Koleksi Co-Identity Dian Pelangi di London Fashion Week

Reporter : Ratih Wulan
Selasa, 16 Februari 2016 08:17
Koleksi Co-Identity Dian Pelangi di London Fashion Week
Dian Pelangi akan menjadi desainer busana muslim pertama yang dapat menembus salah satu dari empat besar panggung peragaan busana dunia

Dream- Desainer busana muslim Dian Pelangi semakin mengokohkan posisinya di industri fesyen hijab. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan Dian melenggang di atas panggung London Fashion Week (LFW) 2016 pada 19-22 Februari mendatang.

Sebagai jebolan desainer pertama di Indonesia Fashion Forward (IFF), pencapaian Dian diapresiasi berbagai pihak. Savida Alisjahbana, Ketua Umum Jakarta Fashion Week (JFW) menilai Dian Pelangi membawa pengaruh cukup besar terhadap perkembangan modest wear dunia.

" Dolce Gabbana baru saja meluncurlan koleksi busana muslim. Saya yakin karena gegap gempita pasar Indonesia, karena sebenarnya rentang busana muslim hanya bermain di kreasi dan main cutting yang lebih dipanjangkan," ungkap Savida di kawasan HR Rasuna Sahid, Jakarta Selatan, Senin, 15 Februari 2016.

Dian pun mengaku bersyukur mendapat kesempatan langka tampil di ajang fashion show dunia. Selain perwakilan pertama dari Indonesia, ia juga merasa patut berbangga karena dapat mewakili desainer busana muslim pertama yang dapat menembus salah satu dari empat besar panggung peragaan busana dunia.

Pada panggung yang cukup bergengsi ini, Dian berkesempatan menampilkan 24 look yang bernuansa Autumn/Winter. Seluruh busana yang ditampilkan merupakan hasil dari kolaborasi tiga desainer. Bersama Odette Steele dan Nelly Rose Steward, dua desainer lulusan London College of Fashion yang mempelajari pasar busana muslim di Pekalongan, selama tiga bulan.

Seluruh rancangan disesuaikan dengan pasar Eropa yang lebih menyukai desain yang berpotongan lebih bersih. Tetapi tetap mempertahankan pemakaian material yang semua berasal dari Indonesia. Serta dikerjakan dengan sentuhan khas Indonesia berupa teknik jumputan, tenun, batik dan songket.

" Kalau model kita sesuaikan dengan market mereka jadi lebih ke winter. Cutting-nya ada coat, jacket dan long outer. Tapi kalau motif lebih dinamis, ke kontemporer modern," ungkap Dian.

Untuk permainan warna, kali ini Dian juga lebih menyesuaikan dengan pasar di London. Sehingga rancangan yang diberi nama 'Co Identity' lebih bernuansa bernuasa lebih gelap dan dewasa. Sedangkan untuk pemakian kain, ketiga menjatuhkan pilihan pada kain berbahan shifon, tenun dan Silk

" Banyak pakai tenun juga karena menyesuaikan market di sana. Warna gelap hitam dan putih karena sudah lebih dewasa juga jadi lebih netral dan universal," tutup Dian.

Beri Komentar