Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung nyaris satu tahun di Indonesia, jangan sampai membuat kita lengah. Salah satu cara yang penting untuk menjaga kondisi tubuh adalah dengan mempertahankan sistem imunitas agar selalu optimal.
Pasalnya, saat kekebalan tubuh sedang turun, kita akan lebih mudah terkena penyakit. Cara memperkuat kekebalan tubuh, bukan hanya dengan konsumsi vitamn tapi juga memilah makanan yang dikonsumsi.
Mengapa? Dikutip dari situs Yayasan Gastroenterologi Indonesia, Beberapa makanan dan minuman disarankan untuk tidak dikonsumsi secara berlebihan karena menurut penelitian makanan dan minuman ini dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Apa saja makanan tersebut?
Makanan dan minuman tinggi gula
Konsumsi makanan dengan kadar gula tinggi secara terus-menerus tentunya bukan hal yang baik, sebab seseorang akan berisiko terkena penyakit diabetes yang mampu menurunkan daya tahan tubuh. Selain itu, efek langsung dari mengonsumsi gula yang berlebihan dapat mengurangi kemampuan sel darah putih sebagai tentara untuk melawan kuman jahat di tubuh dan meningkatkan peradangan di dalam tubuh.
Oleh karena itu, batasilah makanan dan minuman yang mengandung tinggi gula dengan pemanis buatan seperti permen, kue, dan minuman soda. Sebagai gantinya, konsumsilah buah-buahan segar dan manis yang tetap kaya akan vitamin, serat, dan mineral.
Mengonsumsi garam berlebihan tidak hanya menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi, namun juga dapat menurunkan kekebalan tubuh kita. Penelitian menunjukkan bahwa asupan garam yang tinggi ternyata juga dapat mengganggu kerja sel darah putih dan sel-sel tentara dalam tubuh yang bekerja untuk melawan sel asing dan bakteri, serta merangsang terjadinya peradangan dalam tubuh.
Hal ini juga meningkatan hormon glukokortikoid dan menurunkan sel granulosit yang berfungsi untuk memerangi bakteri sehingga menyebabkan tubuh kurang efektif dalam melawan bakteri. Agar kekebalan tubuh senantiasa terjaga, konsumsilah garam secukupnya dengan batasan yang dianjurkan sebanyak 1 sendok teh garam per hari.
Jenis makanan yang satu ini tentunya merupakan makanan yang lezat karena kandungan lemak memberikan citarasa gurih. Perlu diperhatikan mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak yang terlalu tinggi tidak sehat karena dapat menyebabkan penumpukan lemak didalam tubuh.
Kandungan asam lemak jenuh dapat secara langsung memengaruhi kekebalan tubuh sebab asam lemak jenuh yang masuk dapat berikatan dengan reseptor molekul imun tubuh yang menyebabkan terhambatnya pengenalan kuman yang masuk ke dalam tubuh. Makanan tinggi lemak juga berdampak negatif pada mikrobiota usus yang memainkan peran penting dalam memproduksi sel-sel kekebalan.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Penelitian terkini membawa kabar baik terkait penanganan Covid-19. Penelitian itu mendapat temuan sistem imun pada tubuh setelah terinfeksi Covid-19 bisa bertahan hingga puluhan tahun.
Peneliti yang dijalankan tim dari Amerika Serikat itu menyebutkan delapan bulan setelah terkena infeksi Covid-19, kebanyakan mereka yang telah sembuh memiliki sel imun yang cukup untuk melindungi diri dari virus. Laju penurunan sel terjadi relatif lambat dalam jangka waktu pendek, menunjukkan sel-sel dapat bertahan di waktu lama.
Penelitian ini baru diterbitkan secara online dan belum dimuat dalam jurnal ilmiah. Tetapi, ini diklaim sebagai penelitian paling komprehensif terkait memori kekebalan akibat Covid-19 hingga saat ini.
" Jumlah memori itu kemungkinan akan mencegah sebagian besar orang terkena penyakit yang mengharuskan dirawat di rumah sakit, sakit parah, selama bertahun-tahun," ujar virolog di La Jolla Institute of Immunology, Shane Crotty, yang memimpin penelitian terbaru itu.
Penelitian ini mungkin membuat lega para ahli yang khawatir imunitas terhadap virus tidak bertahan lama. Sehingga vaksinasi perlu dilakukan berulang kali agar pandemi terkendali.
Hasil yang diungkapkan dalam penelitian ini sejalan dengan temuan terbaru yang menyatakan orang selamat dari SARS yang disebabkan virus corona lain masih memiliki sel-sel imunitas penting 17 tahun lamanya setelah sembuh. Selain itu, penelitian ini juga konsisten dengan bukti yang muncul dari laboratorium lain.
Seperti temuan tim peneliti Universitas Washington yang dipimpin pakar immunologi, Marion Pepper. Mereka mendapat temuan sel-sel yang diproduksi setelah terinfeksi virus corona bertahan dalam tubuh sedikitnya selama tiga bulan setelah sembuh.
Hasil penelitian yang diterbitkan pekan lalu itu menyebutkan oran sembuh dari Covid-19 memiliki sel-sel kekebalan pembunuh yang kuat. Sehingga memberikan perlindungan cukup baik, bahkan saat antibodi tidak dapat terdeteksi.
Pakar Imunologi Universitas Yale, Akiko Iwasaki, mengaku tidak heran jika tubuh punya respon tahan lama. Dia menilai memang hal itulah yang seharusnya terjadi.
" Ini adalah berita yang menggembirakan," kata Iwasaki, menanggapi hasil temuan tersebut, seperti dikutip dari New York Times.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN