CEO KLY Beber Kunci Sukses Industri Digital

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Rabu, 4 November 2020 17:22
CEO KLY Beber Kunci Sukses Industri Digital
Female audience adalah penggerak advertising industry.

Dream - CEO KLY, Steve Christian bercerita mengenai perkembangan digital di Indonesia. Steve mengungkapkan, pada saat pertama kali membangun jaringan KapanLagi 15 tahun silam.

Sekitar tahun 2003, lanjut Steve, kondisi digital di Indonesia mengalami banyak perubahan yang signifikan hingga saat ini.

“ Kita dikunjungi sekitar 120 juta orang (hari ini). Pada waktu pertama kita mulai tahun 2003, itu hanya sekitar di bawah 10 juta. Jadi jumlahnya sudah 12 kali lipat dibanding pada waktu itu ya,” kata Steve.

Hal itu disampaikan Steve saat jadi pembicara dalam acara Membangun Portal di Era Disrupsi dan Pasca-Pandemi: Pengalaman Membangun Group Portal Kapanlagi Sehingga Mendunia yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia atau PWI, Rabu 4 November 2020.

1 dari 4 halaman

CEO KLY Steve Christian: Jangan Takut Kongsi

Lebih lanjut Steve mengungkap, lebih dari 120 juta users yang menyambangi KLY seperti Kapanlagi.com, Fimela.com dan Liputan6.com, hampir sebagian besar diisi pangsa perempuan.

Jumlah ini dianggap signifikan menjadikan KLY semakin kuat dalam pemberitaan daring.

" KLY bila dibandingkan dengan network yang memiliki banyak vertikal di sebelah, kita lebih banyak female audience. Mengapa itu penting? Karena mereka adalah penggerak advertising industry," sambung pria berkacamata ini.

2 dari 4 halaman

Kisah Sukses Steve Christian Jadi Bos Media Digital

Dream - Berawal dari penolakan, Steve Christian membangun bisnis digital beberapa tahun silam. Pengalaman pahit itu menguatkan tekad CEO KapanLagi Youniverse itu untuk membangun lapangan kerja yang besar.

“ Saya mulai berusaha sendiri karena sebuah penolakan,” kata Steve saat mengisi materi dalam Youth On Top National Conference (YOTNC) di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu 25 Agustus 2018.

Kala itu, Steve baru lulus SMA. Dia hendak menggantikan sang teman di sebuah toko. “ Dia suruh datang hari Senin, ternyata saat Senin datang, bosnya bilang untuk kasir sudah ada dari Jumat,” kata Steve.

Siapapun pasti kecewa, saat saangat membutuhkan pekerjaan malah mendapat penolakan. Itu pula yang dirasakan Steve. “ Makanya sedih sekali saat ditolak,” tutur dia.

Tekad membangun bisnis itu terwujud setelah lulus sebagai programmer IT. Steve membangun perusahaan yang bergerak di bidang digital media karena terinspirasi kemampuannya dalam bidang komputer.

“ Dulu saya sudah kerja di perusahaan, tetapi melihat dunia bisnis digital akan besar, kuenya akan besar karena tahu the next big thing adalah internet, saya mulai buat KapanLagi,” kata Steve.

3 dari 4 halaman

Jatuh Bangun

KapanLagi dibuat pada 2003. Modal awal Rp 300 jutaan. Tapi sayang, dua tahun kemudian media digital itu mengalami masa sulit. Dia hanya punya waktu tiga bulan untuk bertahan.

“ Saya sampaikan kepada seluruh staf 'kita hanya memiliki waktu 3 bulan, kalau enggak survive kita harus cari kerjaan baru',” tutur dia.

Tiga bulan bukan waktu lama untuk menyelamatkan perusahaan. Namun dengan segala upaya waktu yang ada dia gunakan untuk terus bertahan dan berusaha. Akhirnya, setelah memberitahukan kepada seluruh staf, KapanLagi bangkit kembali dan bertahan kuat hingga kini.

“ Titik nadir KapanLagi saat saya memanggil semua staf tiga bulan kami akan tutup,” kata dia.

Kondisi menghimpit tak hanya sekali datang. Kesulitan kembali mampir ke perusahaan Steve pada 2011. “ Waktu itu kami ada 180 tim, gara-gara ada sebuah perubahan peraturan pemerintah, dalam semalam kami hampir hancur,” katanya.

Steve memberi opsi kepada para staf, bertahan atau mencari tempat kerja baru. Perusahaan hanya punya waktu 18 bulan untuk bertahan. “ Dua puluh orang memilih untuk tetap jalan dengan KapanLagi dan bertahan sampai saat ini,” ujar dia.

4 dari 4 halaman

Jangan Menyerah

Saat ini Steve melalui KapanLagi Youniverse memiliki sekitar 900 karyawan dengan 11 platform media digital, termasuk Liputan6.com, Merdeka.com, dan lain-lain. Total pembaca media digital kelompok mereka mencapai angka 120 juta pengunjung tiap bulannya.

Kepada anak-anak muda yang hadir di acara tersebut, Steve mengatakan, semakin banyak memiliki pengalaman, kesalahan yang dibuat pun akan makin minim.

“ Kalau di awal karier sering banyak salahnya, jadi bangun terus intuisi dengan pengalaman-pengalaman. Intuisi itu bukan ngarang tetapi berdasarkan experience, ini jadi sebuah sense,” kata dia.

Menurut Steve, kalaupun seseorang salah langkah dalam bisnis, pengalaman membuat recovery dari kesalahan menjadi lebih cepat. “ Yang penting jangan menyerah,” pesan Steve.

Beri Komentar