Cuma 5% Wanita yang Sadar 2 Cara Deteksi Dini Ini Bisa Cegah Kanker Payudara Makin Parah

Reporter : Okti Nur Alifia
Sabtu, 23 April 2022 16:01
Cuma 5% Wanita yang Sadar 2 Cara Deteksi Dini Ini Bisa Cegah Kanker Payudara Makin Parah
Ada SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis).

Dream - Deteksi dini menjadi hal yang sangat penting untuk pencegahan kondisi kanker ke stadium lanjut dan mempercepat pengobatan. Upaya ini juga bisa dilakukan pada pengidap kanker payudara yang merupakan jenis penyakit kanker dengan jumlah terbanyak di Indonesia.

Berdasarkan data dari Globocan 2020, kasus kanker payudara di tanah air menunjukkan angka 68.858 atau (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Bahkan kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa.

Sayangnya hanya 5 persen dari para perempuan yang menyadari pentingnya melakukan tindakan deteksi dini kanker payudara. Padahal deteksi dini mampu menghindari kanker payudara yang telah masuk stadium 1 dan 2, dari kemoterapi.

“ Deteksi dini kanker payudara dapat meningkatkan prognosis dan mengurangi biaya pengobatan. Contohnya pada pasien dengan kanker payudara yang telah masuk stadium 1 dan 2, sekitar 70% dapat terhindar dari kemoterapi. Sehingga deteksi dini sangatlah penting.” kata Dokter Spesialis Bedah, dr. Rika Lesmana, SpB, dalam konferensi pers di Rumah Sakit Brawijaya-Saharjo, Kamis, 21 April 2022.

Deteksi dini dilakukan agar wanita dapat menemukan keabnormalan pada payudara seperti benjolan dan tanda-tanda lain sedini mungkin. Ada 2 cara deteksi dini, yakni SADARI dan SADANIS.

1 dari 3 halaman

SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

SADARI adalah deteksi dini yang dilakukan oleh wanita itu sendiri tanpa bantuan orang lain. Dengan metode ini wanita dapat menjadi yang pertama menemukan kejanggalan pada payudaranya sendiri.

" Kenapa harus memeriksa payudara sendiri? Karena kita sendiri yang mengetahui kondisi payudaranya. Sehingga kalau ada perubahan atau ada sesuatu yang tidak biasanya, diharapkan wanita itu sendiri yang pertama kali menemukannya,” kata Rika.

" Pada saat SADARI ini ketahuan kok kayaknya ada benjolan, ini benjolan apa bukan, sebenarnya itu tidak harus dikhawatirkan. Tujuannya sebenarnya untuk menemukan tanda-tanda lain atau keabnormalan pada payudara," lanjutnya.

Kapan dilakukan SADARI?

Melakukan SADARI bisa dilakukan sebulan sekali setelah haid, semenjak wanita mulai mendapatkan haid pertama atau pada usia 12 tahun. Serta pada perempuan yang sudah menopause bisa dilakukan dengan mengingat tanggal menstruasi setiap sebulan sekali.

" Kapan harus melakukan SADARI? Simple aja sebulan sekali kurang lebih satu minggu setelah menstruasi," ujar Rika.

" Pada perempuan yang sudah menopause, satu sebulan sekali dengan tanggal yang sama, boleh dihitung-hitung tanggal menstruasinya dulu kapan atau enggak setiap tanggal 1, sebulan sekali," sambungnya.

2 dari 3 halaman

SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis)

Deteksi dini selanjutnya adalah SADANIS, yang dibantu dengan pemeriksaan medis. SADANIS yang berkaitan dengan konsultasi ke dokter, bukanlah hal yang perlu ditakuti. Justru hal tersebut juga penting sebagai pencegahan kanker payudara.

" Tetapi memang tetap perlu juga pemeriksaan payudara klinis atau disebut juga SADANIS. Nah, pemeriksaan SADARI dan SADANIS tujuannya bukan untuk menakut-nakuti," kata Rika.

SADANIS juga berhubungan dengan perempuan yang memiliki tipe jaringan payudara yang berbeda-beda. Sebagian memiliki jaringan dense breast sedangkan lainnya memiliki jaringan fatty breast

 

3 dari 3 halaman

Teknologi yang Bantu Deteksi Dini Lebih Cepat

Hal tersebut membutuhkan teknologi seperti mammografi dan ultrasound yang membantu dokter mendiagnosis secara presisi. Serta yang terbaru yakni Invenia ABUS 2.0 yang mendeteksi kanker payudara lebih dari 37 persen.

“ Jika digunakan bersama dengan mammografi, Invenia™ ABUS 2.0 dapat mendeteksi lebih dari 37% kanker payudara, bahkan pada perempuan dengan jaringan dense breast,” kata Presiden Direktur Rumah Sakit Brawijaya-Saharjo, dr Chammim, SpOG (K).

Invenia ABUS 2.0 dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, memberikan hasil yang akurat. Bersama dengan mammografi, kanker dapat lebih cepat terdiagnosa dan pasien dapat langsung mendapat penanganan.

Beri Komentar