dan kerja kerasnya ia akhirnya bisa berangkat ke tanah suci setelah mendaftar haji sejak tahun 2012 silam.
Mursidah yang sudah menjadi pedagang sayur selama 30 tahun ini mengaku bisa naik haji dari uang yang ia tabung sebanyak Rp10 ribu perhari dari hasil penjualan sayurnya.
Tak hanya menabung, dia juga melakukan beberapa amalan sebagai umat Islam, yang mungkin turut mengantarkannya bisa berangkat ke Tanah Suci.
Mursidah mengaku selama ini berusaha untuk istiqomah mengerjakan puasa Senin-Kamis. Dia juga menunaikan sholat di sepertiga malam untuk berdoa kepada Allah SWT agar mimpinya tersebut dikabulkan.
Salah satu anak Mursidah, yakni Sri Murjiati (44), menceritakan bahwa sang ibu yang hanya berprofesi sebagai pedagang sayur itu sudah menabung sekitar 20 hingga 30 tahun lamanya.
Menurut Sri, niat ibunya untuk menunaikan ibadah Haji sangatlah kuat. Saat itu, Mursidah bahkan masih harus membesarkan keempat anaknya di tengah kondisinya sebagai seorang janda lantaran suaminya telah meninggal dunia.
Tak hanya itu, bahkan Mursidah disebut rutin mengeluarkan qurbannya setiap tahunnya saat Hari Raya Idul Adha di samping terus menabung untuk menunaikan ibadah haji.
Ia juga memiliki kebiasaan unik saat bulan Ramadhan, yaitu rajin membangunkan warga sekitar untuk sahur menggunakan speaker masjid.
Di usianya yang kini tak lagi muda, Mursidah masih senantiasa sehat walafiat lantaran rajin mengayuh sepedah dengan jarak kurang lebih 6 km untuk berjualan sayur.
sumber: jatengnetwork.com
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pedagang Arab ini terlibat tawar-menawar sengit dengan emak-emak asal Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenag usulkan masa tinggal jemaah di tanah suci dipercepat guna menekan biaya haji, serta Istithaah dilakukan sebelum pelunasan.
Baca SelengkapnyaBSI Umrah Travel Fair diselenggarakan di Kota Kasablanka, pada 7-10 September 2023
Baca SelengkapnyaBanyak calon jemaah haji lansia, Menko PMK rencanakan haji dibatasi satu kali mempersingkat antrean.
Baca SelengkapnyaJemaah sakit terus diberi pendampingan, pencarian jemaah hilang tetap dilanjutkan.
Baca SelengkapnyaAsuransi jiwa dan kecelakaan jemaah akan di transfer ke rekening yang digunakan untuk pelunasan Bipih.
Jemaah sakit terus diberi pendampingan, pencarian jemaah hilang tetap dilanjutkan.
Mereka mendaftar haji setelah panen raya. Fenomena ini baru pertama kali terjadi di NTB.
Banyak dikeluhkan jemaah soal layanan puncak haji di Armuzna.
Jumlah jemaah haji meninggal terbanyak sejak 2015.
Tampil nyentrik, Mbah Barodin ajak dua istrinya ke tanah suci.
Jika memungkinkan, waktu tinggal jemaah haji di tanah suci akan dipersingkat.
Setelah aplikasi terinstal, masukkan nomor porsi jemaah untuk melihat kondisinya lewat menu riwayat pemeriksaan.
Para jemaah terlihat mengenakan pakaian serba princess lengkap dengan perhiasan emas.
Fitriani memperkirakan akan ada sekitar 60.000 kantong rendang siap saji yang akan dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan.
Usai berhasil mencium hajar aswad, Nuraini terpisah dari rombongannya.
Sebelum pulang, ia meminta ibunya membeli banyak tasbih untuk dibagikan sebagai hadiah kepada teman-teman di desa.
Bagi para jemaah yang ingin mendapatkan sertifikat haji, terlebih dahulu mengunduh aplikasi Nusuk.