Dream - Tas tangan Hermes Birkin buatan Prancis merupakan simbol status bagi orang-orang kaya di seluruh dunia dan harganya bisa mencapai lebih dari US$100.000 atau Rp1,5 miliar.
Hermes tidak menjual tas langka itu kepada setiap konsumen yang datang ke tokonya. Tas hanya dijual ke loyal customer yang sebelumnya telah menghabiskan ratusan juta atau miliar untuk membeli aksesori dan barang lainnya dari Hermes sebelum bisa membeli Birkin.
Hal tersebut pembuat dua calon konsumen Hermes asal Amerika Serikat yaitu Tina Cavalleri dan Mark Glinoga melakukan class action atau gugatan. Mereka menggugat Hermes International, yang dianggap melanggar undang-undang antimonopoli Amerika Serikat.
Cavalleri dan Glinoga dalam gugatannya mengemukakan selama ini tas Birkin memang tidak tersedia untuk dibeli di situs web Hermes atau dipajang di tokonya. Para staf juga hanya menunjukkannya di ruang privat kepada pembeli “terpilih” yang “dianggap layak”.
Gugatan mereka diajukan di pengadilan federal di San Francisco, Amerika Serikat. Mereka mengklaim bahwa hal tersebut merupakan praktik bisnis yang tidak adil bagi toko umum dan pelanggaran undang-undang antimonopoli.
Cavalleri mengatakan dia menghabiskan ribuan dolar di Hermes, dan dipaksa membeli “produk tambahan untuk mendapatkan akses” ke tas Birkin. Dia mengaku tidak dapat membelinya pada bulan September 2022 dan diberitahu oleh Hermes bahwa tas tersebut dijual kepada “klien yang konsisten dalam mendukung bisnis kami”.
Sementara Glinoga mengungkap, ia “melakukan beberapa kali upaya untuk membeli tas Birkin, tetapi pada setiap kesempatan dia diberitahu bahwa dia perlu membeli barang dan aksesori lainnya”. Terkait gugatan tersebut, pihak Hermes International belum memberi tanggapan.
Gugatan tersebut menuduh Hermes menyusun kompensasi untuk rekanan penjualan dengan cara yang memperkuat apa yang mereka gambarkan sebagai “praktik melanggar hukum yang mengikat pembelian” tas Birkin ke produk lain.
Penggugat meminta ganti rugi dan ganti rugi yang tidak ditentukan serta perintah yang mengharuskan Hermes mengubah praktik penjualannya.
Tas Hermès Birkin selama ini jadi incaran para sosialita karena dianggap sebagai investasi. Kenaikan harga tahunan sangat signifikan. Pada awal 2023 terjadi peningkatan sebesar 8-10 persen pada model Birkin dan Kelly.
Ini berarti tas tersebut merupakan investasi yang cukup menjanjikan jika secara jangka panjang.
Gugatan tersebut menuduh Hermes menyusun kompensasi untuk rekanan penjualan dengan cara yang memperkuat apa yang mereka gambarkan sebagai “praktik melanggar hukum yang mengikat pembelian” tas Birkin ke produk lain.
Sumber: SCMP
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur