Ilustrasi
Dream - Pernah merasa dibuat jengkel dengan kelakuan tetangga yang memicu pertengkaran? Jika demikian, mulai kini anda harus berusaha 'berdamai' dengan kelakuan tetangga yang kerap membuat emosi. Mengapa demikian?
Dalam sebuah penelitian terbaru terungkap kondisi harmonis antara dengan tetangga berpengaruh pada kesehatan jantung. Tetangga yang baik akan menjadikan hidup keluarga menjadi lebih sehat.
Penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah merupakan penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Menurut Global Burden sedikitnya ada 15 juta jiwa meninggal dunia pada tahun 2010 akibat dua penyakit tersebut.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim dari University of Michigan terhadap 5.276 orang berusia di atas 50 tahun di Amerika Serikat, yang tidak memliki riwayat sakit jantung mencatatkan temuan terbaru. Selama empat tahun penelitian, sekitar 148 wanita menikah berusia 70 tahun didapati mengalami serangan jantung.
Pada penelitan terdahulu, banyak yang merasa gangguan kesehatan pada jantung banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti konsumsi makanan cepat saji, polusi udara, penggunaan narkotika, kekerasan, vandalisme, dan kebisingan. Dalam penelitian lanjutan, tim peneliti dari University of Michigan mendapat faktor baru yakni keharmonisan hidup dengan tetangga.
Di awal penelitan, para responden diminta memberikan poin satu hingga tujuh untuk mencerminkan sejauh mana mereka merasa menjadi bagian dari lingkungan. Seperti mengandalkan tetangga dalam kondisi darurat dan keramahan dengan tetangga. Di akhir penelitan, tim menemukan setiap individu memberi nilai tujuh dari tiap poin pertanyaan yang menandakan adanya risiko serangan jantung berkurang dalam kurun waktu empat tahun.
" Memiliki tetangga yang baik dan merasa terhubung dengan orang lain dalam komunitas lokal, dapat membantu mengatasi risiko serangan jantung seseorang," kata sebuah pernyataan yang menyertai sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat seperti diwartakan Emirates247.
Meski mendapati faktor baru yang mempengaruhi kesehatan jantung seseorang, masih ada keterbatasan dalam studi ini. Para peneliti tidak memiliki akses ke riwayat kesehatan keluarga yang kemungkinan pernah menderita penyakit jantung dan stroke. (Ism)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Clara Shinta Ungkap Rumah Tangganya di Ujung Tanduk, Akui Sulit Bertahan karena Komunikasi Buruk
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu