Khatam Quran Di Puncak Mahameru (sumber: Http://www.lasdipo.com/)
Dream - Ratusan orang itu tampak khusyuk mengaji. Mushaf di tangan. Mulut komat-kamit tanpa henti. Melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Lembar demi lembar terus dibuka. Hingga genap satu juz.
Bukan di masjid. Bukan pula di langgar. Majelis itu mereka gelar di tepi jalan. Di pinggir keriuhan lalu lintas, mereka duduk berkelompok. Menderas kitab di tengah kesibukan jalanan.
Mereka adalah anggota One Day One Juz (ODOJ) Kota Yogyakarta. Kamis 29 Mei silam, orang-orang itu menggelar ‘Ngaji On the Street’ atau Ngaos di sekitar Titik Nol Kilometer Kota Gudeg. Acara itu mereka adakan untuk menyambut bulan puasa.
Komunitas yang disebut ODOJ itu memang dibentuk untuk mereka yang berniat mengaji tiap hari. Setiap kelompok terdiri dari 30 Odojers –sebutan untuk anggota komunitas ini. Satu orang, kebagian satu juz. Sehingga dalam sehari satu kelompok mampu mengkhatamkan 30 juz Alquran.
Menggelar pengajian di tempat umum itu bukanlah ajang untuk pamer. Para Odojer memang tak mengenal tempat untuk membaca Alquran. Mereka biasa membaca wahyu-wahyu Allah itu di terminal, stasiun, di dalam bus, kereta, atau bahkan di atas motor. Yang penting, masing-masing bisa mengkhatamkan satu juz penuh.
Namun, untuk konsisten sungguhlah sulit. Apalagi iman seseorang mengalami pasang surut. Bacalah pengakuan seorang Odojer, Mohammad Rizqi Gumilar. Melalui sebuah tulisan pada sebuah blog dengan judul `Memoar Seorang Anggota Odoj,' dia mengaku malu karena jarang menyelesaikan tugas menuntaskan satu juz Alquran. Oleh sebab itu, dia memutuskan keluar dari grup Odojer.
“ Setelah keluar dari grup, kemalasanku semakin menjadi-jadi. Aku tak pernah sekalipun menyentuh Alquran,” tulis Rizqi Gumilar dalam blog. Dia malu, namun tak punya energi untuk melawan kemalasan.
Hingga suatu saat, ada anggota lain yang menyapanya melalui WhatsApp. Dia seorang ustaz yang pernah satu grup dengan dia. Sang ustaz bertanya, mengapa Rizqi keluar dari grup Odojer.
Kepada sang ustaz, Rizqi berterus terang. Dia mengaku imannya sedang turun. Sehingga tak pernah menyelesaikan tugas membaca satu juz Alquran. Malu pada angota yang lain, itulah alasan yang dia disampaikan.
Sang ustaz pun memberinya pendapat. Itulah gunanya ODOJ. Dibentuk untuk kebersamaan. Bersama-sama mengkhatamkan Alquran. Bersama-sama membagi beban. Sehingga jika ada soal, patut pula dibagi dalam grup untuk bersama-sama diselesaikan.
Mendapat pencerahan itu, semangat Rizqi kembali bergelora. Dia kemudian menyatakan siap dimasukkan lagi ke dalam grup ODOJ yang telah dia tinggalkan. “ Begitulah suasana ukhuwah One Day One Juz. Saling mengingatkan. Subhanallah.”
Atau simaklah apa yang dirasakan Hakim, admin ODOJ grup 480. Kisah itu dimuat dalam blog milik Muhammad Dhinar Zulfiqar dengan judul ‘Tinggal Kenangan ODOJ 480, Mereka yang Keluar dari Grup’.
Dalam tulisan itu dikisahkan bagaimana susahnya merawat keutuhan grup ODOJ. Pada mulanya semangat anggota grup memang tinggi. Bahkan tak pernah ada kata ‘lelang’, yang berarti ada anggota yang tak sanggup menjalankan tugasnya membaca 1 juz per hari.
Namun seiring perjalanan waktu, satu persatu dari Odojer mengundurkan diri dengan berbagai alasan. “ Namun kini, semangat tersebut telah mengendur bak karet dengan pegas yang tidak kencang. Berbagai alasan bermunculan dari setiap individu, entahlah faktor apa yang menyebabkan hal demikian,” kisah Hakim.
Ya, satu persatu anggotanya berguguran. Jumlah anggota yang semula 30 orang menjadi tak genap lagi. Mundur, menjadi kata yang tepat bagi Hakim untuk menggambarkan sikap para anggotanya itu. “ Satu persatu bagian dari kami mulai lengser dan memulai kehidupan barunya di luar sana, mungkin lebih baik atau mungkin lebih buruk keadaan tilawah-nya.”
Berat bagi Hakim untuk melepas mereka. Namun apa boleh buat. Life must go on. Dengan semangat baja, Hakim merekrut angota-anggota baru. Grup itu akhirnya move on. Dengan anggota-anggota baru, mereka melanjutkan kebiasaan mereka mengaji masing-masing satu juz.
" Seolah ada yang mengisi kembali bagian hati yang telah kosong itu. Berbeda memang, apapun itu perlahan mereka menghidupkan kembali dan meramaikan grup seperti dulu,” kata Hakim yang seolah kembali mendapatkan kehidupan di grup ODOJ 480 itu.
Agak susah memang. Apalagi komunitas ODOJ ini hanya berbekal komitmen dan kejujuran anggota. Sehingga, untuk keluar masuk anggotanya bisa dilakukan dengan mudah.
Agar tidak terlalu berat, seorang admin ODOJ, Muhammad Sakir, punya tips khusus. Dia mengaku punya tips membaca secara bertahap. Setiap juz Alquran terdiri dari 10 lembar sampai 20 halaman. Jumlah itu dia bagi lima, dengan asumsi setiap selesai menunaikan salat fardu dia mulai mencicil membaca Alquran.
Dengan cara itu, berarti setiap selesai salat membaca empat halaman saja. Sehingga, dalam sehari bisa tuntas membaca satu juz Alquran. “ Awal gabung ODOJ juga bingung, karena sulit waktu itu membedakan juz satu ke juz berikutnya. Namun setelah masuk ke sini jadi bisa yang namanya khatam Alquran tiap bulan, biasanya kan hanya pas Ramadan saja,” kata Sakir saat ditemui Dream.
Kuncinya, manajemen waktu. Siapa yang bisa membagi waktu dengan baik, kebiasaan membaca satu juz Alquran setiap hari menjadi tidak terlalu berat. Itulah yang diungkapkan Awang Saputra Junior, Odojer asal Bogor.
“ Satu juz itu selesai sekitar 45 menit sampai satu jam saja, sehingga masih punya 23 jam untuk mengerjakan lainnya,” tutur Awang di kediamannya.
Seperti anggota ODOJ lainnya. Awang pun biasa membaca Alquran di mana saja. Tak harus pergi ke mushala ataupun mampir ke masjid. Di jalan pun, Awang bisa membaca Alquran.
“ Malah waktu itu ada satu grup komunitas ODOJ yang berhasil khatamkan Alquran di Puncak Mahameru. Namanya ODOJ Adventure, sekitar Agustus 2014,” kata Awang.
Menyelesaikan satu juz Alquran per hari bagi anggota ODOJ memang bukan perkara mudah. Kendala kesibukan pekerjaan dan godaaan rasa malas kerap menghampiri. Namun, tekad baja mengatasi semua itu. Alhasil mereka bersikukuh. Mulai di pinggir jalan sampai yang lebih ekstrem: mengkhatamkan Alquran di puncak gunung Mahameru. (eh)
Laporan: Kusmiyati
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'