© 2025 Https://www.dream.co.id
Dari sekadar menjual matras yoga hingga menjadi brand lokal yang siap melangkah ke panggung global, Happy Fit punya cerita perjalanan yang inspiratif. Berawal dari tahun 2017, Happy Fit hadir sebagai solusi olahraga rumahan lewat produk home workout seperti dumbbell, resistance band, dan matras. Namun, segalanya berubah drastis saat pandemi 2020 datang—momen yang justru menjadi turning point terbesar mereka.
Patricia, yang kini menjabat sebagai Managing Director Happy Fit, bergabung di tahun penuh tantangan itu. “ Waktu itu masih tiga orang di tim. Aku pegang Head of Operations, serba bisa—dari HR, finance, sampai warehouse,” ujarnya sambil tertawa. Tapi dari sinilah proses membangun fondasi yang solid dimulai. “ Yang penting waktu itu, produk jalan, omset naik, dan orang makin aware sama pentingnya olahraga.”
Tak mau puas dengan kesuksesan temporer, Happy Fit memperluas cakupan bisnisnya ke kategori activewear di 2021. “ Kita lihat peluang besar. Karena kalau matras itu ya, beli sekali bisa bertahan lama. Tapi baju olahraga? Cewek pasti pengen model yang lucu, cutting pas, warna kekinian,” tambah Patricia. Produk mereka pun makin beragam, dari legging high-support, sport bra breathable, sampai flare pants yang jadi primadona.
Keunggulan Happy Fit bukan cuma di kualitas dan kenyamanan, tapi juga di jumlah SKU yang gila-gilaan. “ Kita tuh lengkap banget. Matras aja variannya banyak, dari NBR, PU, sampai PVC. Activewear kita mostly dari bahan nylon, lycra, dan spandex, dengan fitur-fitur seperti UV protection dan quick-dry,” jelasnya.
Namun Happy Fit bukan sekadar soal produk. Patricia punya visi besar: menjadikan brand ini sebagai one-stop shop untuk semua kebutuhan gaya hidup aktif. “ Kita pengen bukan cuma jual baju olahraga, tapi juga bisa menjangkau pria, anak-anak, bahkan lansia. Kita lagi proses rebranding juga biar image-nya lebih universal, gak cewek banget.”
Strategi mereka juga shifting. Dari hanya fokus di online, kini Happy Fit mulai membangun koneksi yang lebih personal lewat komunitas. “ Kalau dulu kita banyak event bareng KOL, sekarang kita mulai undang langsung customer loyal, top spender, biar kita tahu insight mereka dan ngebentuk komunitas yang solid.”
Ketika ditanya soal tantangan dari brand global dan banjir produk impor murah, Patricia menjawab mantap, “ Kita gak mau perang harga. Kita bangun branding dan value. Kita mau bikin orang bangga pakai Happy Fit, bukan karena murah, tapi karena mereka percaya sama kualitas dan visi kita.”
Harga produk mereka masih relatif terjangkau, mulai dari Rp269.000 sampai Rp429.000 untuk activewear. Bahkan, hingga 2025 mereka masih berjuang mempertahankan harga lama meskipun biaya produksi dan marketing terus naik.
Kini, tim Happy Fit sudah berkembang jadi lebih dari 30 orang. “ Dari yang cuma bertiga, sekarang timnya makin solid. Dan itu semua kita build dari nol,” ujar Patricia dengan bangga.
Perjalanan Happy Fit bukan sekadar soal jualan produk. Ini tentang bagaimana sebuah brand lokal berjuang untuk dikenal, dipercaya, dan dicintai. Visi mereka jelas: menjadikan Happy Fit sebagai brand olahraga dan lifestyle kebanggaan Indonesia. Dan dari semangat serta konsistensi yang ditunjukkan timnya, sepertinya impian itu bukan hal yang mustahil.
Kisah inspiratif Happy Fit ini tersambung berkat team Shopee Indonesia—platform yang turut jadi bagian penting dari perjalanan brand ini. Patricia mengaku bahwa awal mula dirinya bergabung dengan Happy Fit adalah berkat ajakan dari tim Shopee Indonesia. Dan tentu saja, seluruh produk Happy Fit bisa dengan mudah ditemukan dan dibeli di Shopee.
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur