Cinta di Palestina

Reporter : Puri Yuanita
Rabu, 23 Maret 2016 20:28
Cinta di Palestina
Perjalanan Husien di Gaza penuh liku. Dari awalnya hanya mengabdi sebagai relawan hingga menemukan cinta di sana.

Dream - Jalanan hening itu tiba-tiba terkoyak. Dan itu datang dari langit. Dua pesawat tempur Israel meraung di angkasa Gaza City.

Itu F-16 milik Angkatan Udara Israel, yang punya presisi tinggi membidik target dari ketinggian awang.

Darrr...!! Gelegar ledakan dahsyat sebuah roket yang dimuntahkan pesawat jet. Gaza pun porak-poranda, berlinang darah.

Langit pun memerah saga. Warga berhamburan keluar rumah meminta perlindungan. Di situasi menakutkan antara hidup dan mati, seorang pemuda kerempeng pontang-panting ikut membantu evakuasi korban.

Hujan ratusan mortir tak menciutkan nyali pemuda bernama lengkap Muhammad Husein bin Aji Muslim. Dia bukan orang Gaza. Husein adalah relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) asal Bogor yang menetap di sana.

Di tengah serangan brutal Israel awal Agustus 2014, Husein dengan sigap memberikan laporan detik demi detik kondisi Gaza kepada masyarakat Indonesia. Selain sebagai relawan, ia menyambi sebagai kontributor salah satu stasiun TV swasta nasional.

Agresi militer serdadu zionis masih membekas di ingatan Husein. Teror itu membuat bulu kuduk meriang. Warga Gaza dicekam ketakutan setengah mati.

Akibat perang itu pula rencana Husein menikah tertunda. Rencana pernikahan yang sudah disusun matang di depan mata berantakan. Sebulan sebelumnya, Husien meminang seorang muslimah asal Khan Younis, selatan Gaza.

" Sejak sepuluh hari yang lalu kita sudah sepakat bahwa hari (Kamis -red) akan melakukan akad nikah di KUA Gaza. Hanya saja kondisi Jalur Gaza yang sedang berkecamuk perang, tidak memungkinkan akad dilakukan saat ini. Jadi, tertunda," kata Husein mengenang.

Perjalanan Husien di Gaza penuh liku. Dari awalnya hanya mengabdi sebagai relawan hingga menemukan cinta di sana.

Awalnya mulanya...

1 dari 2 halaman

Jodohku Hafizah 30 Juz

Jodohku Hafizah 30 Juz © Dream

Kebimbangan sempat menggoyahkan niat Husien. Memilih hidup nyaman di Tanah Air atau berjuang ke negeri seberang demi kemanusiaan.

Sampai akhirnya, pada 5 Januari 2011, Husein itu resmi berangkat menuju Palestina. Dengan kapal MV Salam, ia memulai perjalanan sebagai seorang relawan untuk misi kemanusiaan 'Asia to Gaza Solidarity'.

" Bismillah," ucapnya mantap. Tak ragu lagi, Husein memulai perjalanan bersama ratusan relawan lain yang tergabung dalam Mer-C utusan Al-Aqsha Working Grup (AWG) yang berpusat di Jakarta.

Beruntung, sesampainya di Palestina, Husein tak hanya menjalani tugas sebagai relawan. Ia diterima juga sebagai mahasiswa Universitas Islam Gaza.

Bersama ratusan relawan lain yang datang bergelombang, Husein menghabiskan hari-harinya membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Jalur Gaza. Ia turut andil pula dalam membantu pembangunan rumah sakit bantuan rakyat Indonesia di sana.

Selama kuliah di Universitas Islam Gaza, pemuda kelahiran Bogor itu mulai berkenalan dengan para pemuda dan warga Gaza.

" Alhamdulillah, sudah fitrah warga Gaza sangat menghormati tamu, terutama tamu dari negeri yang jauh, beragama Islam. Apalagi jika ada orang asing bisa berbahasa Arab dengan fasih dan mahir membaca Alquran. Ini menjadi daya tarik bagi warga Gaza," ujar Husein.

Di universitas itulah Husein kenal dengan Fauzi Husain Ar Reqb yang kemudian jadi calon mertuanya.

Kemampuan bahasa Arab dan hafalan Alquran Husein yang terus meningkat, telah menarik perhatian Fauzi Husain Ar Reqb hingga berniat mengenalkan pemuda itu dengan putri tercintanya.

Jinan Ar-Raqb namanya. Pertemuan Husein dan Jinan berawal ketika pemuda alumnus Pesantren Al Fatah itu diundang Ayah Jinan yang merupakan staf administrasi Universitas Islam Gaza, tempat Husein mendapatkan beasiswa.

Husein acap kali diajak ke kediamannya untuk makan malam bersama atau pada acara lain yang berkaitan dengan aktivitas kampus.

" Beliau sering mengundang saya menginap di rumahnya dan mengenalkan saya dengan Jinan, putrinya. Alhamdulillah, saya menemukan belahan hati saya di Gaza. Yang menakjubkan, ia hafizah 30 juz dan masih keturunan dari Ratu Balqis dan mengalir padanya darah para nabi," kata Husein mengenang perkenalan dengan keluarga Jinan.

Tak lama setelah berkenalan, keduanya direstui keluarga. Husein pun meminang wanita yang ternyata adalah keponakan dari mantan Menteri Agama Palestina tahun 2012, Dr Salih Ar Reqb itu.

Perjalanan Husein-Jinan menuju ikatan halal tak berjalan mulus. Konflik Israel-Palestina yang terus berkecamuk, bombardir Israel yang tak kunjung usai. Membuat keduanya harus menunda sejenak rencana pernikahan hingga terjadi gencatan senjata antarkedua negara pada akhir Agustus 2014.

Di hari dan tanggal istimewa...

2 dari 2 halaman

Awal Kemenangan Palestina

Awal Kemenangan Palestina © Dream

Dengan mahar Surat Al-Fatihah dan uang sebesar 3.000 dinar Yordania atau setara dengan Rp51 juta, akad nikah pasangan beda negara itu dilangsungkan di Kantor Urusan Agama Kota Gaza.

Pernikahan Husein-Jinan menjadi kian menarik karena dilaksanakan pada 17 Agustus 2014, bertepatan dengan perayaan kemerdekaan RI ke-69.

Bukan tanpa alasan, tanggal ini dipilih sebagai representasi doa keduanya. Husein dan Jinan berharap Palestina segera mendapatkan kemerdekaan layaknya Indonesia.

Akad nikah berlangsung sederhana. Dihadiri ayah mempelai wanita, Fauzi Ar Reqb dan beberapa relawan Mer-C sebagai saksi dari mempelai pria.

Suasana khidmat dan khusyuk begitu terasa. Senyum lepas memperlihatkan kelegaan Husein usai mengucap Ijab. Di tengah kebahagiaan pasangan pengantin ini terselip harapan.

" Saya sangat bahagia atas pernikahan ini, dan semoga Allah memberkahi kami berdua. Semoga pernikahan kami menjadi awal kemenangan Palestina dari penjajahan Israel," kata Husein.

Nun jauh di sana, restu dan doa keluarga di Indonesia tak putus-putusnya mengiringi Husein dan Jinan. Meski tak bisa hadir di Gaza, kedua orangtua Husein di Bogor mengungkapkan rasa syukur atas pernikahan putranya.

" Senang sekali dan rencana ini sebenarnya sudah lama. Wallahu 'alam, inginnya saya datang ke sana, tetapi bagaimana ya situasi begini. Yang jelas saya senang sekali anak saya telah menjadi bagian warga Gaza. Saya sudah mengikhlaskan anak saya untuk Allah, sudah diwakafkan di jalan Allah. Kalaulah ia akan kembali ke Tanah Air, ya itu atas kehendak Allah" kata Aji Muslim, Ayah Husein.

Aji Muslim berharap pernikahan Husein akan semakin mempererat hubungan silaturahmi antara muslim Indonesia dengan Gaza.

(Berbagai Sumber)

 

Beri Komentar