AMD Penyebab Kebutaan bagi Lansia, Kenali Faktor Risikonya

Reporter : Ferdike Yunuri Nadya
Selasa, 19 Oktober 2021 16:35
AMD Penyebab Kebutaan bagi Lansia, Kenali Faktor Risikonya
AMD atau age-related macular degeneration ini menyebabkan hilangnya penglihatan sentral

Dream - AMD (Age-related macular degeneration) atau dikenal dengan degenerasi makula, adalah penyakit mata akibat kerusakan pada makula lutea yang menyebabkan hilangnya penglihatan sentral.

“ Makula adalah pusat fokus penglihatan pada retina mata kita. Jika terjadi perubahan anatomi makula, maka fungsi penglihatan akan buram,” jelas Gitalisa Andayan, Dokter Spesialis Mata, pada konferensi virtual Hari Penglihatan Sedunia, Oktober 2021.

Gitalisa menambahkan bahwa akibat degenerasi makula ini dapat membuat pasien tidak dapat membaca, menulis, bahkan melihat wajah orang di hadapannya.

Penyakit ini menjadi salah satu yang paling sering dijumpai pada populasi lanjut usia. Indonesia sendiri menjadi salah satu dari lima negara dengan populasi degenerasi makula tertinggi di dunia. Negara lainnya yaitu China, India, Pakistan, dan Amerika Serikat.

dr Sidiq

“ AMD merupakan salah satu penyakit mata yang perlu mendapatkan pengobatan sedini mungkin. Gangguan penglihatan dan kebutaan akibat AMD sangat menurunkan kualitas hidup lansia,” jelasM. Sidik, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Pusat.

Gangguan penglihatan dan kebutaan akibat AMD ini terjadi secara perlahan dan progresif, sehingga memerlukan pemantauan ketat, serta kontrol dokter dan pengobatan berkala.

“ Walaupun situasi pandemi Covid-19 memang menyulitkan namun pasien AMD tetap diimbau untuk ke rumah sakit guna mendapatkan pengobatan,” tambah dr Sidik.

Hal ini tentunya untuk menghindari kondisi pengelihatan yang memburuk. Karena kebutaan pada lansia akan sangat menurunkan kegiatan dan aktivitasnya. Padahal di usia senja, aktif dan berkontribusi dalam masyarakat masih sangat dibutuhkan.

1 dari 2 halaman

Faktor Risiko Utama AMD

Pada dasarnya faktor risiko utama dari AMD adalah usia. Namun beberapa faktor lain seperti faktor genetik dan merokok, juga bisa meningkatkan risiko AMD.

dr Gitalisa

“ AMD biasanya terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun, tetapi dapat terjadi lebih awal. Mereka yang memiliki faktor risiko tentu harus waspada, karena jika tidak ditangani dengan baik, AMD bisa mengakibatkan komplikasi hingga kebutaan,” tambah Gitalisa.

Dia menambahkan jika buramnya penglihatan hingga kebutaan akan memengaruhi kesehatan mental para lansia. Risiko depresi dan isolasi sosial akan lebih tinggi.

2 dari 2 halaman

AMD Dapat Diobati?

AMD kering biasanya tidak mengakibatkan kehilangan penglihatan total, dan saat ini belum ada pengobatan yang efektif.

Webinar Perdami

“ Namun terapi pada AMD basah telah mengalami perkembangan pesat dalam dua dekade terakhir, salah satu obat adalah Aflibercept yang dapat menghambat kerusakan makula,” tambah Gitalisa.

Terapi dengan Aflibercept dilakukan dengan cara suntikan ke dalam bola mata. Penyuntikan ini dapat memperlambat pertumbuhan pembuluh darah abnormal dan mencegah kerusakan makula lebih lanjut, sehingga mencegah kebutaan.

Terapi Aflibercept intravitreal juga efektif pada AMD tipe basah yang paling sering terjadi pada ras Asia sehingga disebut “ Asian AMD”. Dimana 25% - 50% pasien Asia dengan AMD juga memiliki AMD tipe basah ini.

“ Pada intinya, saat ini layanan terhadap pasien AMD di Indonesia, khususnya AMD tipe basah, sudah dilakukan dengan baik. Pasien tidak perlu khawatir, karena tentu rumah sakit sudah menjalankan protokol yang ketat,” tambah dr. Gitalisa.

Beri Komentar