BPOM Telah Keluarkan EUA Untuk Vaksin Moderna (Foto: Shutterstock)
Dream - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 Moderna. Vaksin ini siap digunakan pada vaksinasi nasional untuk usia 18-65 tahun.
" Kami menambahkan lagi satu jenis vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan Emergency Use Authorization dari Badan POM dari Indonesia yaitu vaksin Moderna," ujar Kepala BPOM, Penny Lukito, dalam konferensi pers virtual disiarkan kanal YouTube Badan POM RI.
Vaksin Moderna menjadi produk pertama dengan metode mRNA yang digunakan di Indonesa. Dengan tipe yang sedikit berbeda, vaksin Moderna ini membutuhkan perlakuan khusus dibandingkan vaksin yang sudah digunakan lebih dulu seperti Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm.
Vaksin Sinovac dan AstraZeneca, misalnya, merupakan vaksin yang dibuat dengan metode inactivated virus atau virus yang sudah tidak aktif. Dua vaksin ini dapat disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius.
Meski demikian, Penny menjelaskan produsen vaksin Moderna menyertakan teknologi penyimpanan vaksin ketika dikirim ke Indonesia. Menurut Penny, vaksin ini dapat bertahan pada suhu -20 derajat Celcius.
" Karena ini diterima melalui Covax Facility, mereka akan memberikan vaksin ini bersamaan dengan teknologi penyimpanan dan distribusinya, tentunya akan mempengaruhi juga target-target lokasi di mana vaksin ini akan diberikan," kata dia.
Untuk penggunaannya, Penny menerangkan vaksini ini diberikan dengan injeksi atau suntikan intramuscular dengan dosis 0,5 mililiter. Vaksin diberikan dengan dua dosis dalam jeda satu bulan.
Selanjutnya, Penny menjelaskan terdapat efek samping tertentu dari penggunaan vaksin ini. Berdasarkan data uji klinis, efek samping baru muncul usai penyuntikan dosis kedua.
" Kejadian ini umumnya didapatkan setelah mendapatkan penyuntikan kedua dan profil keamanan umumnya pada usia di bawah 65 tahun," terang dia.
Meski begitu, vaksin Moderna dapat diberikan kepada masyarakat yang memiliki komorbid tertentu. Di antaranya sakit paru kronis, jantung, obesitas besar, diabetes, liver, HIV/AIDS.
" Jadi bisa diberikan kepada populasi dengan komorbid berdasarkan hasil uji klinik fase 3," ucap Penny.(Sah)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?