Dosis Kombinasi Dua Merek Vaksin Covid Tak Direkomendasikan

Reporter : Mutia Nugraheni
Jumat, 2 April 2021 16:30
Dosis Kombinasi Dua Merek Vaksin Covid Tak Direkomendasikan
Hingga saat ini penggunaan dua vaksin berbeda belum dilakukan dan dalam tahap penelitian.

Dream - Kebutuhan akan vaksin Covid-19 di seluruh dunia sangat tinggi. Sayangnya, jumlahnya masih sangat terbatas dan baru diberikan pada kelompok prioritas. Masalah distribusi dan penyimpanan juga jadi isu yang jadi perhatian.

Selama ini pembersian vaksin dosis pertama dan kedua, direkomendasikan selalu berasal dari produsen atau merek yang sama. Lalu bagaimana jika berasal dari merek yang berbeda?

Hingga saat ini penggunaan dua vaksin berbeda belum dilakukan dan dalam tahap penelitian. Dikutip dari Healthline, studi dilakukan di Inggris yaitu Com-COV, untuk melihat apakah dapat meningkatkan atau menurunkan keefektifan vaksin.

Menurut badan kesehatan resmi Ingris, NHS, penelitian dilakukan selama 13 bulan. Hal itu untuk melihat seberapa baik sistem kekebalan orang merespons setelah mereka " siap" dengan satu jenis vaksin dan kemudian ditingkatkan dengan yang lain.

 

1 dari 4 halaman

Peneliti ingin melihat seberapa kuat respons sistem kekebalan ketika dosis kedua dipisahkan dari dosis pertama dengan jumlah waktu yang berbeda. Peneliti juga akan menggunakan sampel darah dari sukarelawan untuk memantau efek dari rejimen dosis yang berbeda pada respons sistem kekebalan dan mencari reaksi merugikan tambahan untuk kombinasi vaksin ini.

Dua vaksin yang digunakan untuk penelitian ini adalah dari AstraZeneca dan Pfizer-BioNTech. NHS menambahkan bahwa jika lebih banyak vaksin disetujui untuk digunakan di Inggris Raya setelah penelitian ini dimulai, mereka dapat ditambahkan ke uji coba.

Hingga saat ini, tidak direkomendasikan untuk menggunakan dua vaksin berbeda untuk vaksinasi dosis pertama dan kedua. Pasalnya berdasarkan data keamanan yang tersedia vaksin Covid-19 tidak boleh dicampur kecuali ada situasi yang luar biasa, seperti kekurangan vaksin yang diterima orang pertama.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

2 dari 4 halaman

Hati-Hati! Vaksin Covid-19 Palsu dan Kartu Vaksin Dijual di Darknet

Dream - Kebutuhan vaksin Covid-19 yang terus meningkat dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Menurut laporan terbaru, sudah banyak penjualan vaksin Covid-19 palsu melalui darknet yang sangan mudah diakses.

Laporan perusahaan keamanan IT, Check Point Research (CPR), terlihat lonjakan 300 persen dalam iklan vaksin palsu selama tiga bulan terakhir. Banyak penjual yang menyamar sebagai merk Johnson & Johnson, AstraZeneca, Sputnik, dan SinoPharm.

" Jelas bagi kami bahwa target audiens untuk vendor vaksin darknet sebenarnya adalah dealer, bukan cuma masyarakat luas," ujar Ekram Ahmed, juru bicara di Check Point, dikutip Fox News.

3 dari 4 halaman

Pembayaran Lewat Bitcoin

Check Point mencoba membeli vaksin. Vendor pertama kali bersikeras menggunakan layanan terenkripsi end-to-end. Kemudian Check Point mulai mengobrol dengan vendor, yang meyakinkan bahwa mereka akan mendapatkan vaksin dan suhu akan diatur selama pengiriman.

Kemudian vendor tersebut meminta pembayaran melalui Bitcoin. Untuk harga vaksin berkisar antara US$ 500 atau Rp7,2 jutaan dan US$ 600 atau Rp8,7 jutaan. Demikian dilansir New York Post, Rabu 31 Maret 2021.

" Kami membayar dan mereka memberi kami nomor pelacakan FedEx. Transaksi dilakukan minggu lalu dan kami belum mendapatkan vaksin yang kami pesan," ungkap Ahmed.

Tak hanya vaksin, para vendor di Darknet juga menjual kartu vaksin palsu dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit seharga US$ 200 atau sekitar Rp2,9 jutaan per kartu.

4 dari 4 halaman

Jaminan Test Negatif Covid-19

Tak hanya penjualan vaksin palsu dan kartu vaksin, vendor darknet juga menjual hasil tes Covid-19 negatif yang bisa dibuat sendiri dalam waktu kurang dari 30 menit. Untuk harga, dijual sekitar US$ 25 atau setara Rp360 ribuan.

Vendor mengklaim bahwa pihaknya bisa melakukan tes Covid-19 bagi pelancong di luar negeri dan untuk mendaptkan pekerjaan. Hasil test bisa selesai dalam waktu kurang dari 24 jam.

Awal tahun ini, Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission/FTC) mengeluarkan peringatan tentang penipuan vaksin Covid-19.

" Jangan membayar untuk mendaftar vaksin. Siapa pun yang meminta pembayaran untuk memasukkan kamu ke dalam daftar, membuat janji, atau memesan tempat adalah penipu," kata FTC.

Sumber: New York Post

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar