Ini Bahaya Minum Susu Mentah!

Reporter : Sandy Mahaputra
Rabu, 1 April 2015 08:45
Ini Bahaya Minum Susu Mentah!
Sebelumnya orang disarankan untuk minum susu mentah yang mengandung antibodi, protein, dan bakteri yang lebih alami dari susu pasteurisasi, tapi rupanya...

Dream - Kecenderungan untuk minum susu segar yang tidak diolah lebih dahulu alias mentah dapat menimbulkan risiko penyakit.

Menurut studi terbaru, susu mentah membuat orang 100 kali lebih mungkin untuk terkena penyakit ketimbang susu yang sudah dipasteurisasi.

Susu mentah telah dikaitkan dengan lebih dari setengah penyakit yang berasal dari semua makanan berbahan dasar susu, meski hanya sekitar 3,5 persen dari populasi di AS meminumnya.

Sebelumnya orang disarankan untuk minum susu mentah yang mengandung antibodi, protein, dan bakteri yang lebih alami dari susu pasteurisasi yang lebih sehat, bersih, dan rasanya lebih enak. Mereka berpendapat pasteurisasi menghilangkan nutrisi penting, seperti asam folat.

Namun studi baru menunjukkan adanya risiko pada susu mentah daripada manfaatnya.

Peneliti mengklaim orang yang mengkonsumsi susu mentah berisiko terkontaminasi mikroba yang umum ditemukan dalam susu. Termasuk spesies Salmonella, Campylobacter, dan Listeria serta mikroba yang paling berbahaya, E. coli.

Bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan pada manusia, seperti diare, muntah, kram, demam, dan kadang-kadang konsekuensi lebih serius seperti gagal ginjal atau kematian.

" Risiko mengkonsumsi susu mentah sudah banyak dikupas dalam literatur ilmiah dan dalam beberapa kasus dapat memiliki konsekuensi parah atau bahkan fatal," kata Cissy Li, mahasiswa pascasarjana ilmu kesehatan lingkungan di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health dikutip Dream.co.id dari Daily Mail, Rabu 1 April 2015.

" Berdasarkan temuan kami, kami tidak menyarankan untuk mengkonsumsi susu mentah, terutama di kalangan populasi yang rentan seperti orangtua, orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu, wanita hamil, dan anak-anak."

Pasteurisasi susu dilakukan dengan pemanasan untuk menghancurkan mikroba dalam susu yang berasal dari kontaminasi tinja, kesalahan pengolahan susu, ambing sapi, atau sumber lain. Susu harus diperlakukan tertutup rapat untuk mencegah kontaminasi ulang.

Para peneliti di Johns Hopkins Center for a Livable Future melakukan analisis terhadap 81 artikel jurnal ilmiah,

" Pada akhirnya, literatur ilmiah menunjukkan bahwa risiko penyakit bawaan makanan susu mentah, 100 kali lebih besar daripada risiko penyakit bawaan makanan dari susu pasteurisasi," kata penulis laporan Benjamin Davis, juga seorang mahasiswa pascasarjana dalam ilmu kesehatan lingkungan.

Meskipun potensi manfaat konsumsi susu mentah butuh penyelidikan lebih lanjut, namun tim peneliti percaya, dari sudut pandang kesehatan masyarakat, pilihan yang jauh lebih aman adalah mencegah minum susu mentah.

Studi ini menindaklanjuti insiden pada tiga peternakan yang menjual susu mentah yang menyebabkan keracunan E.coli pada lima anak berusia 1 sampai 12 tahun dan 1 orang dewasa berusia 28 tahun.

Tahun lalu, Food Standards Agency di Inggris menghentikan penjualan susu sapi mentah siap minum dan produk yang terbuat dari susu, termasuk keju, dari tiga peternakan tersebut. (Ism) 

1 dari 3 halaman

Arsenik Tinggi di Susu Formula

Arsenik Tinggi di Susu Formula © Dream

Dream - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kadar arsenik pada bayi yang diberi asupan susu formula jauh lebih tinggi dibanding bayi yang minum air susu ibu atau ASI. Penelitian itu menemukan data kadar arsenik dalam urine bayi yang mengonsumsi susu formula 7,5 kali lebih tinggi dari bayi yang diberi ASI.

Penelitian itu dipublikasikan pada jurnal Environmental Health Perspectives, Senin 23 Februari 2015. Sampel penelitian ini adalah 72 bayi di wilayah timur laut New Hampshire, Amerika Serikat.

Tak hanya bayi, penelitian ini juga menguji ASI dari sembilan ibu. Hasilnya, juga ditemukan unsur arsenik pada ASI. Namun kadarnya jauh lebih rendah daripada susu formula.

Menurut para peneliti, arsenik pada tubuh bayi tak hanya datang dari bubuk susu formula saja. Kadar yang lebih tinggi justru datang dari air keran. Namun, keduanya memberikan kontribusi paparan arsenik signifikan pada tubuh bayi.

Dengan hasil studi ini, para peneliti merekomendasikan agar para ibu menyusui anak-anaknya dengan ASI, sehingga mencegah paparan arsenik dalam kadar yang cukup tinggi.

“ Ini adalah manfaat penting menyusui bagi kesehatan masyarakat,” tutur penulis penelitian ini, Kathryn Cottingham, sebagaimana dikutip Dream dari Al Arabiya.

Arsenik memang banyak ditemukan dalam batuan dasar dan sering mengkontaminasi air sumur. Zat ini bisa memicu munculnya kanker dan disebut-sebut memiliki andil dalam kematian janin, penurunan berat badan saat lahir, serta masalah dengan perkembangan otak

2 dari 3 halaman

Susu Sapi dan Kambing, Sehat Mana?

Susu Sapi dan Kambing, Sehat Mana? © Dream

Dream - Kebutuhan protein hewani dalam susu menyimpan banyak kebaikan untuk tubuh. Ada dua jenis susu yang lazim dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia yakni susu sapi dan susu kambing.

Baik susu kambing maupun sapi sama-sama menyimpan kandungan kalori, lemak, kalsium, vitamin dan folat yang baik untuk tubuh. Mengutip lamam Healthmeup, berikut kandungan nutrisi yang terkandung dalam susu sapi dan susu kambing.

Susu Sapi
Secangkir susu sapi memiliki kandungan 149 kalori atau lebih rendah dibandingkan susu kambing, namun lemaknya lebih rendah yakni 8 gram. Kandungan vitamin B12 pada susu sapi lebih banyak yakni sebesar 18% dan folat 3%.

Ada beberapa masyarakat yang alergi saat meminum susu sapi, terutama pada anak-anak. Efek samping alergi ini antara lain muntah, diare, ruam kulit, hingga yang serius bisa membuat syok anfilaksis. Kandungan molekul lemak pada susu sapi lebih besar, sehingga lebih sulit untuk dicerna tubuh.

Susu sapi juga memiliki kandungan laktosa yang lebih tinggi dengan intoleransi laktosa dapat menyebabkan kram, kembung, mual, hingga diare. Setidaknya tubuh memerlukan waktu 2 jam untuk mencerna satu cangkir susu sapi.

Susu Kambing
Berbeda dengan susu sapi, secangkir susu kambing mengandung 168 kalori dengan lemak sekitar 10 gram. Kalsium susu kambing lebih tinggi dibandingkan susu sapi yakni 33%.

Kandungan vitamin B12 pada susu kambing hanya sekitar 2,8% dan vitamin C sebesar 5% telah mampu memenuhi kebutuhan vitamin C dalam sehari.

Karena kandungan proteinnya, susu kambing lebih sedikit memicu alergi. Tingkat alpha s1 kasein yang memicu reaksi alergi pada susu kambing sekitar 89% lebih sedikit dibandingkan susu sapi.

Sejumlah peneliti juga mendapati struktur susu kambing lebih mendekati struktur ASI. Hal tersebut karena kandungan laktosa (gula susu) lebih rendah dibandingkan susu sapi hingga aman bagi pencernaan.

Molekul lemak dalam susu kambing juga lebih kecil hingga proses pencernaan lebih cepat dan halus untuk memproduksi energi. Tubuh hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk mencerna secangkir susu kambing.

3 dari 3 halaman

Dampak Buruk Susu

Dampak Buruk Susu © Dream

Dream - Minum susu secara teratur diyakini dapat membuat tubuh tetap sehat dan bugar. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan terlalu banyak minum susu justru dapat berakibat buruk bagi kesehatan tubuh.

Memang tidak dipungkiri jika sejumlah penelitian terdahulu menunjukkan kandungan kalsium dalam susu bisa memperkuat tulang dan mencegah osteoporosis. Namun studi terbaru ini justru mendapati minum susu dalam jumlah besar justru tidak dapat mencegah seseorang dari resiko patah tulang.

Riset yang melibatkan 45 ribu laki-laki dan 61 ribu perempuan di Swedia yang minum susu sekitar tiga gelas sehari, justru lebih beresiko mengidap sejumlah penyakit. Pada perempuan yang minum tiga gelas susu atau lebih setiap hari beresiko dua kali lebih besar mengidap penyakit kardiovaskular. Dan 44 persen peningkatan risiko kanker dibanding perempuan yang minum kurang dari satu gelas susu perhari.

Sementara untuk pria dewasa, resiko kematian meningkat 10 persen lebih besar ketika mereka minum tiga gelas atau lebih susu per hari. Namun penelitian ini masih harus dikembangkan karena harus dikaitkan dengan faktor genetis, untuk membandingkan dengan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Perempuan yang minum susu berlebihan meningkat sekitar 16 persen menderita patah tulang dan resiko patah pinggul hingga sebesar 60 persen. Sementara dua resiko ini justru tidak terlalu berpengaruh signifikan pada kaum Adam.

" Kandungan gula pada susu khususnya laktosa dan galaktosa beresiko meningkatkan peradangan hingga dalam kurun waktu tertentu, beresiko membuat seseorang mengalami penyakit kardiovaskular hingga berujung pada kematian," tulis Karl Michaelsson, seorang profesor di Departemen Ilmu Bedah di Universitas Uppsala Swedia seperti dikutip Everyday Health, 12 November 2014.

Para peneliti juga melaporkan, asupan tinggi pada produk susu fermentasi dengan kadar laktosa rendah seperti yoghurt dan keju justru mampu meningkatkan resiko kematian dan fraktur tulang. Hasil penelitian ini masih akan dikaji lebih lanjut, karena dapat menjadi pedoman gizi dan penyusunan program diet baru untuk jangka panjang. (Ism)

Beri Komentar