(Foto: Agnia Punjabi)
Dream - Kehadiran pendamping pernikahan atau lazim dikenal bridesmaid bukan lagi hal asing di Indonesia. Biasanya, mereka yang ditunjuk sebagai bridesmaid selalu mengenakan pakaian dengan corak yang sama.
Bahkan, persiapan busana bridesmaid tak kalah hebohnya dengan baju pengantin. yang didampingi. Dilansir Thelist.com, selama berabad-abad, para pengiring pengantin mengenakan gaun yang sama di hari spesial orang yang mereka sayangi.
Dulunya, baju para pengantin dipilih dengan tone yang senada dengan tema besar pernikahan. Tetapi kini, trennya mengalami perubahan ke arah yang berlawanan.
Para pendamping pengantin biasanya mengenakan warna yang jauh berbeda dari busana yang dikenakan pengantinnya sendiri.
Tapi, pernahkah kamu berpikir darimana tradisi ini berasal? Mengapa mereka harus mengenakan baju yang sama dan selalu terlihat kompak di setiap upacara pernikahan?
Budaya pernikahan dan pemakaman kerajaan
Dalam sebuah wawancara dengan The Independent, pakar sejarah fashion dan tekstil dari University of Brighton, Lou Taylor, mengatakan, tradisi itu bermula pada saat pernikahan Ratu Victoria di tahun 1841. Saat itu, para petugas mengenakan gaun putih, mirip dengan yang dikenakan sang ratu.
Hal ini berkembang menjadi budaya di seluruh dunia. Para pengiring pengantin akan mengenakan gaun yang indentik dengan pernikahan keluarga kerajaan Inggris.
Pernikahan kerajaan berlaku seperti pemakamaan, ditangani dengan cermat dan banyak mendapat dukungan publik untuk keluarga kerajaan. Lord Chamberlain mendikte apa yang harus diikuti petugas dalam upacara pemakaman.
Tradisi ini kemudian terbawa saat Ratu Victoria memilih agar semua pelayannya mengenakan gaun putih off the shoulder. Dilengkapi dengan bunga-bunga putih yang terselip di belakang telinga kanan mereka.
Mengusir roh jahat
Dalam sebuah wawancara dengan Brides, Anne Bank mengatakan pada awalnya pengiring pengantin diminta untuk berpakaian identik dengan mempelai perempuan. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi pasangan dari roh jahat.
Menurut orang-orang zaman dulu, roh akan bingung dan tidak yakin siapa yang akan menjadi pengantin mereka di antara perempuan-perempuan itu.
Mencegah penculikan
Alasan lainnya yaitu untuk membuat bingung penculik yang ingin membawa pergi mempelai wanita. Para penculik bisa saja terdiri dari mantan pacar atau keluarga yang tidak setuju.
Apalagi, dahulu kala para calon pengantin di Roma Kuno dan China harus menempuh perjalanan jauh dari kampung halaman mereka.
Agar tidak mengalahkan kecantikan pengantin
Lou Taylor menambahkan alasan lainnya, yaitu agar para wanita tidak berusaha untuk menyaingi kecantikan si pengantin wanitanya. Kain, potongan, warna, gaya bahkan perhiasan dan sepatu harus diatur demi membuat pengantin wanita terlihat paling bersinar di antara yang lainnya.
Terlihat lebih bagus saat difoto
Para pengantin perempuan harus mengenakan baju yang seragam demi alasan yang sepele. Yaitu, agar foto-foto yang dihasilkan lebih sedap dipandang.
Pengantin perempuan harus memastikan ia memiliki background foto yang seragam sehingga gaun pengantin akan terlihat bagus saat difoto. Dengan mengurangi warna, maka pandangan mata akan fokus pada sang pengantin.
Advertisement
Kisah Sukses Penyintas Kanker Bangun Kedai Burger, Cuma Jual 30 Porsi tapi Selalu Laris
Donald Trump Tebar Pujian Lagi ke Presiden Prabowo Subianto: 'Sosok Luar Biasa dari Indonesia'
Intip Gaji Pramugari di Indonesia, Penasaran?
7 Pantai Dekat Jakarta yang Cocok untuk Pelepas Penat
Saatnya Gen Z untuk Shine & Unstoppable di Yamaha Youth Community Got Talent 2025
Energi Baru dari #TwistLickDance, Kolaborasi Penuh Warna antara OREO dan BABYMONSTER
Orang Korea Dagang Cilok Keliling, Netizen: Kita `Jajah` Bangsa Lain Via Jajanan
13 Komunitas Kanker di Indonesia, Beri Dukungan Luar Biasa Bagi Para Penyintas
Rahasia Tubuh Ramping dan Sehat Jisoo BLACKPINK, Bukan Hasil Diet Ketat!
Kisah Sukses Penyintas Kanker Bangun Kedai Burger, Cuma Jual 30 Porsi tapi Selalu Laris