Rentan Kekurangan Zat Besi, Ini Solusi Asupan Jika Anak Alergi Susu Sapi

Reporter : Ferdike Yunuri Nadya
Rabu, 31 Maret 2021 19:45
Rentan Kekurangan Zat Besi, Ini Solusi Asupan Jika Anak Alergi Susu Sapi
Anak dengan alergi susu sapi lebih berisiko mengalami kekurangan zat besi. Namun jangan khawatir Bunda, ada solusi alternatif untuk memenuhi asupannya.

Dream - Alergi menjadi salah satu penyakit yang kerap dialami anak-anak. Efek alergi seperti gatal, bersin dan diare tentu membuat orangtua khawatir. Terkadang, aktivitas dan prestasi buah hati terhambat karena gejala alergi yang tidak nyaman pada kulit ataupun pencernaan.

Menghindari sumber makanan yang menyebabkan alergi memang menjadi cara yang tepat. Namun, bagaimana jika si kecil alergi pada sumber nutrisi yang menunjang tumbuh kembangnya?

Aktris Natasha Rizky membagikan kisahnya tentang alergi susu sapi yang dialami sang buah hati. Wanita yang akrab dipanggil Acha ini menyadari bahwa anak dengan alergi susu sapi rentan mengalami kekurangan zat besi.

SGM

“ Anakku yang kedua, Mitska alergi susu sapi. Saat aku tahu tingginya risiko kekurangan zat besi pada anak. Aku dan desta berusaha untuk lebih ektra tanggap terhadap gejala yang muncul” jelas Bunda dua anak ini pada webinar Festival Soya Generasi Maju pada Rabu, 31 Maret 2021.

Kekurangan zat besi pada anak yang alergi susu sapi wajar terjadi. Hal ini karena asupan makanan mereka terbatas. Si Kecil dengan alergi, tidak dapat mengonsumsi susu sapi yang sesungguhnya dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi dan gizi harian lainnya.

Menurut Prof. Dr Budi Setiabudiawan, pembatasan makanan memengaruhi asupan zat gizi harian, kurangnya zat besi, fosfor, kalsium hingga vitamin C. Selain itu, alergi juga menyebabkan peradangan saluran cerna yang semakin meningkatkan risiko defisiensi zat besi.

“ Alergi menyebabkan inflamasi atau peradangan pada saluran cerna yang menyebabkan diare yang berdarah. Darah yang mengandung zat besi ini, jika keluar terus menerus akan mengakibatkan anak kekurangan zat besi” tambah Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(K), M.Kes, Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, pada kesempatan yang sama.

Kekurangan zat besi memang menjadi momok yang menakutkan bagi para orangtua. Dampak buruk seperti prestasi akademik yang menurun, imunitas tubuh menurun, gangguan permanen pada sistem motorik dan sensorik, anemia, hingga pertumbuhan fisik yang terhambat dapat menyerang si Kecil.

Tak hanya itu, beragam dampak negatif defisiensi zat besi jangka pendek hingga panjang mengancam tumbuh kembang buah hati. Hal ini tidak bisa diremehkan.

Maka dari itu, agar terhindar dari dampak negatif kekurang zat besi. Orangtua harus mengupayakan pemenuhan zat besi pada anak. Ada 3 upaya pemenuhan zat besi yang adekuat untuk mendukung tumbuh kembang anak.

SGM

“ Upaya pertama, ketahui kebutuhan zat besi anak sesuai usia. Usia 1-3 tahun membutuhkan 7mg zat besi per hari. Lalu, usia 3-5 tahun sekitar 10mg/hari” jelas Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, MSc pada kesempatan yang sama.

Kedua, pilihlah sumber makanan yang kaya akan zat besi. Tak hanya itu, zat besi membutuh senyawa yang dapat meningkatkan penyerapan dalam tubuh.

Ketiga, untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi, pilihlah sumber makanan yang membantu penyerapan zat besi non-heme yang kurang mudah diserap tubuh, vitamin C salah satunya.

Daftar Makanan Sumber Zat Besi

1 dari 2 halaman

Peran Orangtua Tanggap Alergi dengan 3K+

Memenuhi zat besi si Kecil yang alergi susu sapi tidak boleh sembarangan. Orangtua harus tanggap dalam penanganan alergi susu sapi yang tepat untuk mencegah risiko alergi yang lebih parah.

" Lakukan 3K+, Kenali, Konsultasikan, Kendalikan dan Kembangkan" jelas Prof. Dr Budi Setiabudiawan.

Tahap pertama, 'Kenali', orangtua diminta untuk mengenali sedini mungkin risiko ataupun gejala alergi. Risiko alergi dapat terjadi karena riwayat alergi dalam keluarga. Jika ayah, bunda atau salah satu saudara kandung memiliki alergi susu sapi, maka orangtua harus mengambil peran untuk mencegah agar alergi tidak muncul pada anak.

Namun, jika alergi sudah muncul, kenali gejala yang dialami apakah mengarah pada alergi susu sapi atau tidak. Gejala alergi susu sapi dapat ditandai dengan ruam merah, bengkak pada mulut, bengkak pada kelopak mata, diare, muntah-muntah, batuk, mata berair, bersin dan sebagainya.

Setelah mendeteksi adanya alergi pada buah hati, 'Konsultasikan' langsung ke dokter untuk memastikan pemicu alergi yang terjadi pada si Kecil. Jika dokter telah menyimpulkan bahwa si Kecil alergi susu sapi, maka dokter akan menangani alergi dengan memberikan obat-obat sesuai indikasi dan sesuai dengan gejala yang muncul. Anak juga harus menghindari protein susu sapi serta produk turunannya.

Tahap ketiga yaitu 'Kendalikan', tahap ini menjadi tahapan penting dalam proses penanganan alergi susu sapi. Dokter akan menyarankan untuk menghindari makanan yang mengandung susu sapi dan mencari alternatif nutrisi pengganti yang dapat memenuhi nutrisi si kecil. Dengan ini, meskipun anak memiliki alergi, namun alergi yang dimilikinya tidak menghambat potensi prestasi pada anak.

ASI (Air Susu Ibu) dapat menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi nutrisi si Kecil. Dengan catatan sang ibu harus menghindari apapun yang mengandung protein susu sapi. Namun, bagaimana dengan anak yang kurang beruntung tidak bisa mendapatkan ASI?

SGM

" Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan untuk memenuhi nutrisi si Kecil bisa diperoleh dari beberapa pilihan pengganti protein susu sapi seperti Protein Terhidrolisa Ekstensif untuk gejala alergi berat atau asam amino untuk gejala alergi. Namun, jika terdapat kendala dalam memperoleh alternatif tersebut dapat diberikan Isolat Protein Soya untuk gejala alergi ringan ke sedang sesuai dengan anjuran dan edukasi dari dokter." tambah Dr. Budi Setiabudiawan.

Tahap keempat yaitu 'Kembangkan', si Kecil dapat terus mengembangkan potensinya tanpa terganggu gejala-gejala yang disebabkan alergi susu sapi. Buah hati akan lebih aktif karena nutrisi terpenuhi dan tumbuh kembangnya juga akan optimal. Kelebihan dan potensi si Kecil dapat berkembang dengan maksimal seperti anak-anak lainnya.

2 dari 2 halaman

Kombinasi Unik IronC dan Isolat Protein Soya

Mendukung tumbuh kembang optimal semua anak tanpa terkecuali, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) menghadirkan program edukasi bertajuk “ Festival Soya Generasi Maju” untuk anak dengan alergi susu sapi.

Sarihusada menghadirkan inovasi SGM Eksplor Soya Pro-Gress Maxx untuk mendukung pemenuhan nutrisi lengkap dan seimbang bagi anak yang alergi susu sapi agar anak dapat tumbuh secara optimal.

SGM

“ Tahun ini, kami menghadirkan inovasi produk untuk mendukung pemenuhan nutrisi lengkap dan seimbang bagi anak berusia di atas 1 tahun dengan kondisi tidak cocok susu sapi agar tetap bisa tumbuh maksimal dengan dukungan nutrisi dari SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx” jelas Anggi Morika Septie, Senior Brand Manager SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx pada kesempatan yang sama.

SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx memiliki kombinasi unik IronC, gabungan dari Zat Besi, Vitamin C, serta Isolat Protein Soya berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan zat besi untuuk mendukung tumbuh kembang buah hati yang alergi susu sapi. Kombinasi IronC memudahkan zat besi untuk menyerap ke dalam tubuh.

SGM

Melalui inovasi baru SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx dan rangkaian kegiatan edukasi dalam Festival Soya Generasi Maju, Sarihusada berharap para Bunda dapat semakin tanggap dalam menangani kondisi tidak cocok susu sapi yang disertai risiko kekurangan Zat Besi pada si Kecil serta dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lengkap dan seimbang agar si Kecil bisa tetap tumbuh maksimal dan siap jadi Anak Generasi Maju.

Untuk melihat langsung keseruan rangkaian acara selama dua minggu ini, Sahabat Dream dapat mengakses link http://bit.ly/FestivalSoyaGenerasiMaju

Beri Komentar