Shutterstock
Dream - Kementerian Kesehatan memperingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk mewaspadai perkembangan penyakit Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak. Kementerian yang bertugas menjaga kesehatan masyarakat ini bahkan sudah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada pengelola rumah sakit dan dinas kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataannya mengatakan kasus hepatitis akut ini menyerang anak berusia kurang dari 16 tahun. Meski sudah diketahui jenis penyakitnya, para peneliti dan dokter masih belum mengetahui sumber penyebabnya.
Pemicu penyakit hepatitis akut ini diketahui bukan disebabkan paparan virus hepatitis A hingga E. Sejauh ini ada 169 kasus yang dilaporkan kepada WHO, dengan 81 kasus berasal dari Inggris. Mayoritas terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.
Sampai saat ini, Kementerian Kesehatan masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.
Meski belum diketahui pasti penyebab penyakit Hepatitis Akut pada Anak, dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp.A, dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI menyebutkan bahwa dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV dll. Virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
Penting untuk mengenali gejala penyakit ini. Terdapat beberapa gejala yang terjadi pada pasien Hepatitis Atersebut, yaitu sebanyak 58 persen kasus mengalami mual dan muntah diare ikterus (kuning di kulit dan mata).
Prof Hanifah menyebutkan secara umum gejala awal penyakit Hepatitis Akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.
Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.
Prof Hanifah menekankan jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah sangat berat.
“ Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat,” kata Prof Hanifah.
Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelematkannya sangat kecil.
Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala Hepatitis Akut sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis.
Untuk mencegah risiko infeksi, Prof Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
“ Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang,” jelas Peneliti di RSCM dan FK UI ini dalam keterangan pers yang dikutip dari website yang sama.
Selain itu, sebaiknya menggunakan alat makan sendiri-sendiri, menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat, memakai masker dan menjaga jarak.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN