Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Kasus kanker paru-paru di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), sekitar 52 persen penderita kanker paru di Indonesia didiagnosis tipe Small Cell Lung Cancer (SCLC). Tipe SCLC berasal dari sel-sel yang melapisi bronkus di pusat paru-paru.
" Tipe SCLC hampir seluruhnya disebabkan oleh kebiasaan merokok. Tipe kanker ini dikenal lebih agresif karena pada stadium lanjut lebih cepat menyebar ke bagian tubuh lainnya," jelas dokter spesialis paru Sita Laksmi Andarini kepada Health Liputan6.com.
Kanker paru juga punya tipe Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC), yang biasanya berasal dari sel-sel kelenjar di bagian luar paru-paru. Untuk menangani kedua tipe kanker paru sekaligus meningkatkan kualitas hidup pasien, pengobatan kanker paru saat ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode operasi, dengan mengangkat atau mengoperasi jaringan sel kanker yang menyebar di organ vital.
" Ada juga terapi radiasi yang membunuh sel kanker paru menggunakan sinar berenergi tinggi seperti sinar-X juga kemoterapi. Terapi target yang menggunakan obat-obatan khusus untuk mengecilkan, membunuh, memblokir pertumbuhan, dan penyebaran sel kanker," kata Sita.
Kanker paru-paru memiliki jumlah kasus baru terbanyak di dunia, yaitu sebesar 2,1 juta atau 11,6 persen dari total beban kejadian kanker di dunia. Data dari Kementerian Kesehatan, kasus kanker paru di Indonesia meningkat pesat, yakni berada di urutan ke-8 di Asia Tenggara dan urutan ke-23 di Asia sebagai negara dengan angka kejadian kanker yang berada di zona serius.
Angka ini meningkat 10,85 persen dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data dari GLOBOCAN 2018, merokok adalah penyebab tertinggi kanker paru, sebesar 80 persen dari keseluruhan kasus pada 2018.
“ Peningkatan angka kasus kanker paru di Indonesia telah masuk pada tahapan memprihatinkan. Yang lebih diperhatikan juga soal lingkungan kerja bisa menjadi penyebab lain timbulnya kanker ini. Misalnya, pabrik tambang, semen, dan keramik yang cenderung terpapar radiasi serta bahan kimia karsinogenik. Ini akan memicu tinggi terjadinya kanker paru" kata Sita.
Laporan Fitri Haryanti/ Sumber: Liputan6.com
Dream - Kanker paru-paru termasuk penyakit yang sangat mematikan. Gejala berupa batuk biasa dan penderita biasanya baru memeriksakannya ketika kanker sudah stadium tinggi.
Seperti yang terjadi pada Kepala Pusat Data dan Informasi Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Begitu juga pada mendiang Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri Kesehatan di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Ia meninggal dunia karena penyakit kanker paru-paru stadium tinggi.
Baik Sutopo maupun Endang, bukan seorang perokok. Lalu bagaimana bisa, seorang yang tak merokok sama sekali terkena kanker paru-paru? Dokter patologi anatomi, Evlina Suzanna memberikan penjelasan.
" Karena sistem kekebalan tubuh dan genetik setiap orang berbeda-beda. Genotip atau gen yang berbeda-beda ini akan memengaruhi kerentanan genetik," kata Evlina di Jakarta beberapa waktu lalu.
Mutasi genetik pada tubuh individu juga berbeda-beda. Ada gen yang lebih rentan terkena serangan bakteri dan virus pemicu kanker.
Sel kanker pun bisa tumbuh dan berkembang. Dalam berbagai kasus, kanker yang dialami seseorang dipengaruhi gaya hidup, bukan faktor keturunan.
" Gen mana yang lebih berisiko itu ada. Tergantung kerentanan genetiknya. Mutasi genetik juga beda-beda tiap individu," Evlina melanjutkan.
Advertisement
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran