Ilustrasi/ Foto: Shutterstock
Dream - Menjaga level pH di organ intim agar selalu dalam kadar normal sangat penting dan hal ini seringkali tak disadari kaum perempuan. Istilah pH sendiri adalah merujuk pada derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan larutan.
Dikutip dari KlikDokter.com, kadar keasaman (pH) punya dampak terhadap terbentuknya ekosistem vagina yang sehat. Mempertahankan pH vagina sesuai dengan yang semestinya sangat penting demi menjaga kesehatan organ kewanitaan.
Perubahan pH vagina dapat merusak keseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat. Jika bakteri baik berkurang tentu saja bakteri jahat akan merajalela, begitupun sebaliknya. Akibatnya, dapat memicu keputihan yang tidak normal.
Keseimbangan bakteri yang terganggu dan pH vagina yang berubah paling sering menimbulkan keluhan berupa keputihan yang tidak normal (patologis). Berikut adalah beberapa fakta tentang pH vagina yang perlu diketahui oleh para wanita:
- Kisaran normal pH adalah 0-14. Kurang dari 7 dianggap asam, sedangkan lebih dari 7 dianggap basa
- Kadar pH normal vagina berkisar antara 3.8-4.5, yang termasuk dalam pH asam
- Kisaran pH normal ini dapat berubah pada wanita yang telah mengalami menopause atau akan mengalami menstruasi, yaitu bisa di atas 4.5, yang mana angka tersebut masih dalam batas wajar.
Ketika pH terus-menerus berada di atas angka 4.5, tentu ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan vagina. Lalu apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan pH vagina terganggu.
1. Haid
Ketika sedang haid, pH vagina dapat meningkat. Ini karena darah yang keluar akan tertampung selama beberapa saat di pembalut atau tampon yang digunakan. Untuk itu, usahakan sering mengganti pembalut atau tampon sesering mungkin. Apalagi jika volume darah haid sedang banyak-banyaknya.
2. Cuci Vagina
Mencuci vagina menggunakan sabun atau bahan kimia yang tidak sesuai dengan pH vagina akan merusak kesehatan vagina. Selain itu, terlalu sering melakukan douching (menyemprotkan cairan pembersih dalam vagina) juga tidak dianjurkan.
Douching dengan menggunakan cairan yang terdiri dari campuran berbagai bahan kimia, seperti air, baking soda, cuka, pewangi, dan cairan antiseptik dapat merusak pH serta membunuh bakteri baik yang menjaga organ kewanitaan dari infeksi.
3. Seks Tanpa Kondom
Cairan mani atau semen bersifat basa, yaitu 7.1-8. Kontak dengan vagina tentu akan memengaruhi kondisi pH-nya. Perubahan pH vagina pasca berhubungan intim dapat bertahan selama 10-14 jam setelahnya.
4. Vaginosis Bakterialis
Vaginosis bakterialis disebabkan oleh pertumbuhan bakteri anaerobik pada vagina. Ciri-cirinya adalah keputihan berwarna kuning hingga kehijauan, disertai gatal, dan berbau amis. Kondisi vaginosis bakterialis lebih sering terjadi pada wanita yang aktif berhubungan seksual.
6. Usia
Penelitian menemukan, perepuan menjelang masa menopause mengalami peningkatan pH vagina. Penurunan estrogen semasa menopause dapat menyebabkan pH vagina meningkat mencapai 5.3.
Selain itu, remaja yang baru saja mulai haid cenderung memiliki siklus haid yang tidak normal akibat adaptasi hormon reproduksi. Hal ini juga meningkatkan risiko naiknya pH di organ intim.
Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Dream – Secara alami, vagina menampung berbagai jenis bakteri dalam level yang seimbang. Saat keseimbangannya terganggu maka masalah dapat terjadi. Kondisi tersebut akan memicu masalah infeksi vagina yang disebut Bacterial Vaginosis (BV).
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention/ Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat), BV merupakan keluhan pada vagina yang palling umum dan sering terjadi pada wanita usia 15-44 tahun.
" BV merupakan ketidakseimbangan bakteri pada vagina. Tanda BV yang paling mudah ditemui adalah keputihan yang cair, dengan warna yang sedikit keabu-abuan dengan bau tak sedap," ujar Jonathan Schaffir, MD, seorang dokter obstetri dan ginekologi, Pusat Medis Wexner Universitas Negeri Ohio, dikutip dari PopSugar.
Ia menyatakan bahwa bakteri yang dapat menyebabkan BV berada di vagina secara normal, tapi ‘bakteri baik’ yang ada di vagina akan menekan ‘bakteri buruk’ dan membantu mencegahnya tumbuh di luar kendali.
“ Cara apa yang digunakan untuk mengukur dan membuat (bakteri) menjadi tidak seimbang belum diketahui hingga kini, dan juga tidak jelas mengapa sebagian wanita tidak pernah terkena (BV) dan mengapa lainnya terkena,” ujar Schaffir.
Hingga kini tidak ada cara terbaik yang diketahui untuk mencegah BV karena cara penyebarannya pun belum sepenuhnya dipahami. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu menjaga vagina tetap sehat dan mengurangi risiko level bakteri tak seimbang.
Jangan lakukan vagina douching
Jangan menyemprot atau mencuci bagian dalam saluran vagina menggunakan cairan pembersih, karena vagina memiliki sistem pembersihan secara alami. Membilasnya dengan sabun akan mengganggu proses alaminya dapat mengganggu keseimbangan bakteri di vagina. Cara aman untuk membersihkan vulva, atau area genital eksternal, adalah hindari produk pembersih yang wangi karena bisa mengiritasi area intim.
Dokter Schaffir menjelaskan membersihkan vagina dari depan ke belakang selain menjaga bakteri baik yang hidup di dalam vagina, juga tidak membawa bakteri dari luar. Selain itu menurut Mayo Clinic, menyeka vagina dari depan ke belakang setelah buang air kecil juga dapat membantu anda untuk mengurangi risiko terkena infeksi saluran kencing.
Gunakan pakaian dalam yang pas dan sejuk
Dr. Schaffir menyebutkan bahwa pakaian dalam yang pas dan sejuk akan menghindari vagina dari lembap. Ia menambahkan bahwa pakaian dalam yang ketat juga dapat menarik bakteri ke dalam lubang vagina dan membuat lembap yang dapat menciptakan lebih banyak tempat bagi bakteri untuk berkembang.
Pilih pakaian dalam dengan bahan serat alami, seperti katun yang cenderung lebih sejuk dari bahan lainnya. Ia juga mengatakan bahwa kain yang sejuk dapat membantu mengurangi pertumbuhan bakteri yang juga akan meminimalkan risiko BV.
Laporan: Anzila Riskia Putri
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta