Investasi Rp21 T, Hyundai Bangun Pabrik untuk Pasar ASEAN di Cikarang

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 27 November 2019 06:36
Investasi Rp21 T, Hyundai Bangun Pabrik untuk Pasar ASEAN di Cikarang
Ada beberapa model mobil yang akan dibangun di sini.

Dream - Memasuki akhir 2019, industri otomotif mendapat kabar baik dari Korea Selatan. Produsen pabrikan asal Negeri Ginseng, Huyndai menyatakan komitmennya membangun pabrik  perakitan di Tanah Air dengan investasi mencapai US$1,5 miliar atau sekitar Rp21,12 triliun.

Pabrik milik Huyndai itu akan menjadi pusat manufaktur pertama yang berbasis di ASEAN. 

Komitmen tersebut tertuang dalam nota kesepakatan pemahaman antara Hyundai dengan pemerintah Indonesia yang dihadiri langsung Presiden Joko Widodo yang tengah menghadiri pertemuan KTT Asean-Korea Selatan. 

“ Hyundai secara aktif akan terus mendengarkan dan menanggapi setiap harapan dan kebijakan pemerintah Indonesia berterkaitan dengan kendaraan ramah lingkungan serta akan terus berupaya berkontribusi terhadap komunitas ASEAN,” kata Executive Vice Presiden Hyundai Motor Group, Euisun Chung, dalam keterangan tertulisnya.

Hyundai rencananya akan membangun pabrik seluas 77,6 hektare di kawasan Deltamas, Cikarang, Jawa Barat. Proses pembangunan mulai Desember 2019 dan ditargetkan beroperasi pada paruh kedua 2021.

Untuk tahap awal, kapasitas tahunan pabrik Hyundai ini akan mencapai 150 ribu unit. Ke depan, pabrik ini ditargetkan bisa memproduksi sekitar 250 ribu unit kendaraan setiap tahun.

1 dari 6 halaman

Produksi Apa Saja?

Hyundai berencana untuk memproduksi SUV kompak, MPV kompak, dan sedan yang dirancang untuk konsumen di ASEAN. Di Indonesia, produsen otomotif ini juga akan menggabungkan fasilitas untuk stamping, pengelasan, pengecetan, dan perakitan.

Selain itu, Hyundai juga tengah menjajaki produksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) kelas dunia di pabriknya di Indonesia. Hyundai berkomitmen untuk membantu mengembangkan ekosistem EV Indonesia, berkontribusi pada kualitas hidup masyarakat melalui kepemimpinannya dalam teknologi mobilitas bersih.

Bersama dengan perusahaan afiliasinya, Kia Motors Corporation, Hyundai bertujuan untuk menjadi produsen EV ketiga terbesar di dunia pada tahun 2025.

Selain kendaraan jadi, perusahaan juga berencana untuk mengekspor 59 ribu unit kendaraan completely knocked down (CKD) per tahun.

Sebagai informasi, selain presiden Joko Widodo, penandatanganan MOU di pabrik Hyundai Motor di Ulsan, Korea Selatan juga dihadiri sejumlah menteri seperti Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Sementara dari pihak Hyundai hadir Executive Vice Chairman Hyundai Motor Group Euisun Chung serta Presiden dan CEO Hyundai Motor Company Wonhee Lee.

2 dari 6 halaman

Hyundai Bawa Duit Rp14 T Bikin Mobil Listrik di Indonesia

Dream – Hyundai, produsen otomotif asal Korea Selatan siap membawa dana investasi senilai US$1 miliar (Rp14,12 triliun) ke Indonesia. Hyundai rencananya ingin membangun pabrik mobil listrik di Tanah Air. 

Rencana itu diungkapkan Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan saat bertemu manajemen Hyundai.

“ Saya tanya, sambil makan, berapa kau punya investasi. (Dia bilang), ‘Saya bawa US$1 billion, bisa lebih tergantung kapasitas,” kata Luhut di Jakarta, dikutip dari Merdeka.com, Selasa 15 Januari 2019.

 

 

Rencananya, lanjut Luhut, pabrik mobil listrik tersebut akan dibangun di kawasan industri Bekasi, Karawang, atau Purwakarta. Dia berharap kehadiran Hyundai akan melahirkan industri mobil listrik dari hulu sampai hilir.

" Lokasi kita sedang lihat. Bekasi-Karawang-Purwakarta," kata dia.

Untuk saat ini rencana investasi Hyundai di Indonesia baru sebatas pembicaraan. Dalam waktu dekat Hyundai akan mengirimkan timnya untuk membahas terkait pengembangan industri mobil listrik.

" Saya sudah ketemu akhir tahun kemarin bulan Desember awal di Seoul. Nanti akhir bulan ini, Tim Hyundai, akan ke sini untuk bicara," kata dia.

Selain mobil listrik, pemerintah pun terus mendorong pengembangan bahan baku baterai lithium yang menjadi salah satu komponen penting kendaraan listrik di dalam negeri.

Diketahui pabrik bahan baku baterai lithium untuk mobil listrik sendiri sedang dalam proses dibangun di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah. Pabrik milik PT QMB New Energy Materials tersebut ditargetkan selesai dalam 16 bulan ke depan sehingga dapat beroperasi pada pertengahan 2020.(Sah)

3 dari 6 halaman

Hyundai Produksi Mobil Made in Indonesia Mulai 2021

Dream – Produsen otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Company (HMC), akan segera merealisasikan investasi mobil di Indonesia. Ditargetkan produksi perdana mobil dari pabrik yang lokasinya masih belum diketahui itu akan dimulai pada 2021. 

Kepastian rencana investasi itu disampaikan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, dengan Executive Vice President HMC, Park Hong Jae, di Seoul, Korea Selatan.

Dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Perindustrian yang diterima Dream, Hyundai akan mulai memproduksi mobil pada 2021. Kapasitasnya 70 ribu—250 ribu unit per tahun. Kendaraan yang akan dibuat adalah SUV, MPV, hatchback, dan sedan.

“ Targetnya, sebanyak 47 persen produksi untuk pasar domestik dan 53 persen untuk ekspor,” kata dia.

 

 

Pada kesempatan kunjungan ke HMC, Menperin sempat menguji mobil berbahan bakar hidrogen, yaitu Hyundai Nexo. Dia juga mengamati teknologi yang diterapkan pada mobil fuel cell Hyundai Nexo.

Airlangga memastikan pemerintah akan mendorong investasi industri kendaraan listrik dengan memberikan fasilitas tax holiday.

4 dari 6 halaman

Serap Ribuan Tenaga Kerja

Pabrik Hyundai ini lokasinya belum dikonfirmasi. Disebutkan pabrik ini akan mampu menyerap tenaga kerja sampai 3.500 orang. Indonesia dinilai akan menjadi basis produksi mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

“ Hyundai telah menegaskan komitmen mereka untuk segera memulai investasi di Indonesia," kata dia.

Airlangga mengatakan pemerintah mendukung rencana investasi baru tersebut dengan fasilitas fiskal yang sudah tersedia.

5 dari 6 halaman

Alasan Hyundai Lirik Indonesia untuk Pabrik Mobil Listrik

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Harjanto mengatakan, sejak awal Januari 2018, Hyundai mengungkapkan rencana untuk membangun pabrik di kawasan ASEAN. Indonesia terpilih jadi lokasi pembangunan pabrik.

Harjanto mengatakan alasannya Indonesia punya sumber daya alam yang cocok untuk memproduksi komponen kendaraan listrik.

“ Indonesia memiliki bahan baku bijih nikel yang bisa digunakan untuk produksi baterai lithium-ion sebagai komponen penting kendaraan listrik,” kata dia.

Harjanto mengatakan dari total kapasitas produksi HMC di Indonesia, sebagian akan digunakan untuk membuat kendaraan listrik. Dari kapasitas itu, sebagian besar untuk mengisi pasar ekspor ke Asia Tenggara dan Australia, serta sisanya untuk memenuhi kebutuhan domestik.

6 dari 6 halaman

Bisa Tingkatkan Daya Saing Indonesia

Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan, Sung Yun Mo, mengatakan penguatan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan meliputi banyak sektor. Tak hanya sektor industri kimia dan baja, kerja sama ini juga akan menyasar kepada sektor otomotif.

“ Kerja sama otomotif juga membuka kesempatan untuk penyedia komponen, dengan kebutuhan komponen kendaraan yang cukup banyak, ini bisa memperkuat juga IKM di Indonesia,” kata Yun Mo.

Bahkan, investasi ini dinilai penting karena dapat memperdalam struktur manufaktur dan meningkatkan daya saing industri di Indonesia.

“ Kerja sama ini sangat berarti, karena akan meningkatkan daya saing, dan berkontribusi terhadap ekosistem industri yang lebih sehat,” kata dia.

Beri Komentar